Batam   2025/07/11 20:47 WIB

Sungai di Kawasan Marina Sekupang Alami Degradasi, 'Hutan Bakau Hilang, Warga Selalu Dilanda Banjir'

Sungai di Kawasan Marina Sekupang Alami Degradasi, 'Hutan Bakau Hilang, Warga Selalu Dilanda Banjir'
Sungai di kawasan Marina Sekupang

BATAM - Sungai di kawasan Marina Sekupang, Batam terus mengalami kerusakan membuat lingkungan selalu terancam banjir.

"Kawasan Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang terancam ."

"Kawasan Marina terdapat sungai yang terus mengalami penurunan kualitas, kondisi, atau nilai (Degradasi). Seperti penurunan pangkat, mutu, moral, atau kualitas lingkungan," kata seorang warga di Kelurahan Tanjungriau, Muflizan. 

Menurutnya, aktivitas yang merusak hutan bakau terus marak, salah satu lokasi yang kini dalam kondisi rusak berat adalah kawasan Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang ini.

Alhasil, hutan bakau di wilayah itu rusak yang menyisakan kekhawatiran akan dampak lingkungan yang lebih besar ke depannya.

Tetapi pantauan di lapangan menunjukkan rawa-rawa dan area resapan air yang dulu menjadi penyangga ekosistem kawasan Marina kini telah berubah menjadi lahan kering.

Sungai panjang yang selama ini menjadi aliran utama air dari permukiman warga juga rusak parah dan menyempit drastis.

Puluhan truk pengangkut tanah terlihat hilir mudik setiap hari, menimbun bekas rawa dan aliran air tersebut.

Warga sekitar mengaku telah berulang kali mengadukan kegiatan reklamasi dan penimbunan lahan itu kepada berbagai pihak, namun aktivitas proyek tetap berjalan.

"Kita khawatir karena dampak banjir mulai dirasakan secara langsung warga disini," sebut Muflizan.

“Sudah terbukti ancaman itu. Hujan deras yang terjadi selama ini, air naik sampai ke dalam rumah," sebutnya lagi.

Seperti biasa banjir baru surut tiga hari kemudian. "Dulu tak seperti itu. Semenjak hutan bakau dan sungai panjang diobrak-abrik, jadi bencana bagi kami,” ujarnya yang tinggal di Perumahan Benih Berani, Marina.

Dilapangan terlihat danau kecil dan sungai-sungai di pedalaman Marina sebagian besar sudah tertimbun.

Hutan bakau yang dulunya rimbun dan menjadi kawasan konservasi alami kini telah berubah menjadi lahan kering siap bangun.

Kerusakan juga terlihat jelas di kawasan pesisir pantai Marina, tepatnya di sekitar jembatan Marina. Hutan bakau di titik tersebut sudah rusak hampir separuhnya.

Warga menyebut setiap hujan turun, banjir semakin parah karena hilangnya fungsi resapan air.

Informasi yang beredar di kalangan warga menyebutkan bahwa lahan bekas hutan bakau itu rencananya akan dijadikan lapak-lapak dan dikuasai oleh beberapa perusahaan pengembang.

Warga berharap ada tindakan tegas dari pemerintah. Mereka menuntut agar aparat dan instansi terkait segera turun tangan untuk menyelesaikan persolan itu terkhusus kerusakan lingkungan sebelum dampaknya meluas.

Lurah Tanjungriau, Syamsuddin, mengakui adanya persoalan kerusakan lingkungan itu. Namun, pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti siapa pihak yang melakukan reklamasi, penimbunan, dan pembabatan hutan bakau di kawasan aliran air tersebut.

“Kami memang pernah menerima laporan warga, tapi sampai saat ini belum diketahui siapa yang melakukannya,” kata Syamsuddin. (rp.edy/*)

Tags : kerusakan lingkungam, batam, sungai kawasan marina sekupang rusak, hutan bakau hilang, warga di kawasan marina sekupang selalu dilanda banjir,