Politik   2024/11/22 21:59 WIB

Siapakah Cabup-Cawabup Kampar Paling Pro-Lingkungan, KNPI: 'Negeri Ini Butuh Sosok Pemimpin yang Bisa Jaga Kelestarian Alam'

Siapakah Cabup-Cawabup Kampar Paling Pro-Lingkungan, KNPI: 'Negeri Ini Butuh Sosok Pemimpin yang Bisa Jaga Kelestarian Alam'
Larshen Yunus, Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD I KNPI) Riau

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Negeri ini membutuhkan sosok pemimpin berorientasi kemajuan ekonomi, kesejahteraan bangsa dan menjaga kelestarian alam.

Siapakah Cabup-Cawabup Kampar paling pro lingkungan diantara empat pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kampar seperti Drs. H. Yusri M.Si – H. Rinto Pramono, H. Ahmad Yuzar S.Sos MT – Dr. Hj. Misharti S.Ag M.Si, H. Yuyun Hidayat ST MM – Edwin Pratama Putra SH, Repol S.Ag M.I.P – Rahmad Jevary Juniardo.

"Negeri ini butuh sosok pemimpin yang bisa menjaga kelestarian alam."

"Tingginya kesadaran publik terhadap isu lingkungan menjadi modal besar pemerintah dalam upaya mitigasi menghadapi ancaman perubahan iklim," kata Larshen Yunus, Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD I KNPI) Riau, Jumat (22/11).

Menurutnya, kesadaran terhadap kelestarian lingkungan dapat berperan sebagai parameter melihat kontestasi politik tahun 2024.

Tetapi Larshen Yunus kembali mengingatkan, pelestarian lingkungan merupakan isu global yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Kian maraknya wabah penyakit, bencana alam, krisis air bersih, gagal panen, hingga kemiskinan adalah masalah-masalah lingkungan yang membahayakan kehidupan manusia di bumi," sebutnya.

"Peta risiko di tingkat global juga menunjukkan dominasi isu lingkungan sebagai faktor utama yang menentukan keberlangsungan hidup umat manusia."

Mengingat peliknya permasalahan lingkungan, dibutuhkan langkah progresif untuk memastikan isu kelestarian alam ini menjadi agenda yang diprioritaskan. Salah satu caranya dapat ditempuh melalui jalur politik, katanya.

"Dengan komitmen politik yang kuat dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tepat, maka langkah mitigasi terhadap krisis lingkungan itu dapat dilakukan secara efektif dan optimal," tambahnya.

Tetapi kesadaran politik terhadap isu lingkungan itu, menurut Larshen, tampaknya masih relatif rendah.

"Isu lingkungan sering kali ditempatkan hanya sebagai pelengkap. Bahkan, banyak kebijakan yang terkesan meminimalisasi kajian terhadap aspek lingkungan sehingga perlu komitmen politik untuk menguatkannya kembali," harapnya.

Jadi menurutnya, pada Pilkada Serentak 2024, isu lingkungan ini seharusnya menjadi bahasan di ranah politik, khususnya bagi keempat pasangan calon bupati dan wakil bupati. Empat pasangan Cabup-Cawabup Kampar telah resmi diumumkan oleh setiap partai politik pendukung, seperti;

  • Drs. H. Yusri, M.Si – H. Rinto Pramono (diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Demokrat).
  • H. Ahmad Yuzar, S.Sos, M.T – Dr. Hj. Misharti, S.Ag, M.Si (koalisi PDIP, Partai Gelora, Partai Nasdem, PKB, dan PBB).
  • H. Yuyun Hidayat, S.T, M.M – Edwin Pratama Putra, S.H (koalisi PAN, PSI, PKS, dan PPP)
  • Repol, S.Ag, M.I.P – Rahmad Jevary Juniardo (diusung oleh Partai Golkar). 

Larshen menilai debat Pilkada 2024 semestinya bisa berlangsung secara seru dan memberikan spirit kepada generasi muda untuk lebih peduli dengan masa depan daerahnya.

Topik terkait lingkungan hidup mestinya mendapat porsi yang lebih besar karena kerusakan lingkungan hidup, pencemaran dan masalah sampah telah terjadi di seluruh daerah.

Menurutnya, kepala daerah perlu memiliki manajemen dan komunikasi pro lingkungan yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan industri terhadap lingkungan hidup.

Salah satu contoh, menurut dia, kasus penggundulan hutan dan perilaku membuang sampah rumah tangga sembarangan, yang berdampak langsung terhadap perubahan lingkungan.

"Jadi beberapa paslon Pilkada Kampar belum menunjukkan visi yang kuat terkait isu lingkungan hidup."

"Hingga kini di Kabupaten Kampar terdapat kawasan cagar alam. Eksistensinya mesti dijaga dan dilestarikan, bukan malah terdegradasi oleh kegiatan bisnis. Apalagi kegiatan bisnis tersebut berpotensi merusak lingkungan dan berpotensi menimbulkan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, pencemaran sungai, kebakaran hutan dan bencana kekeringan," kata dia.

Jadi Larshen mengingatkan, sudah lama para pelaku bisnis mengincar kawasan cagar alam, para pelaku usaha juga tergiur karena kawasan itu bisa dirombak menjadi destinasi wisata yang sangat eksotik. Kalau dipikir lebih mendalam, sebenarnya potensi bisnis itu nilainya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai konservasi yang terkandung dalam cagar alam. Seperti pada generasi mendatang kawasan cagar alam memiliki nilai yang sangat berharga terkait pelestarian ekosistem dan sebagai gudangnya ilmu pengetahuan alam. (*)

Tags : Cabup-Cawabup Kampar, Cabup Paling Pro-Lingkungan, Negeri Butuh Sosok Pemimpin yang Bisa Jaga Kelestarian Alam,