Teknologi   2025/10/09 9:45 WIB

Teknologi AI Mampu Meniru Wajah dan Suara Manusia dengan Sangat Realistis

Teknologi AI Mampu Meniru Wajah dan Suara Manusia dengan Sangat Realistis

PEKANBARU - Dalam beberapa tahun terakhir, istilah deepfake semakin sering muncul di media sosial maupun pemberitaan teknologi. Teknologi ini memungkinkan seseorang memanipulasi foto, suara, atau video hingga terlihat sangat meyakinkan, bahkan sulit dibedakan dari yang asli.

Meski awalnya dikembangkan untuk hiburan dan keperluan kreatif, deepfake kini juga menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi disalahgunakan untuk penyebaran hoaks, penipuan, atau propaganda digital.

Apa Itu Deepfake dan Cara Kerjanya

Dikutip dari laman Fortinet, deepfake merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang mampu menciptakan gambar, suara, atau video palsu dengan tingkat kemiripan yang tinggi terhadap aslinya.

Istilah “deepfake” sendiri berasal dari gabungan kata deep learning (pembelajaran mendalam) dan fake (palsu).

Teknologi ini bekerja menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menggabungkan atau memanipulasi data visual dan audio. Hasilnya, seseorang bisa terlihat berbicara atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Meski demikian, bila digunakan secara etis, deepfake juga punya sisi positif, misalnya untuk hiburan, parodi, hingga rekreasi sejarah.

Asal-usul Teknologi Deepfake

Istilah “deepfake” pertama kali muncul pada tahun 2017 di platform Reddit. Seorang pengguna dengan nama akun “deepfakes” mengunggah video porno hasil rekayasa dengan mengganti wajah artis menggunakan teknologi deep learning milik Google yang bersifat open-source.

Sejak itu, teknologi deepfake berkembang pesat dan menjadi salah satu inovasi paling kontroversial di dunia digital.

Bagaimana Deepfake Dibuat

Ada beberapa metode populer untuk menciptakan deepfake, di antaranya:

Generative Adversarial Network (GAN)

Algoritma AI ini melatih dua jaringan generator dan discriminator untuk menciptakan gambar atau video palsu yang sangat realistis.

Encoder-Decoder (Face Swapping)

Teknik ini digunakan untuk menukar wajah seseorang ke tubuh orang lain. Encoder menganalisis pola wajah, sedangkan decoder menempelkan wajah tersebut ke objek target.

Autoencoder Lanjutan

Versi ini bahkan mampu menciptakan gambar atau ekspresi baru sepenuhnya, membuat hasil rekayasa visual semakin halus dan sulit dikenali.

Cara Mengenali Deepfake

Meski sangat meyakinkan, deepfake tetap memiliki kelemahan yang bisa dideteksi secara visual, antara lain:

  • Gerakan mata dan ekspresi wajah tampak tidak alami
  • Jarang berkedip atau berkedip tidak normal
  • Sinkronisasi bibir dengan suara tidak pas
  • Pencahayaan dan warna kulit terlihat janggal
  • Rambut atau gerakan kepala tampak patah-patah
  • Proporsi tubuh tidak seimbang dengan wajah

Dengan memperhatikan detail ini, publik dapat lebih waspada terhadap konten manipulatif di internet.

Deepfake vs Shallowfake

Selain deepfake, ada juga istilah shallowfake, yaitu manipulasi video sederhana dengan pemotongan atau pengeditan sebagian isi video agar keluar dari konteks aslinya. Salah satu contoh terkenal adalah video pidato Nancy Pelosi, Ketua DPR AS, yang diedit agar terdengar seperti sedang mabuk padahal aslinya tidak.

Kelebihan dan Risiko Deepfake

Kelebihan:

Digunakan untuk hiburan, film, atau parodi

Menghidupkan kembali tokoh sejarah atau foto lama

Menjadi sarana pembelajaran AI dan simulasi visual

Kekurangan:

Berpotensi menyebarkan informasi palsu dan propaganda

Melanggar privasi dan hak individu

Menjadi alat penipuan dan pencurian identitas digital

Sulit dibedakan dari video asli, sehingga menimbulkan kebingungan publik

Deepfake menjadi simbol kemajuan teknologi AI sekaligus tantangan baru dalam dunia digital.
Di satu sisi, ia menawarkan kreativitas dan inovasi tanpa batas; di sisi lain, membuka peluang besar untuk penyalahgunaan informasi. Masyarakat perlu lebih kritis dan melek digital agar tidak mudah tertipu oleh konten manipulatif yang tampak nyata di layar. (*)

Tags : Teknologi, Artificial intelligence, AI, AI Sangat Realistis,