JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melesat pada perdagangan kemarin. Namun secara mingguan, harga CPO mengalami koreksi.
Kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia ditutup di MYR 5.617/ton. Melonjak 1,89% dari posisi hari sebelumnya.
Kenaikan ini terjadi setelah harga turun selama dua hari perdagangan beruntun. Dalam dua hari tersebut, harga CPO berkurang 2,04%.
Perdagangan di Bursa Malaysia pekan ini berlangsung singkat, hanya tiga hari. Pasar libur dua hari memperingati Tahun Baru Imlek.
Singkatnya waktu perdagangan membuat investor kekurangan waktu untuk melakukan akumulasi beli. Akibatnya, harga CPO pekan ini turun 0,19% secara point-to-point.
Ke depan, prospek harga CPO sepertinya masih cerah. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO bisa naik hingga ke MYR 5.676/ton.
"Harga CPO sudah stabil di atas titik support MYR 5.484/ton. Jika harga terus naik hingga ke MYR 5.558/ton, maka memberi konfirmasi akan target MYR 5.676/ton," tulis Wang dalam risetnya.
Namun kenaikan harga CPO menimbulkan ekses negatif, terutama bagi masyarakat luas. Harga produk turunan CPO seperti minyak goreng melambung tinggi.
Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga minyak goreng kemasan bermerek I di pasar tradisional adalah Rp 20.300/kg.
Bila dikoversi ke liter minyak goreng, maka harganya menjadi Rp 23.142/liter. Masih jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah yakni paling mahal Rp 14.000/liter.
"Siapa yang mau jual CPO Rp 9.300? Harga pasarnya saja Rp 15.000/ kg. Di mana adanya? Efeknya akan berlanjut," tegas Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga. (*)
Tags : minyak goreng, harga minyak goreng, harga minyak goreng bakal naik lagi,