LINGKUNGAN - Aktivis Sahabat Alam Rimba [SALAMBA] menilai suhu lautan telah memecahkan rekor panas harian selama setahun terakhir, ini di dorong oleh perubahan iklim.
"Suhu lautan memanas karena adanya gas-gas dan El Niño jadi timbulkan pemanasan global."
"Hampir selama 50 hari, suhu panas telah memecahkan rekor tertinggi sepanjang tahun ini dengan margin terbesar di era satelit bumi kita," kata Ir Ganda Mora SH M.Si, Aktivis SALAMBA usai memantau lautan Kepri selama dua hari terakhir ini.
Menurutnya, penyebab utamanya adalah gas-gas dan rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Ditambah lagi peristiwa cuaca alami El Niño yang juga turut menyebabkan pemanasan laut.
"Lautan yang memanas telah memberikan dampak buruk terhadap kehidupan laut dan memicu gelombang baru pemutihan karang."
Ganda juga mengonfirmasi bahwa bulan lalu merupakan bulan April Agustus terhangat yang pernah tercatat dalam hal suhu udara.
Selama beberapa dekade, lautan di Kepri telah menjadi 'kartu keluar dari penjara' bumi ketika menyangkut perubahan iklim.
Lautan tidak hanya menyerap sekitar seperempat karbon dioksida yang dihasilkan manusia, tetapi juga menangkap sekitar 90% kelebihan panas.
Namun selama setahun terakhir, kata dia, lautan telah menunjukkan bukti yang paling mengkhawatirkan.
"Perairan sedang berjuang untuk mengatasi hantaman panas, khususnya di permukaan laut."
Sejak Agustus 2024, suhu permukaan rata-rata lautan global mulai meningkat semakin tinggi di atas suhu rata-rata jangka panjang, dan mencapai rekor tertinggi baru pada bulan Agustus lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir, suhu pun tidak berhenti untuk naik.
Suhu permukaan laut mencapai angka tertinggi harian rata-rata global sebesar 21,09 derajat Celsius pada bulan Juli - Agustus tahun ini.
"Suhu memecahkan rekor harian sepanjang tahun, bahkan di hari-hari tertentu marginnya sangat besar."
"Suhu memecahkan rekor dalam setahun dengan angka setidaknya 0,3Celsius," sebutnya.
"Belum pernah sebelumnya di era satelit margin rekor sebesar ini."
“Faktanya adalah bahwa semua panas ini berpindah ke laut, dan faktanya juga, pemanasan dalam beberapa hal bahkan lebih cepat dari yang kita perkirakan, menimbulkan kekhawatiran besar,” kata Ganda Mora.
“Ini adalah tanda-tanda nyata bahwa lingkungan hidup telah bergerak ke area yang tidak kita inginkan dan jika hal ini terus berlanjut, konsekuensinya akan sangat parah.”
Dampak besar terhadap kehidupan laut
Menurutnya, pemanasan laut yang disebabkan oleh aktivitas manusia mempunyai dampak besar terhadap kehidupan laut secara global dan bahkan mungkin mengubah siklus musiman suhu laut.
Dampak paling signifikan dari pemanasan global saat ini mungkin adalah pemutihan karang secara global.
Tempat penting bagi kehidupan laut ini menjadi putih dan mati karena perairan tempat mereka tinggal terlalu panas.
"Karang adalah elemen penting dalam ekosistem laut, rumah bagi sekitar seperempat spesies laut," kata Ganda.
Laut yang terus menghangat mungkin juga berdampak langsung pada salah satu makhluk laut yang paling dicintai.
“Habitat laut yang terancam punah karena perubahan iklim, dan sangat berpengaruh terhadap hal tersebut.”
Kenaikan suhu laut juga memberikan dampak yang besar, dengan hilangnya sejumlah makhluk hidup dari wilayah pesisir - misalnya adalah beberapa spesies teritip (krustasea kecil yang berkerabat dengan kepiting, lobster dan udang).
“Masalah dari perubahan iklim adalah perubahan ini terjadi terlalu cepat sehingga evolusi tidak dapat mengejar ketinggalannya,” kata dia.
Salah satu faktor penting lain yang membuat tahun lalu [2023] menimbulkan dampak yang lebih besar pada lautan adalah fenomena cuaca El Niño.
"Fenomena ini semakin menambah emisi gas pemanasan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia."
"El Niño menyebabkan suhu perairan jadi menghangat. Akibatnya, fenomena tersebut cenderung mendongkrak angka rata-rata global," jelasnya.
Namun wilayah cekungan laut lain yang biasanya tidak terkena dampak El Niño juga pernah mengalami gelombang panas laut yang mencapai rekor tertinggi sehingga perlu mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi, tutupnya. (*)
Tags : Minyak gas, Air, Perubahan iklim, Pencemaran laut, Bencana alam, Lingkungan, Alam, Sains, Pelestarian,