Artikel   2024/05/26 13:30 WIB

KNPI: Siapapun Calon Gubernur untuk Riau di Pilkada Serentak 2024, Tetap Sosok Syamsuar Memang 'Full Power'

KNPI: Siapapun Calon Gubernur untuk Riau di Pilkada Serentak 2024, Tetap Sosok Syamsuar Memang 'Full Power'
Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau bersama Drs H Syamsuar M.Si, Mantan Gubri

STRATEGI pemenangan yang dilakukan incumbent Drs. H. Syamsuar M.Si bertujuan untuk memenangkan pemilihan kepala daerah Provinsi Riau tidak perlu diragukan lagi.

"Jadi pada pembukaan UUD 1945 salah satu kewajiban negara itu disebutkan, "....mensejahterakan...".

"Tentu akan menjadi pedoman atau acuan tiap tingkat pemerintahan menyusun UU, atau Keppres, atau Kepmen, Pergub, Kepbub, Kepwako atau apapun namanya dalam penyusunan/menterjemahkan lebih teknis agar supaya mensejahterakan rakyat, sebagaimana diamanatkan konstitusi dapat dilaksanakan sebaik mungkin."

"Kekuatan dan strategi politik Syamsuar untuk kemenangan dalam Pilkada 2024 ini terbuka lebar," kata Larshen Yunus, Ketua Dewan Pengurus Daerah [SPD] Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Provinsi Riau dalam menyikapi incumben maju di Pilkada Serentak 2024 ini.

"Kemenangan Syamsuar dilatar belakangi sebelumnya sempat menjabat sebagai Bupati Siak [dua periode] dan Gubernur Riau, walaupun Ia bukan sebagai peserta baru dalam dunia politik namun karir politiknya sudah dimulai ditanah kelahirannya," sebut Larshen yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal [Wasekjend] KNPI Pusat Jakarta ini, Jumat.

Menurutnya, dalam mengarungi kontestasi pilkada 2024 ini, Syamsuar, akan menghadapi banyak lawan kuat sehingga dalam menjalani kontestasi pilkada kali ini Ia harus lebih memaksimalkan segala kekuatan politik yang dia miliki dan memaksimalkan strategi politik yang ada.

Tetapi Larshen mengakui kekuatan politik dan komunikasi politik Syamsuar menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan politiknya sangatlah berpengaruh dalam Pilgub Riau.

"Pemanfaatan birokrasi, partai politik, iklan politik dan media dijadikan sebuah alat untuk menjani proses pilkada, selain kekuatan politik yang bermain, Ia juga terlihat mampu mengelolah strategi yang tepat untuk memenangkan pilkada ini," sebutnya.

Strategi politik yang digunakan Syamsuar tentu menentukan konsultan politik, dan strategi kampanye politik, pemanfaatan kekuatan politik dan strategi politik dalam pilkada Riau yang lalu [2019] terbukti ampuh ini dibuktikan dengan kemenangan Syamsuar dengan presentase suara 65,65%.

"Dalam hal ini tentu aspek penunjang kesejahteraan rakyat yang sudah ada harus tetap dipelihara secara amat baik, agar supaya fungsinya menunjang kesejahteraan rakyat dapat terus berlanjut."

"Dan aspek yang dapat membantu juga meningkatkan kesejahteraan rakyat diupayakan diadakan/dianggarkan dan dibangun supaya lebih memberikan kepastian terciptanya semua elemen yang mendukung rakyat jadi lebih sejahtera dibanding periode atau tahun-tahun sebelumnya," sebut Larshen.

Jadi menurut Larshen tahun 2024 ini, semua incumbent gubernur dan semua incumbent bupati/wako yang masih satu periode akan kembali bertarung ulang mempertahankan jabatan diyakininya bisa menang.

"Rasanya nyaris tidak ada di berbagai belahan negeri diberitakan incumbent yang satu tidak mencalon lagi, dan cukup satu periode. Kalaupun ada mungkin sangatlah langka," kata dia.

"Semua incumbent sedang berancang-ancang pun mulai tampak. Mulai terlihat dinamika, tarik menarik masuk ke berbagai gerbong dukungan yang tersedia." 

"Di fase ini akan banyak sekali cerita yang bisa diketengahkan. Semua menjadi bumbu penyedap hidangan cerita atau gagasan dikembangkan. Sebut saja bagian dari cerita itu mengulas kekuatan yang dipunyai incumbent. Bagaimana hegemoninya mencengkram aparatur pemerintah di bawah kuasanya untuk dijadikan mesin pemenangan," kata dia. 

Terlepas dari suka atau tidak, sebutnya, aparatur pemerintah pastinya sangat takut turun pangkat, sangat khawatir dipindah ke daerah terjauh, sangat risau non job dan lain sebagainya, sarannya.

Jadi, hegemoni incumbent dengan semua prestasi pembangunan juga seabreg penghargaan akan di blowup ke ruang publik untuk citra keberhasilan dan kelayakan dipilih kembali.

Bagi para petarung penantang, berkontestasi dengan incumbent adalah perjuangan yang sangat berat. Ibarat medan offroad, landcruiser tapi tahun ketumbar mungkin tidak akan mampu melewati medan.

"Mungkin diperlukan robicon untuk menaklukan medan tarung yang tersedia." 

"Artinya mengalahkan incumbent itu sangatlah sulit. Tapi sesulit apapun mengalahkan incumben itu bukanlah pekerjaan mustahil. Di banyak daerah di Indonesia juga tidak sedikit incumbent yang terjungkal. Artinya mengalahkan seorang incumbent bisa-bisa saja dilakukan," kata Larshen pula.

Dia lantas menyinggung amunisi yang sangat cukup anti habis sebagai logistiknya.

Diperlukan organisasi pemenangan dengan SDM yang mumpuni di berbagai sektor, daerah, kelompok masyarakat, dan lain sebagainya.

Diperlukan seabrek data kelemahan incumbent sebagai residu ketidakpuasan publik sejak beliau menjabat sampai dengan mengulang tarung kembali.

Juga mengkaryakan residu (barisan sakit hati) sebagai agen propaganda melemahkan incumbent.

"Kalau membicarakan residu dari sebuah kemenangan akan banyak sekali contoh bisa ditampilkan," kata dia menilai.

"Bahwa gubernur atau bupati/wako adalah jabatan politik tentu saja di belakangnya ada partai politik dan tokoh-tokoh politik."

"Tentu menjadi sangat wajar semua simpul pemerintahan akan diisi oleh loyalis partai asal muasal si gubernur atau bupati/wako. Namun di sisi lain perlu berhati-hati jangan sampai menimbulkan problema/bahaya karena bisa tertitip isu sentris dan atau KKN. Oleh lawan tanding biasanya akan dikemas menjadi dagangan, dipropagandakan untuk dikonsumsikan pada publik," dalam amatannya.

Menurutnya, di bagian inipun asal daerah seorang incumbent juga digarap lebih maksimal dan lebih komprehensif.

Baik soal bagaimana pola pembangunan, prosentasi anggaran pembangunan untuk daerah asal incumbent akan diperbandingkan dengan kue pembangunan yang di dapat oleh daerah lain.

Larshen berharap dengan maju kembali incumbent, dengan maksud dan tujuannya bukan hanya soal kemegahan atau kejayaan diri dan kelompok namun lebih besar, segala pengorbanan dari perjuangan yang dilakukan hendaknya betul-betul didedikasikan untuk kesejahteraan masyarakat negeri.

"Bagi penantang kontestasi diingatkan bahwa pembiayaan yang dikeluarkan bukan angka-angka yang sedikit. Pertaruhan sedemikian besar sesegera mungkin harus dapat dirasakan oleh rakyat dan dimaknai bagian dari pengorbanan yang pro rakyat, tepatnya upaya untuk lebih mensejahterakan rakyat," imbuhnya.

Jadi kesejateraan rakyat sudah terbayang di pelupuk mata, sebut Larshen, bilamana salah satu dari siapapun kontestan akan keluar sebagai pemenang kalau kemenangan tersebut merupakan kemenangan rakyat. (*)

Tags : incumbent, petahana, pilkada, pemilihan kepala daerah, pilgub riau, Artikel, larshen yunus bersama syamsuar ,