"Setiap harinya ada penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 baik di Riau sendiri, kini pemerintah akan mendistribusikan Vaksin AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia sejak 8 Maret lalu"
asus terkonfirmasi Covid-19 di Riau terus terjadi penambahan dalam perharinya terdapat 74 kasus, kabar baiknya, terdapat penambahan 77 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sedangkan kabar dukanya terdapat penambahan 4 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. "Dengan adanya penambahan ini, maka total terkonfirmasi Covid-19 di Riau menjadi 33.572 kasus. Untuk pasien sembuh sudah 31.651 orang dan 820 meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir dirilis mediacenter, Senin (22/3).
Mimi menerangkan pasien yang masih diisolasi ada 1.101 orang. Ini terdiri dari pasien Covid-19 yang diisolasi mandiri dan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. "Untuk pasien isolasi mandiri masih 750 orang dan rawat di rumah sakit masih 351 orang," ujarnya.
Untuk pasien suspek yang isolasi mandiri berjumlah 1.485 orang, isolasi di RS berjumlah 73 orang, selesai Isolasi berjumlah 76.028 orang, meninggal berjumlah 236 orang. "Lalu untuk total Suspek berjumlah 77.822 orang," jelasnya.
Mimi juga mengakui seiring adanya Covid-19, tuberkulosisi (TBC/TB) masih mewabah dan dinyatakan lebih dahsyat dibandingkan Covid-19. Sebagai informasi, TB merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di Indonesia saat ini. Menurut data WHO tahun 2020, masih terdapat 10 juta orang di dunia jatuh sakit karena TB dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal dunia karenanya.
Ia menginformasikan bahwa Indonesia termasuk 8 negara yang menyumbang 2/3 kasus TB di seluruh dunia dan menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845 ribu, dengan angka kematian sebanyak 98 ribu atau setara dengan 11 kematian per jam. "Kalau kita lihat tentunya ini lebih dahsyat dibandingkan Covid-19," katanya di Halaman Gedung Dharma Wanita Pekanbaru.
Mimi mengatakan bahwa saat ini Indonesia bahkan dunia masih dalam pandemi Covid-19, dengan angka kematian 2,4 persen dari jumlah 35 ribu kasus yang ada di Provinsi Riau. "Tentunya ini menjadi perhatian kita semua selain Covid-19 masih ada penyakit yang mempunyai angka kematian cukup tinggi di negara kita," pungkasnya.
Diketahui bahwa setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis, ini sebut Mimi merupakan momentum untuk mendorong penetapan TB sebagai isu prioritas pembangunan nasional, yang mana hal tersebut merupakan salah satu standar pelayanan minimum dalam bidang kesehatan. "Ini merupakan salah satu dari standar pelayanan minimum yang ada dinasional salah satunya dibidang kesehatan yaitu bagaiman kita melakukan pengobatan, setiap masyarakat yang menderita TB harus mendapat pengobatan, sehingga beban kesehatan masyarakat dan ekonomi tidak semakin berat kalau permasalah TB ini bisa kita atasi," tutupnya.
Vaksin AstraZeneca mulai di distribusikan
Sementara Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Nadia Siti mengungkapkan sebanyak 1.113.600 vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia sejak 8 Maret lalu sudah mulai dilakukan proses distribusi ke enam provinsi. Enam provinsi tersebut yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Nadia mengaku pertimbangan dalam pemilihan keenam provinsi tersebut salah satunya adalah prioritas vaksinasi di sektor pariwisata. "Usulan daerah untuk tambahan vaksin dalam rangka prioritas tertentu ya, misalnya terkait pembukaan pariwisata," kata Nadia dirilis cnnindonesia.
Nadia menjelaskan vaksin AstraZeneca akan dialokasikan untuk pelaksanaan program vaksinasi nasional yang menyasar petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia. Petugas pelayanan publik yang dimaksud diantaranya adalah pedagang pasar, tenaga pendidik, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah dan aparatur sipil negara (ASN). Kemudian petugas keamanan, petugas pariwisata, hotel, dan restoran; pelayan publik yang termasuk petugas Damkar, BPBD, BUMN, BUMD, BPJS, dan kepala perangkat desa. Selanjutnya, pekerja transportasi publik, atlet, hingga wartawan atau pekerja media. "Ada prioritas dari masing-masing daerah ya," kata Nadia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung ini pun sekaligus mengatakan proses distribusi akan dilakukan sebelum masa tenggat kedaluwarsa vaksin AstraZeneca yang jatuh pada Mei mendatang. "Distribusi hingga masa edar vaksin habis," pungkasnya.
Vaksin AstraZeneca sempat menjadi bahasan publik usai Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyebut vaksin buatan perusahaan farmasi asal Inggris itu haram karena mengandung enzim tripsin dari babi. Kendati begitu, MUI tetap memberikan lampu hijau penggunaan AstraZeneca untuk program vaksinasi, mengingat stok vaksin di Indonesia masih terbatas. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun pada Jumat (19/3) lalu telah merestui penggunaan AsrtaZeneca untuk vaksinasi di tanah air. Restu BPOM menyusul vaksin AstraZeneca yang sempat ditangguhkan sementara di Indonesia, usai ditemukannya dugaan kasus pembekuan darah yang terjadi di beberapa negara Eropa akibat vaksinasi dengan vaksin kerjasama Oxford itu. (*)
Tags : Kasus Terkonfirmasi Covid-19, Penambahan Kasus Corona di Riau, Vaksin AstraZeneca Didistribusikan,