
IDUL ADHA merupakan momentum memperbanyak berbagi kebaikan. Masih 40 hari lagi menuju Idul Adha yang jatuh pada 6 Juni 2025, tapi semangat banyak orang menyemarakkan hari besar keislaman ini sungguh luar biasa.
Para pebisnis hewan ternak mulai menyetok sapi dan kambing untuk nantinya dijual kepada pelaku kurban Idul Adha.
Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengirimkan sedikitnya 12 ribu ekor sapi keluar daerah, khususnya untuk kebutuhan daging Idul Adha di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
"Tahun ini, Kabupaten Dompu mendapat alokasi sebanyak 12 ribu ekor dikirim keluar daerah termasuk untuk kebutuhan daging kurban untuk Idul Adha di Jabodetabek," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Muhammad Abduh dalam keterangan pers, di Mataram, Sabtu.
Abduh mengatakan tahap awal pengiriman sebanyak 1.500 ekor sapi melalui mobil tronton dan 350 ekor sapi dikirim melalui tol laut oleh pengusaha Bima melalui Pelabuhan Bima.
Menurutnya, ribuan sapi berasal dari pengusaha dan peternak berbagai kecamatan se-Kabupaten Dompu.
Pada 25 April 2025, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat sudah menerbitkan izin sebanyak 800 ekor sapi potong tujuan Jabodetabek. Ratusan sapi itu dikirim bertahap oleh para pengusaha menggunakan truk tronton.
Abduh meyakinkan ternak-ternak yang dikirim dari Dompu dalam kondisi sehat dan sudah melalui pemeriksaan kesehatan dengan ketat.
"Sebelum dinaikkan ke dalam truk, sapi-sapi itu telah melalui pemeriksaan yang ketat oleh petugas dan sudah melalui vaksinasi penyakit mulut dan kuku," ucapnya.
Selain kebutuhan untuk Jabodetabek, sapi Dompu dikirim ke Kalimantan dan Sulawesi. Sejak lama Dompu sudah mengirim ternak ke Kalimantan dan Sulawesi.
Abduh juga menambahkan, kasus kematian ternak di Pelabuhan Gili Mas Kabupaten Lombok Barat, beberapa waktu lalu disebabkan karena lama mengantre.
"Ternak sapi yang diangkut menggunakan mobil tronton hanya bisa melalui Pelabuhan Gili Mas dan tidak ada pengangkutan melalui Pelabuhan Lembar ke Padangbai Bali atau Pelabuhan Lembar - Surabaya," kata Abduh.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa masalah itu telah disikapi pemerintah untuk tidak terulang kembali.
Rapat yang dilakukan dengan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI disepakati untuk pembatasan izin rekomendasi pengeluaran ternak.
“Termasuk membuka rute jalur penyeberangan jalur Padangbai dan bisa lewat Denpasar, Bali,” kata Abduh.
Seorang warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yakni Deny Widyanarko mencoba mengembangkan budi daya kambing boer dari Australia di daerahnya, Kediri, sehingga bisa berkembang.
Deny mengatakan kambing boer ini mempunyai nilai lebih ketimbang kambing lokal termasuk soal berat badan. Bahkan untuk kambing usia dewasa beratnya bisa hingga 100 kilogram per ekor.
"Kami breeding jenis kambing boer, kambing pedaging dari Australia yang aslinya dari Afrika. Berbagai macam jenis kambing kami breeding di sini, masih jalur asli, warna original," katanya ditemui di lokasi budi daya, Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, budi daya ini baru digelutinya. Terinspirasi dari para peternak dari Indonesia yang dinilainya sudah sangat bagus untuk sistem peternakan, namun masih belum optimal untuk daging kambingnya.
Menurut dia, keunggulan kambing boer ini adalah berat badan yang lebih ketimbang jenis kambing lokal lainnya. Misalnya untuk kambing sama-sama usia lima bulan, yang kambing boer ini beratnya bisa mencapai 25 kilogram sedangkan kambing lokal antara 12 kilogram hingga 15 kilogram.
Ia menilai dari perbedaan tersebut sudah ada selisih yang sangat signifikan, padahal usianya juga sama masih lima bulan.
Dirinya tertarik untuk mengembangkan kambing boer ini sehingga ke depan juga berdampak positif pada tingkat kesejahteraan peternak.
Ke depan akan disilangkan kambing boer ini dengan kambing lokal, sehingga bisa memperbaiki genetika ternak. Dengan itu, kualitas ternak juga bisa meningkat sehingga tingkat kesejahteraan peternak juga meningkat.
"Dengan waktu yang sama, tapi berat dari ternaknya jauh berbeda. Itu keunggulan yang bisa untuk memperbaiki genetika peternak kita. Ke depan kami ingin mengembangbiakkan, jalur murni dijaga yang kami bantukan ke peternak di Kabupaten Kediri," ujar dia.
Selain soal berat kambing yang lebih ketimbang kambing lokal, Deny yang juga seorang pengusaha ini mengatakan kambing boer tersebut juga mudah beradaptasi dengan lingkungan di Tanah Air.
Kambing boer tersebut mudah dipelihara. Untuk pakan juga sama dengan kambing lokal dari dedaunan hijau.
"Kambing boer ini lebih mudah. Dia makannya termasuk rakus, semua dimakan sehingga akan memudahkan petani untuk memberikan pakan. Sekarang juga ada namanya por yang bisa diberikan untuk tambahan protein. Ini bisa membantu peternak lebih baik," kata dia.
Deny mengaku dirinya awalnya punya empat betina dan dua pejantan dan saat ini sudah berkembang menjadi 11 ekor. Beberapa kambing sudah punya anak sedangkan beberapa betina juga masih dalam kondisi bunting.
Selain mengembangkan kambing boer, Deny mengatakan juga punya konsep untuk pertanian dan peternakan terintegrasi, yang ada dalam laboratorium mini di ladangnya.
Di lokasi tersebut, juga ada peternakan ayam petelur dengan skala kecil. Telur ayam tersebut nantinya bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Selain itu, ada juga perikanan Akuaponik, yakni adalah sistem budi daya ikan dan tanaman yang menggabungkan akuakultur dan hidroponik. Dengan memberi pakan untuk ayam, selain bisa panen telur ayam, untuk kotoran bisa untuk budi daya maggot, yang nantinya maggot bisa untuk makanan ikan.
Kemudian ikan-ikan yang dirawat di dalam tong, air dari dalam tong itu dikombinasikan dengan sayur di atasnya sehingga juga bisa mendapatkan sayur yang otomatis organik.
Dengan sistem itu, bisa mendukung ketahanan pangan, yang juga program dari pemerintah. Dengan itu pula, bisa menjadi alternatif untuk mencukupi gizi keluarga. (*)
Tags : idul adha, kurban, stok sapi, stok kambing, idul adha untuk memperbanyak berbagi kebaikan,