"Masyarakat harus melakukan tes Covid-19, namun setelah memperoleh sertifikat vaksin belum bisa jadi syarat naik pesawat ikuti panduan vaksinasi"
asyarakat harus melakukan tes Covid-19 sebelum bepergian menggunakan pesawat atau bepergian keluar kota namun sertifikat vaksin Covid-19 belum bisa digunakan sebagai syarat bepergian menggunakan pesawat. "Belum bisa (menggunakan sertifikat vaksin untuk bepergian), belum bisa sampai sekarang," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang ditayangkan kanal YouTube DPR RI, Senin (15/3).
Budi mengatakan, wacana sertifikat vaksin Covid-19 sebagai syarat bepergian dengan menggunakan pesawat atau keluar kota sempat diutarakannya pada awal menjabat sebagai Menkes. Namun, wacana tersebut diprotes oleh para epidemiolog karena tidak ada jaminan setelah divaksin tidak bisa tertular virus Corona. "Jadi masih banyak teman-teman epidemiolog yang menyarankan kalau mau konservatif sebaiknya jangan dulu, tapi nanti hal ini bisa kita bicarakan, kalau sudah banyak yang divaksin mungkin make sense juga," ujar dia.
Budi juga mengatakan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat membuat pelonggaran protokol kesehatan jika vaksinasi sudah tembus 30-40 persen. Ia mengatakan, Indonesia nantinya bisa mencontoh kebijakan yang dibuat Amerika Serikat tersebut. "Nanti kita bisa belajar dari sana sesudah kita menyentuh angka 30-40 persen populasi, sekarang baru 10 persen dari target yang kita lakukan," kata dia.
Panduan vaksinasi covid-19
Pemerintah juga tengah gencar jalankan program vaksinasi Covid-19 massal, di tengah pandemi Covid-19. Tetapi cukup banyak masyarakat yang belum memahami soal apa saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah vaksinasi Covid-19. Lalu, apa saja hal yang boleh dilakukan setelah vaksinasi Covid-19?
Melansir WSJ, orang yang telah divaksinasi pasti berharap bisa hidup normal kembali seperti melewati hari-hari tanpa masker. Bahkan tak ada lagi jarak sosial, bisa berpesta atau nonton konser lagi, dan berpelukan dengan sanak saudara jauh. Namun kenyataannya, orang yang telah divaksinasi harus tetap waspada saat beraktivitas.
Sebab, belum semua orang mendapatkan suntikan. Kali ini, pihak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Senin (8/3/2021) merilis panduan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang setelah vaksinasi Covid-19. Bagi orang yang selesai divaksinasi dapat berkumpul di dalam ruangan dengan orang lain yang juga divaksinasi penuh tanpa mengambil tindakan pencegahan ekstra, kata CDC.
Orang yang telah divaksin juga boleh berkumpul dengan keluarga atau orang lain yang belum divaksin tanpa masker, asalkan mereka tidak berisiko Covid-19 dan dalam kondisi sehat. Namun CDC mengimbau agar orang yang telah divaksinasi penuh untuk terus mengambil tindakan pencegahan di tempat umum dan saat pertemuan skala menengah dan besar. "Ada beberapa aktivitas yang dapat dimulai kembali oleh orang-orang yang divaksinasi penuh sekarang dalam privasi rumah mereka sendiri," kata direktur CDC Rochelle Walensky.
"Setiap orang — bahkan mereka yang divaksinasi — harus melanjutkan semua strategi mitigasi saat berada di tempat umum". CDC dan sebagian besar ahli setuju bahwa sampai kita mendekati kekebalan kelompok, masker, jaga jarak, dan prokes tetap harus dilakukan. Pedoman CDC mencatat bukti semakin menunjukkan orang yang divaksinasi berpotensi lebih kecil menularkan virus melalui infeksi tanpa gejala.
1. Bolehkah orang yang sudah divaksin bertemu dengan orang yang sudah divaksinasi juga?
Panduan CDC dan para ahli setuju bahawa setelah divaksinasi penuh, dua minggu setelah dosis kedua vaksin Pfizer atau Moderna atau suntikan tunggal Johnson & Johnson, aman untuk bertemu dengan orang-orang yang divaksinasi penuh lainnya tanpa masker atau jarak. "Berkumpul dengan orang-orang yang divaksinasi secara ilmiah sangat aman," kata Paul E. Sax, direktur klinis divisi penyakit menular di Rumah Sakit Wanita dan Brigham di Boston.
Namun semakin besar pertemuannya, maka semakin besar juga risikonya, kata dokter dan profesor di Universitas George Washington, Leana Wen. Pedoman CDC mengatakan tindakan pencegahan seperti memakai masker dan jarak sosial harus dilakukan saat pertemuan skala menengah dan besar meskipun rekannya berstatus telah divaksin.
2. Bolehkah orang yang telah divaksin penuh bertemu dengan anak-anak yang belum mendapat suntikan?
Saat ini belum ada vaksin resmi untuk anak-anak dan remaja di bawah 16 tahun. "Ini akan menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi keluarga dan harus berhati-hati," kata Dr. Chris Beyrer, profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.
Pedoman CDC mengatakan orang yang divaksinasi penuh dapat berinteraksi dengan keluarga di dalam rumah yang tidak divaksinasi tanpa memakai masker atau menjaga jarak sosial jika orang yang tidak divaksinasi berisiko rendah terkena Covid-19 parah. Menurut Dr Sax, remaja tertular dan menularkan Covid-19 serupa dengan orang dewasa muda, sementara anak-anak yang lebih kecil tampaknya tidak banyak menularkan.
Individu dengan gangguan kekebalan dan keluarganya harus lebih berhati-hati, karena vaksin secara umum bisa kurang efektif pada mereka, kata Dr. Sax. Dr. Wen merekomendasikan agar keluarga tetap mengambil langkah pencegahan saat anak-anak mereka belum divaksinasi, apalagi jika orang tua berinteraksi dengan orang luar. "Mereka bisa menjadi pembawa tanpa gejala yang kemudian menularkannya ke anak-anak mereka. Dan jika anak-anak berada di sekolah atau tempat penitipan anak, mungkin ada tambahan penyebaran dari itu."
3. Bisakah keluarga yang sudah divaksinasi penuh bertemu dengan orang yang tidak divaksin dalam ruangan tanpa masker?
Menurut Pedoman CDC, ya bisa, selama orang yang tidak divaksin tidak memiliki faktor risiko terkena Covid-19 parah. Namun menurut direktur Mayo Vaccine Research Group, Gregory Poland, hal tersebut berpotensi berisiko. Sebab, orang yang belum divaksinasi mungkin tidak mengungkap risiko medisnya atau bahkan tidak sadar. Tidak banyak data kemanjuran vaksin bagi orang-orang lanjut usia, jalani kemoterapi, atau gangguan kekebalan, catatnya.
4. Apakah orang yang divaksinasi bisa menyebarkan virus kepada orang yang belum divaksin?
Studi terbaru menemukan bahwa vaksin mengurangi infeksi tanpa gejala lebih dari 80 persen jika dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi dan viral load di hidung rendah dan berpotensi tidak menular, kata Dr. Monica Gandhi, dokter penyakit menular dan profesor kedokteran di University of California. Tetapi para ahli lain mengatakan bahwa bukti tersebut masih awal dan diperlukan bukti yang lebih konklusif, terlebih menyoal kemanjuran vaksin terhadap varian baru Covid-19.
5. Kegiatan apa yang harus diprioritaskan setelah divaksinasi?
Dr. Wen mengatakan agar orang yang telah divaksin penuh sering melakukan cek kesehatan yang sempat tertunda. Lakukan kolonoskopi, mammogram, atau pembersihan gigi. "Hal seperti itu sebaiknya Anda lanjutkan karena Anda akan terlindungi dengan baik," kata Dr. Wen.
6. Apakah sudah bebas bepergian?
Panduan CDC tidak memperbarui rekomendasi perjalanan. Setelah divaksinasi, risiko terinfeksi saat bepergian lebih rendah, kata Dr. Wen. Tinggal di hotel atau pergi ke restoran akan aman, selama mengikuti protokol kesehatan. Tetapi tetap berhati-hati jika bertemu dengan orang asing, terutama jika mereka belum divaksinasi atau tinggal di daerah dengan tingkat penularan tinggi.
7. Apakah lansia yang sudah divaksin aman bepergian?
"Risiko perjalanan itu sendiri sangat rendah," kata Dr. Wen. "Jika mereka mengikuti tindakan pencegahan seperti memakai masker, risiko tertular virus corona dan menularkannya ke anggota keluarga lainnya sangat rendah dan manfaatnya sangat besar". "Orang-orang sangat ingin melihat keluarga mereka," jelasnya.
Namun, kata Dr. Poland, tetap pertimbangkan tujuan serta situasinya apalagi jika ada anak muda yang belum divaksin serta kondisi orang tua yang sudah lemah.
8. Aktivitas mana yang berisiko lebih rendah dan lebih tinggi, bahkan setelah vaksinasi?
Orang yang sudah divaksin akan merasa nyaman ketika melakukan aktivitas dalam ruangan, di mana orang-orang umumnya masih diharuskan untuk menjaga jarak, kata Dr. Sax. Aktivitas luar ruangan bahkan lebih aman lagi. Adapun aktivitas berisiko tinggi diantaranya makan di dalam ruangan, bar, gym, dan rumah ibadah, atau tempat orang bernyanyi dan mengobrol. "Kami tidak ingin memaksakan apa yang dapat dilakukan vaksin sebelum jumlah kasus menurun," kata Dr. Sax. Dr. Sax mengaku tidak akan makan di restoran atau nongkrong bersama istrinya meskipun telah divaksin lengkap jika angka rawat inap belum menurun. (*)
Tags : Sertifikat Vaksin Covid-19, Panduan Vaksinasi Covid-19,