Joko menjelaskan, survei BPS tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.
JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks kepuasaan jamaah haji Indonesia tahun 1445 H/2024 hijriah. Direktur Sistem Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Joko Parmiyanto menyatakan indeks kepuasan jamaah haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun ini mencapai 88,20 persen, naik 2,37 poin dari indeks kepuasaan haji tahun lalu.
Berdasarkan hasil survei BPS 2023, indeks kepuasaan jamaah haji berada di angka 85,83 persen. "Secara umum, jamaah haji Indonesia telah menerima semua pelayanan yang diberikan oleh pemerintah secara sangat memuaskan," ujar Joko saat merilis survei BPS Indeks Kepuasaan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) di kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2024).
Dalam mengumpulkan data, BPS menggunakan metode pengisian kuseioner jamaah secara mandiri (Self Enumeration). Di situ, jamaah menilai berdasarkan persepsi tentang kualitas berbagai pelayanan yang diterima. Selain itu juga dilakukan wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data kualitatif, serta untuk mengamati fasilitas dan proses pelayanan yang diterima jamaah.
Survei ini melibatkan 14.400 jamaah haji, yakni sebanyak 6.400 pada gelombang satu dan sebanyak 8.000 pada gelombang kedua. Alokasi sampel terbagi dalam tujuh titik pengamatan, yaitu Bandara Madinah kedatangan, Bandara Jeddah kedatangan, Madinah gelombang 1, Makkah Pra Armuzna, Armuzna, Makkah pasca Armuzna, dan Madinah gelombang 2.
Dalam survei ini, BPS mengukur kepuasan pelayanan di empat lokasi, yakni Makkah, Madinah, Bandara dan Armuzna. Berdasarkan empat daerah kerja itu, indeks kepuasan jamaah di bandara menduduki peringkat teratas dengan angka 90,83 (naik 1,37 poin dari 2023), kemudian Makkah 89,80 (naik 1,92), Madinah 88,85 (naik 0,13 poin), dan Armuzna 83,92 (5,23 poin).
Berdasarkan jenis layanan, indeks kepuasan jamaah terhadap layanan transportasi bus sholawat menempati peringat teratas, yakni mencapai 91,61 persen. Kemudian disusul dengan layanan transportasi bus antarkota 91,11, layanan hotel 89,75, layanan petugas haji 88,97, layanan konsumsi non Armuzna 88,75, layanan ibadah 88,02, transportasi bus bus Armuzna 85,20, konsumsi Armuzna 84,77, dan layanan tenda 76,10.
Joko menjelaskan, dalam melakukan survei ini BPS tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun. Selama ini, menurut dia, pihaknya juga bekerja sama dengan berbagai kementerian dan instansi lainnya. Karena itu, dia menjelaskan, hasil survei indeks layanan kepuasan jamaah haji terkadang naik dan terkadang turun.
"Sempat ada beberapa kali penurunan, bahkan tahun 2023 juga ada penurunan. Dan ternyata teman-teman PHU (Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah) membuat ini menjadi pelajaran, sehingga melakukan beberapa inovasi yang akhirnya bisa kita lihat hasilnya tahun 2024 ini," ucap Joko.
Dia pun membantah jika ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa BPS tidak independen dalam melaksanakan survei indeks kepuasan haji. Jika ada yang turun, kata dia, maka harus menjadi evaluasi bagi Kementerian Agama.
"Tidak ada yang kita sembunyiin dan sebagainya, itu kita lakukan apa adanya, kita potret kita lihatkan kalau turun ya turun. Jika ada yang turun ini harapan saya buat pemerintah agama bisa diperbaiki," kata Joko.
Di tempat yang sama, Founder dan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali menyampaikan, tugas peneliti hanya menyampaikan apa adanya. Namun, menurut dia, selalu ada konsekuensi dari setiap hasil survei.
"Kita itu, peneliti itu, selalu dipuja oleh yang menang, dicaci oleh yang kalah. Tapi, selama kita tetap berpegang pada metodologi, berpegang dengan kaidah yang benar, ya kita tidak peduli apa yang katakan. Karena kita menyampaikan hasil yang sesuai dengan kaidah survei," jelas Hasanuddin.
Alumni Statistika ITS ini mengakui kredibilitas dan kapabilitas dari BPS. Menurut dia, alat ukur yang digunakan oleh BPS sejak 2010 sampai sekarang juga sudah tepat dalam melakukan survei indeks kepuasaan jamaah haji."Jadi, hal urusan meragukan kompetensi kapabilitas saya kira di BPS sudah teruji," ujar dia.
Dia pun mengapresiasi Ditjen PHU Kemenag yang sukses melayani sebanyak 241 ribu jamaah haji tahun ini. Apalagi, berdasarkan hasil survei BPS tahun ini, semua jenis layanan haji naik semua.
"Jadi tidak ada satu alasan pun yang bisa mengatakan bahwa haji tahun 2024 itu gagal. Karena semua indikator naik. Semua dimensi naik," kata Hasanuddin. (*)
Tags : indeks kepuasan haji, indeks haji 2024, jamaah haji 2024, BPS, survei kepuasan haji, indeks kepuasan haji indonesia,