LINGKUNGAN - Tahun 2023 adalah tahun terpanas melampaui suhu yang tercatat dalam kurun waktu 2.000 tahun yakni pertengahan tahun 1800-an.
Hal ini ditunjukkan dari laporan peneliti yang terbit di jurnal Nature dari Universitas Cambridge dan Universitas Johannes Gutenberg Mainz, di Jerman.
Ilmuwan mencatat periode Juni hingga Agustus tahun lalu sebagai periode terpanas, Jan Esper yaitu seorang ilmuwan iklim di Universitas Johannes Gutenberg di Jerman dan penulis studi mengatakan, "Jika melihat sejarah yang panjang, anda dapat melihat betapa dramatisnya pemanasan global saat ini."
Perjanjian Paris Internasional menyatakan jika negara-negara sepakat untuk membatasi pemanasan tidak lebih dari 2 derajat Celcius di atas tingkat era pra-industri yaitu tahun 1850-1900.
Namun melalui analisis menggunakan data lingkaran pohon berskala besar, para penulis mengatakan bahwa bagian utara bumi melampaui batas perjanjian Paris pada musim panas tahun 2023.
Data tersebut menunjukkan bahwa pada bulan-bulan musim panas tahun 2023, rata-rata lebih hangat 2,2 C dibandingkan perkiraan suhu rata-rata sepanjang tahun 1800 hingga 1890.
"Ini sangat, sangat memprihatinkan," kata Esper, seraya menambahkan bahwa dia mengkhawatirkan masa depan anak-anaknya.
"Semakin lama kita menunggu untuk bertindak, maka akan semakin sulit."
Pada musim panas 2023 yang melampaui suhu di era pra industri tersebut diperparah oleh pola iklim El-Nino dan bertepatan pada suhu global yang hangat.
Esper mengatakan bahwa hal itu menjadi penyebab gelombang panas lebih lama dan parah serta periode kekeringan yang berkepanjangan.
Sebuah jurnal PLOS Medicine yang terbit merincikan gelombang panas yang terjadi berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, dan tercatat bahwa terdapat 150.000 kematian di 43 negara terkait dengan gelombang panas antara tahun 1990 dan 2019.
Beberapa dampak pemanasan berakibat pada gangguan jantung dan kesulitan bernapas atau heat stroke.
Dikutip dari carbonbrief.org, tahun 2024 akan menyamai atau melampaui suhu di tahun 2023 sebagai tahun terpanas.
Suhu global sudah mencapai tingkat yang tinggi selama tiga bulan terakhir 1,6C di atas suhu pra-industri yang menyusul puncak peristiwa El Nino pada awal 2024.
10 bulan terakhir mencatat rekor suhu tertinggi sepanjang sejarah, margin rekor baru telah turun dari sekitar 0,3C tahun lalu menjadi 0,1C selama tiga bulan pertama tahun 2024.
Pada kuartal pertama tahun ini, suhu global mencapai rekor tertinggi di sebagian besar wilayah bumi, termasuk di Samudera Atlantik tropis dan Pasifik bagian barat, sebagian besar Amerika Selatan, Afrika Tengah, Mediterania, dan Samudra Hindia.
Carbon Brief memperkirakan bahwa suhu global pada tahun 2024 kemungkinan akan mencapai rata-rata sekitar 1,5C di atas suhu pada masa pra-industri. (*)
Tags : suhu, suhu panas, pemanasan global, suhu panas capai rekor tertinggi, suhu panas berlanjut hingga di 2024, lingkungan, alam,