Seorang Perwira Polisi Sisihkan Gajinya Buat Warung Mini, 'Rela tak Dibayar dan Bukan Mencari Penghasilan'

PEKANBARU - Seorang perwira polisi rela menyisihkan gajinya untuk membuat sebuah warung mini yang bisa diangkut setiap hari di Pekanbaru.

"Seorang perwira polisi buat hal yang sangat terpuji membuat warung mini bertujuan sosial meski tidak permanen yang bukan untuk mencari penghasilan."

"Saya tak mematok harga, bahkan jika warga tak mampu membayar, juga diperbolehkan alias gratis," kata Kompol Emil Eka Putra menginiasi untuk menyalurkan gajinya dengan memberi nama 'Warung Berbagi', Minggu (31/7) ini.

Warung unik itu terletak di ujung Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Sederhana tapi berjuta faedah, warung untuk sarapan itu hanya terdiri atas tenda kecil dan sejumlah kursi serta meja. 

Para petugas penyapu jalan, pengamen, penjual koran lampu merah ikut antrean untuk sarapan di warung itu. Emil terharu warungnya bisa dinikmati masyarakat.

"Warung ini kita buka mulai pukul 06.45 WIB, lumayan ramai warga yang datang. Alhamdulillah, niat kami hanya untuk berbagi, bukan jualan," sebut Emil.

Emil, istrinya dan ibu mertuanya ikut terlibat dalam sedekah itu. Mereka menyediakan sejumlah menu mulai dari nasi goreng, lontong sayur, mi goreng, hingga sejumlah kue. Warung ini biasanya buka tiap Selasa dan Jumat.

"Siapa pun boleh makan di warung kita. Jika ingin membayar, ada kotak amal yang disediakan dan dipersilakan memasukkan uang seikhlasnya. Isi kotak amal itu juga nanti kita bagikan ke warga yang tidak mampu. Yang tidak membayar juga tidak apa-apa, gratis," katanya.

Warung itu sudah 3 tahun didirikan. Sarapan pagi di warung tersebut dimasak sang istri, Meme, dan ibu mertuanya. Bahkan, Emil juga sering turun tangan ke warung jika memiliki waktu yang luang.

Tak sedikit pula warga yang ikut bersedekah makanan dengan menumpang di warung berbagi itu. Makanan itu diantar warga ke warung Emil utuk dibagikan secara gratis kepada warga lainnya yang datang.

"Ada ibu guru di salah satu SD. Ibu yang baik itu datang membawa makanan dari rumahnya untuk dititipkan di warung. Dia sangat rajin ikut bersedekah makanan," ucap Emil yang dua matanya keliatan berlinang.

Tak hanya itu, ibu-ibu lainnya tak kalah ikut mengantarkan kue ke warung sambil berangkat kerja. Mereka juga tak ingin disebutkan namanya ketika ditanya oleh Emil.

Citra, salah satu mahasiswi yang berkuliah tak jauh dari warung Emil merasakan manfaat yang besar dari warung itu. Setiap warung itu buka, dia kesana untuk sarapan sebelum masuk kuliah.

"Kadang-kadang kalau lupa bawa duit, saya tidak bayar. Kadang ada juga saya masukkan ke kotak amal. Alhamdulillah, ada warung seperti ini," kata Citra.

"Jadi kita harapkan banyak warung-warung mini yang bersifat sosial seperti ini". (rp.abs/*)