KETIKA kasus Covid-19 kembali meningkat, para ahli merekomendasi penggunaan masker dobel: masker bedah dan masker kain. Berbicara soal daya tahan, masker bedah sudah jelas hanya boleh sekali pakai, tapi bagaimana dengan masker kain?
Para peneliti dari University of Colorado Boulder menemukan bahwa mencuci dan mengeringkan masker kain, tidak mengurangi kemampuan masker kain dalam menyaring partikel virus. Bahkan masker kain masih efektif hingga satu tahun lamanya.
Kabar baik lainnya, penggunaan masker kain dapat membantu mengurangi limbah medis. Mengingat sejak pandemi, setidaknya ada 7.200 ton limbah medis setiap harinya. "Ini kabar baik untuk sustainablity. Masker katun yang telah kamu cuci, keringkan, masih baik-baik saja. Jangan dibuang," kata Marina Vance, asisten profesor di University of Colorado Boulder seperti dilansir dari The Ladder, Senin (13/9).
Vance dan tim membuat ujicoba dengan menggunakan masker kain berbahan katun, lalu mencuci dan mengeringkannya berulang kali hingga 52 kali, atau setara dengan pencucian mingguan selama setahun. Meskipun masker tidak diuji pada manusia, peneliti menggunakan kondisi kehidupan yang riil seperti dari tingkat kelembaban, perubahan suhu, seolah-olah digunakan selama empat musim.
Meskipun serat kain berumbai dari waktu ke waktu, para peneliti mengatakan bahwa pencucian dan pengeringan berulang kali tidak mengurangi keefektifan masker kain. Namun peneliti mencatat, bahwa masker kain membuat pengguna sedikit lebih sulit untuk menghirup udara. "Ada catatan penting untuk penelitian ini: Tidak boleh ada celah antara masker kain dan wajah pemakainya," kata Vance.
Di sisi lain penelitian juga menemukan bahwa masker N95 adalah yang terbaik melawan Covid-19, diikuti oleh masker bedah dan masker kain. Masker N95 dan KN95 mampu menyaring 83 persen hingga 99 persen partikel. Lalu masker kain katun mampu menyaring hingga 23 persen dari ukuran partikel terkecil yang dapat dilalui virus. Sementara masker bedah dapat menyaring hingga 88 persen partikel kecil yang dapat membawa virus corona.
Masker tak berikan perlidungan
Ada banyak jenis masker wajah yang tersedia di masa pandemi Covid-19. Akan tetapi, tiap masker memiliki efektivitas yang berbeda dalam mencegah Covid-19. Sebuah studi terbaru dalam jurnal Science telah mengulas efektivitas beragam jenis masker dalam mencegah penularan Covid-19. Studi ini melibatkan lebih dari 340 ribu orang dewasa dari 600 desa terpencil di Bangladesh.
Studi ini menemukan bahwa penggunaan masker secara signifikan mampu membatasi penyebaran virus SARS-Cov-2. Secara umum, penggunaan masker pada 42 persen partisipan berkontribusi pada penurunan 9,3 persen kasus Covid-19 bergejala dan 11,9 persen penurunan gejala seperti Covid-19. Bila masker digunakan oleh hampir semua orang, peneliti menilai penurunan kasus bisa mencapai beberapa kali lipat lebih besar dibandingkan 10 persen. Temuan dalam studi ini dinilai dapat menyanggah berbagai argumen yang menentang efektivitas penggunaan masker dalam mengurangi penyebaran Covid-19.
Studi ini juga menyoroti bahwa tidak semua masker diciptakan setara. Masker medis misalnya, sudah terbukti dengan jelas efektif dalam menurunkan kejadian Covid-19. Seperti diketahui, masker medis memiliki efisiensi penyaringan sebesar 95 persen. Akan tetapi, hal yang sama tak ditemukan pada masker kain. Masker kain memiliki efisiensi filtrasi atau penyaringan sekitar 37 persen saja. "Meski masker kain jelas menurunkan gejala, kami tak menampik bahwa masker tersebut tak memiliki dampak atau hanya dampak kecil pada infeksi Covid-19 bergejala," jelas peneliti, seperti dilansir BestLife, Senin (6/9).
Berdasarkan temuan ini, peneliti lebih menganjurkan penggunaan masker bedah dibandingkan masker kain. Masker bedah memiliki efisiensi filtrasi yang lebih tinggi, harga yang lebih murah, dan memberikan dukungan yang lebih bagus dalam menurunkan Covid-19. Temuan serupa juga pernah diungkapkan dalam studi yang dimuat pada jurnal //Physics of Fluids// pada Juli kemarin. Studi ini menemukan bahwa masker kain hanya memiliki efisiensi filtrasi sebesar 9,8 persen. Jenis masker medis lain seperti masker bedah, masker N95, dan masker KN95 tampak memiliki efisiensi filtrasi yang lebih tinggi.
Akan tetapi, peneliti menekankan bahwa temuan ini mungkin bukan hanya dipengaruhi oleh masker kain itu sendiri. Kesesuaian bentuk masker kain dan wajah yang kurang tepat juga dapat membuat masker menjadi kurang melindungi. Saat ini, ahli epidemiologi Michael Osterholm PhD mengatakan masker kain belum mampu menjawab tantangan penyebaran Covid-19. Osterholm menilai jenis masker yang paling baik adalah N95.
Di awal pandemi, masker N95 memang hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan profesional. Akan tetapi, saat ini ketersediaan masker N95 sudah lebih memadai sehingga masker ini baik digunakan oleh banyak orang, khususnya oleh mereka yang belum divaksinasi atau belum pernah terkena Covid-19. "Kualitas masker memang penting, Jadi bila Anda bisa mendapatkan masker KN95 atau masker N95, itu akan memberikan Anda perlindungan yang lebih besar," jelas Scott Gottlieb MD yang pernah menjabat sebagai komisioner Food and Drug Administration. (*)
Tags : masker kain, masker tidak bagus, masker terbaik, masker kain tidak bagus, covid 19, masker kain tahan lama, masker kain katun, masker kain awet, masker kain tangkal virus,