Pendidikan   2024/10/02 22:9 WIB

Simulasi Tahap 2 Program Makan Siang Bergizi Gratis Digelar di Wilayah Perbatasan Pekanbaru Khususnya pada SDN 185 dan SMPN 49

Simulasi Tahap 2 Program Makan Siang Bergizi Gratis Digelar di Wilayah Perbatasan Pekanbaru Khususnya pada SDN 185 dan SMPN 49
Pj Walikota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa memantau simulasi makan siang gratis di sekolah perbatasan.

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM – Pemerintah Kota Pekanbaru kembali melaksanakan simulasi tahap kedua program makan siang bergizi gratis.

"Simulasi tahap 2 program makan siang bergizi gratis digelar di wilayah perbatasan Pekanbaru."

"Hari ini kami melaksanakan simulasi kedua terkait program makan siang bergizi. Kami juga sambil mengecek sarana dan prasarana penunjang di sekolah-sekolah di perbatasan. Alhamdulillah, program ini berjalan dengan baik, dan anak-anak sangat menikmati menu yang disediakan," kata Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa yang juga dihadiri Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang), Rabu (2/10).

Simulasi kali ini diadakan di dua sekolah, yaitu SDN 185 dan SMPN 49 yang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, daerah perbatasan Kota Pekanbaru.

Dalam kesempatan tersebut, Risnandar menyampaikan bahwa simulasi berjalan dengan lancar dan menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kota Pekanbaru, baik di perkotaan maupun di daerah perbatasan.

Pj Walikota menambahkan bahwa simulasi ini menjadi langkah penting dalam memastikan kesiapan Pekanbaru untuk melaksanakan program makan siang bergizi gratis di seluruh wilayah.

Terutama di daerah yang jauh dari pusat kota. Program ini bertujuan untuk memastikan seluruh anak sekolah mendapatkan asupan makanan bergizi secara merata.

"Sekali lagi, ini adalah program prioritas Kota Pekanbaru. Simulasi ini dilakukan untuk melihat kesiapan, baik di kota maupun di daerah perbatasan seperti Tebing Tinggi Okura, yang jaraknya cukup jauh. Pemerintah hadir hingga ke titik terjauh di perbatasan untuk memastikan program ini berjalan baik," jelasnya.

Risnandar juga membahas tantangan terkait pola distribusi makanan di daerah yang jauh dari pusat kota.

Ia menyatakan bahwa jarak dan waktu distribusi harus diperhitungkan agar makanan tetap segar dan sampai tepat waktu.

"Kami harus menyusun standar operasional (SOP) yang sesuai untuk wilayah perbatasan yang berbeda dengan perkotaan. Jika menggunakan dapur umum, lokasinya harus dipertimbangkan. Jarak tempuh ke sini sekitar 45 menit, jadi kami harus memastikan makanan tidak basi saat sampai. Alternatifnya, kami bisa memberdayakan UMKM lokal untuk membantu menyediakan makanan," ungkapnya.

Risnandar juga menekankan pentingnya sinergi dengan UMKM di sekitar lokasi program agar mereka dapat berperan dalam penyiapan makanan bergizi untuk siswa.

"Kami akan mengevaluasi kesiapan UMKM lokal untuk mendukung program ini. Kami ingin memberdayakan masyarakat sekitar agar bisa berkontribusi," tambahnya.

Saat ini, petunjuk teknis (juknis) resmi dari pemerintah pusat masih ditunggu, terutama terkait penganggaran dan pelaksanaan di lapangan. Namun, Risnandar memastikan bahwa Kota Pekanbaru siap melaksanakan program ini sesuai dengan aturan yang akan dikeluarkan.

"Kami menunggu juknis yang akan dikeluarkan setelah pelantikan Presiden pada 20 Oktober nanti. Apakah penganggaran langsung dari kementerian atau melalui koordinasi dengan pemda dan provinsi, kami siap mengikuti. Simulasi kedua ini merupakan bagian dari evaluasi, dan kami siap melaksanakan program ini," ujar Risnandar.

Pj Walikota juga menekankan pentingnya perhitungan matang dalam distribusi makanan agar tepat waktu dan tidak mengganggu aktivitas belajar siswa.

"Kami harus memastikan makanan tiba di sekolah tepat waktu dan dalam kondisi yang baik, agar anak-anak tidak menunggu terlalu lama," pungkasnya.

Dengan adanya simulasi ini, Pemerintah Kota Pekanbaru berharap program makan siang bergizi gratis dapat berjalan lancar dan memberi manfaat bagi seluruh siswa, terutama yang berada di daerah perbatasan.

Risnandar Mahiwa, menegaskan pentingnya penyusunan pola dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tepat untuk program makan siang bergizi khususnya di daerah perbatasan.

Ini mengingat perbedaan signifikan antara wilayah perkotaan dan perbatasan dalam hal distribusi dan jarak tempuh.

Risnandar menjelaskan bahwa karakteristik wilayah perbatasan sangat berbeda dengan perkotaan, yang mempengaruhi cara distribusi makanan.

"Yang pertama terkait jarak, pola dan SOP untuk program makan siang bergizi ini harus kita susun dengan baik. Jika kita membuat dapur umum, kita perlu memikirkan posisi dapur umum tersebut, karena perjalanan ke lokasi ini memakan waktu sekitar 45 menit," ujar Risnandar.

"Wilayah perbatasan memiliki karakteristik berbeda dengan perkotaan. Tentunya, kita harus mempertimbangkan waktu agar makanan tidak terlambat sampai atau bahkan basi," tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat untuk mendukung penyediaan makanan bergizi di daerah perbatasan.

Ini bertujuan untuk mempercepat proses distribusi serta melibatkan masyarakat lokal dalam program pemerintah.

"Kita bisa memberdayakan UMKM di sekitar lokasi untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan makanan bergizi. Ini akan menjadi bagian dari evaluasi kita, melihat bagaimana pola distribusi yang tepat, apalagi lokasinya cukup jauh," sebutnya.

Risnandar menjelaskan bahwa hingga saat ini, petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat masih dinantikan.

Setelah pelantikan Presiden pada 20 Oktober mendatang, akan ada kementerian yang bertanggung jawab langsung atas program ini, termasuk bagaimana penganggaran dan pelaksanaannya.

"Sampai sekarang, juknisnya belum ada. Kita menunggu, insyaallah setelah Bapak Presiden dilantik pada 20 Oktober nanti, akan ada kementerian yang membidangi ini. Apakah penganggarannya langsung dari kementerian atau melalui koordinasi dengan pemerintah daerah dan provinsi, kita siap mengikuti juknis yang ada," ungkapnya.

Namun, Risnandar menegaskan bahwa Kota Pekanbaru telah menunjukkan kesiapan dalam melaksanakan program ini. Simulasi yang sudah dilakukan, baik di perkotaan maupun di daerah perbatasan, menjadi bagian penting dari evaluasi keseluruhan.

"Simulasi kedua ini bagian dari evaluasi. Di perkotaan, program berjalan lancar, tapi di daerah perbatasan, kita harus lebih teliti. Makanan harus siap tepat waktu, pola distribusinya harus dipikirkan dengan matang, supaya tidak ada keterlambatan yang membuat anak-anak harus menunggu terlalu lama," tutupnya

Dengan evaluasi yang terus dilakukan, Pemerintah Kota Pekanbaru berharap program makan siang bergizi gratis ini dapat berjalan efektif, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di daerah-daerah terpencil. (rp.sul/*)

Editor: Elfi Yandera

Tags : Program Makan Siang Bergizi Gratis, Simulasi Tahap 2 Program Makan Siang Bergizi Gratis, Makan Siang Bergizi Gratis di Wilayah Perbatasan Pekanbaru, Makan Siang Bergizi Gratis di SDN 185 dan SMPN 49 ,