
PEKANBARU - Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) sudah mulai berdatangan ke Kota Pekanbaru sejak Senin (21/7/2025).
Mereka ingin melakukan aksi menolak direlokasi dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Pelalawan.
Massa kebanyakan datang menggunakan truk sudah memadati Jalan Cut Nyak Dien sekitar Kantor Gubernur Riau dan Pustaka Wilayah (Puswil).
Selain itu, gerbang Kantor Gubernur Riau sudah diamankan aparat menggunakan pagar kawat berduri mencegah massa merangsek masuk ke halaman Kantor Gubernur Riau.
Sementara itu, tak terlihat pengamanan khusus di Kantor Kejati Riau yang diinfokan juga akan menjadi tujuan massa aksi. Pengaman ketat dikonsentrasikan di Kantor Gubernur Riau.
Akibat penumpukan massa di sekitar Kantor Gubernur Riau membuat arus lalu lintas di Jalan Sudirman sekitar Bundaran Tugu Zapin mulai macet.
Pihak kepolisian juga melakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup akses dari Jalan Sudirman menuju Jalan Cut Nyak Dien samping BRK Syariah.
Diketahui, aksi ini merupakan lanjutan dari aksi serupa yang dilakukan AMMP pada 18 Juni 2025 lalu, dan rencananya akan berlangsung selama tiga hari, hingga Rabu (23/7/2025), sebagaimana tertulis dalam surat pemberitahuan yang dikirim ke pihak kepolisian pada 15 Juli 2025.
Hingga berita ini dibuat, massa aksi masih terus berdatangan yang diperkirakan 15 ribu orang dijadwalkan akan geruduk Kantor Gubernur Riau untuk tolak relokasi dari TNTN.
“Tadi malam ini massa akan bergerak dari masing-masing daerah menuju Kota Pekanbaru,” ujar Koordinator Umum AMMP, Wandri Saputra Simbolon, Minggu (20/7).
Sekitar 15 ribu massa dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) dijadwalkan kembali turun ke jalan pada Senin (21/7/2025).
Aksi ini akan digelar di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru, sebagai bentuk penolakan terhadap rencana relokasi masyarakat dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Menurut Wandri, terdapat empat titik keberangkatan utama massa AMMP, yakni dari Ukui, Simpang 4 Toro Jaya, Simpang Kampar, dan Bukit Kesuma.
Ratusan kendaraan telah disiapkan untuk mengangkut para peserta aksi ke Pekanbaru.
Massa berencana mendirikan tenda dan menginap selama tiga hari di halaman kantor gubernur sebagai bentuk konsistensi perjuangan.
“Diizinkan atau tidak diizinkan, kami akan tetap membuka tenda untuk menginap di sana,” tegas Wandri.
Untuk konsumsi, para peserta membawa bekal sendiri dan akan membuka dapur umum mulai hari kedua aksi. Mereka datang membawa tuntutan yang dianggap krusial bagi kelangsungan hidup masyarakat di kawasan TNTN.
Tuntutan AMMP antara lain:
Dari catatan AMMP, peserta aksi berasal dari berbagai titik di Pelalawan, diantaranya Segati 1.300 orang, Bukit Kesuma 4.500 orang, Bukit Makmur 1.800 orang, Toro Jaya 8.000 orang, Air Hitam 1.850 orang, Nanjak 2.000 orang dan Simpang Kampar 1.500 orang.
Namun, terjadi perpecahan konsentrasi setelah sekitar 500 orang dari Toro Jaya berangkat lebih dulu ke Jakarta untuk berdemo di Istana Presiden. Wandri menegaskan bahwa aksi ke Jakarta bukan bagian dari gerakan AMMP.
“Itu bukan bagian dari pergerakan kami. Kami fokus aksi di kantor Gubernur Riau,” tegasnya. (*)
Total ada 274 kendaraan yang digunakan untuk mobilisasi massa. Di antaranya, Segati mengerahkan 40 mobil, Bukit Kesuma 14, Bukit Makmur 25, Air Hitam 25, Nanjak 40, dan Simpang Kampar 50 unit.
Dilansir tribunpekanbaru.com, gerakan ini dikoordinir langsung oleh Wandri Saputra Simbolon sebagai jenderal lapangan, bersama Dapit dari unsur mahasiswa.
Untuk pengendalian aksi, AMMP membentuk dua lapis koordinator, dimqna ring 1 terdiri dari lima orang tokoh masyarakat dan ring 2 sebanyak 80 orang koordinator wilayah.(*)
Tags : taman nasional tesso nilo, relokasi dari tntn, warga tolak direlokasi dari tntn, riau, satgas pkh relokasi warga dari tntn, News,