Sudah waktunya GenZ juga berbicara mengenai kontribusinya untuk bangsa.
PEKANBARU — Deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jakarta, lahir dari semangat mempersatukan bangsa yang masih berstatus 'terjajah'.
"Hampir satu abad usai ikrar bersejarah tersebut, para pemuda saat ini dihadapkan pada tantangan yang berbeda."
“Menurut pandangan saya pribadi, masih sangat banyak GenZ yang menyuarakan keresahan akan ketidakadilan pemerintah, mulai dari postingan-postingan, komentar sosial media, bahkan hingga aksi massa yang di dalamnya banyak elemen-elemen yang berkontribusi salah satunya GenZ ini,” kata Larshen Yunus, Ketua Dewan Pengurus Daerah [DPD] Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Provinsi Riau, Rabu.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) DPP KNPI Pusat Jakarta ini juga mengungkapkan, semangat Sumpah Pemuda saat ini masih membara di tengah Generasi-Z.
Dia mencontohkan, tuntutan 17+8 yang bergulir setelah demonstrasi berujung kerusuhan pada Agustus lalu.
Kala itu, ujar dia, banyak GenZ yang menyuarakan keresahan akan ketidakadilan di negeri ini lewat media sosial hingga aksi nyata turun ke jalan.
Sebagai mantan aktivis mahasiswa Universitas Riau (UNRI), Larshen mengatakan, kepemimpinan saat ini tidak hanya melibatkan keberanian untuk tampil, tetapi juga kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan mengarahkan aspirasi dengan bijaksana.
Dia menjelaskan, jika dahulu semangat untuk memimpin dan menyatukan persepsi diuji oleh masa penjajahan, menjadi pemimpin muda di era sekarang berarti beradaptasi dengan kenyataan baru.
Larshen mengatakan, sudah waktunya GenZ juga berbicara mengenai apa kontribusinya untuk bangsa.
“Sebenarnya tantangan terbesar pastinya ada internal kita sendiri. Karena pada zaman yang serba canggih ini, banyak media ataupun wadah untuk berkembang selain pada organisasi itu sendiri. Tapi dari internal kita itu sendiri justru masih belum bisa memanfaatkan media dan wadah itu sendiri untuk menyuarakan dan berkontribusi untuk bangsa dan negara,” kata dia.
Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) ini juga menjelaskan, suara generasi pemuda penerus bangsa harus bisa menjadi acuan pemerintah dalam menentukan arah gerak bangsa lewat berbagai kebijakan mereka.
Meski merasa kerap diabaikan, Larshen menjelaskan, Gen-Z harus memiliki optimisme yang kuat agar suara mereka bisa meyakinkan pemerintah.
“Maka kita perlu dorongan yang besar dan optimis bahwa sebagai regenerasi bangsa kita harus selalu mengawal apapun yang menjadi kebijakan dan kondisi bangsa ini. Agar nantinya suara kita pelan-pelan mulai didengar oleh birokrasi,” kata dia.
Pada era digital saat ini, dia menyatakan, banyak perjuangan kini dimulai dari layar. Hastag, petisi online, dan kampanye digital terus muncul setiap kali masalah sosial menjadi perhatian.
Berbagai kampanye dari #SavePalestine, #IndonesiaGelap, hingga inisiatif meninggalkan tanah kelahiran seperti #KaburAjaDulu, memperlihatkan mudahnya generasi muda sekarang mengekspresikan kepedulian mereka.
Larshen pun mengungkapkan bagaimana caranya agar aktivisme digital bisa efektif untuk perubahan.
Menurut dia, media sosial pada zaman ini bisa dimanfaatkan setiap orang.
Dia menjelaskan, pesan tersebut akan menjadi efektif apabila ruang gerak sosial dan ruang medianya bergerak secara seimbang serta saling melengkapi.
"Ketika dua unsur itu bisa seimbang maka akan menjadi gebrakan yang luar biasa untuk segala harap serta ingin agar semua terwujud sesuai dengan perubahan nyata yang diinginkan,” kata dia.
Dia mengatakan, di tengah ramainya media sosial, dia selalu bertekad menyebar pesan yang baik dengan menjaga reputasi organisasi serta persaudaraan antar Pramuka.
Larshen pun berpesan kepada sesama pemuda pada hari bersejarah ini.
"Untuk generasi muda Indonesia, harus terus jaga semangat persatuan dan gotong royong seperti para pemuda 1928. Gunakan media sosial untuk menginspirasi, bukan memecah. Jadilah pemuda yang berani, berintegritas, dan membawa perubahan baik bagi bangsa," kata dia. (*)
Tags : genz, sumpah pemuda, sumpah pemuda 28 oktober, 28 oktober dan sumpah pemuda, pemuda indonesia, suara genz, komite nasional pemuda indonesia, knpi, larshen yunus, knpi riau,