PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Manajer Pengadaan Perum Bulog Kanwil Riau dan Kepri, Laswenri, mengatakan estimasi ketahanan stok beras di Provinsi Riau saat ini lebih kurang 18.475 ton. Jumlah tersebut diperkirakan cukup sampai Juni 2024.
"Ketahanan pangan untuk di Riau sampai bulan Juni 2024."
"Estimasi ketahanan stok beras di Provinsi Riau itu lebih kurang 18.475 ton. Ini diperkirakan bisa untuk ketahanan sampai dengan bulan Juni 2024," kata Laswenri dalam high level meeting bersama TPID se Provinsi Riau di Gedung Daerah Balai Serindit, Jumat (8/3).
Pemerintah Provinsi Riau menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Provinsi Riau, di Balai Serindit Gedung Daerah, Jumat 8 Maret 2024 siang.
Pertemuan ini membahas pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dalam menghadapi hari besar keagamaan nasional Ramadan dan Idulfitri 2024.
Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hariyanto menjabarkan perkembangan inflasi pada Februari 2024, pada skala nasional inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 2,75 persen, sedangkan untuk skala pada Provinsi Riau sebesar 2,86 persen.
"Ada empat daerah Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Riau, diantaranya Kota Dumai sebesar 2,57 persen, Kota Pekanbaru 2,05 persen, Kota Tembilan 2,76 persen. Ditambah dengan Kabupaten Kampar sebesar 4,63 persen," kata Pj Gubri SF Hariyanto.
Laswenri menyebut, stok beras Bulog yang diperkirakan cukup hingga Juni 2024 merupakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dengan harga 57.500/5kg. Selain itu, Bulog juga mempunyai beras premium yang dijual dengan harga 72.500/5kg.
Tetapi Laswenri dalam pemaparannya dalam High Level Meeting di Gedung Daerah Balai Serindit memaparkan, beras SPHP yang telah disalurkan sampai dengan tanggal 6 Maret 2024 sebanyak 12.070.965 kg.
Selain itu, beras SPHP telah disalurkan kepada Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Pangan Kita (TPK), Toko Pengecer mitra Bulog yang tersebar dipasar- pasar tradisional dan pemukiman masyarakat.
"Beras SPHP Kanwil Riau juga disalurkan pada Ritel Modern (Indogrosir, Indomaret, Alfamart dan Transmart), Satgas Penjualan, Distributor dan kerjasama melalui Pemprov dan Pemko/Pemkab.
Tidak hanya beras, Laswenri mengaku Bulog juga mempunyai ketersediaan stok non beras, seperti gula, minyak goreng, daging kerbau, tepung terigu, dan telur ayam.
Komoditas tersebut dijual secara komersial dengan pemerintah daerah ataupun dengan pengusaha secara paket.
"Kami juga punya ketersediaan stok non beras, ada gula, ada minyak goreng, ada daging kerbau, ada tepung terigu, dan ada juga telur," pungkasnya.
Sedangkan Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto menjabarkan perkembangan inflasi pada Februari 2024, pada skala nasional inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 2,75 persen, sedangkan untuk skala pada Provinsi Riau sebesar 2,86 persen.
"Ada empat daerah Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Riau, diantaranya Kota Dumai sebesar 2,57 persen, Kota Pekanbaru 2,05 persen, Kota Tembilan 2,76 persen. Ditambah dengan Kabupaten Kampar sebesar 4,63 persen," kata Pj Gubri SF Hariyanto.
Dilanjutkannya, komoditas utama pemicu inflasi (YoY) paling tinggi berada di beras sebesar 0,47 persen, disusul sigaret kretek mesin (SKM) 0,19 persen, cabai merah 0,17 persen, nasi dengan lauk 0,14 persen, bawang putih 0,13 persen dan telur ayam ras 0,13 persen.
"Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Februari 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,65 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras," ucapnya.
Sementara itu, untuk kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran dengan andil 0,40 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk.
"Dan pada kelompok transportasi dengan andil 0,30 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah mobil," pungkas SF Hariyanto.
Hingga berita ini diterbitkan, High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Provinsi Riau masih berlangsung.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok jelang Ramadan ini 1445 Hijriyah, masyarakat Riau dihadapkan pada tantangan serius akibat kenaikan harga bahan pokok di pasaran.
Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto mengungkapkan, inflasi yang terjadi pada Februari 2024 sebesar 2,86 persen menjadi faktor utama di balik fenomena ini.
"Ini untuk menjadi kewaspadaan kepada kita semua, perlu langkah konkret terhadap pengendalian inflasi di provinsi riau, terutama dalam menghadapi bulan Ramadan dan Idulfitri," ujar SF Hariyanto.
Menurut Hariyanto, Kabupaten Kampar mencatat inflasi tertinggi sebesar 4,63 persen, sementara Tembilahan mencatatkan inflasi terendah sebesar 1,76 persen.
Menghadapi hal ini, Hariyanto meminta bantuan dari berbagai pihak, termasuk Forkopimda, Bupati/Walikota, Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Bulog, asosiasi pengusaha dan asosiasi peternak.
"Kami mohon bantuannya agar melakukan pemantauan secara berkala terhadap ketersediaan stok barang kebutuhan pokok terutama pada daging, telur, beras, gula pasir, cabai, bawang dan minyak goreng," pintanya.
Pemprov Riau telah berupaya mengendalikan inflasi dengan menggelar pasar murah di berbagai kabupaten/kota.
Operasi pasar murah yang berlangsung sejak 27 Februari hingga 5 Maret melibatkan sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, telur, gula, minyak goreng dan tepung.
Tahun ini, Pemprov Riau menganggarkan Rp1,3 miliar untuk pasar murah di 64 lokasi. Dengan tujuan menekan harga bahan pokok di pasaran dan mengantisipasi inflasi yang tinggi.
Operasi pasar murah menjadi langkah konkrit dalam mendukung masyarakat Riau menghadapi bulan Ramadan yang semakin dekat. (*)
Tags : bulog, ketahanan pangan, stok beras cukup, riau, ketahanan pangan riau sampai bulan juni 2024, masyarakat dihadapkan kenaikan sembako ,