INTERNASIONAL - Tel Aviv di Israel dinobatkan sebagai kota paling mahal di dunia tahun ini, di tengah naiknya inflasi dan persoalan rantai pasok yang mendorong makin mahalnya biaya hidup secara global.
Kesimpulan ini didapat Economist Intelligence Unit (EIU) yang menghimpun data dan menyusun daftar biaya hidup lebih dari 170 kota di seluruh dunia.
Untuk kota termurah, predikat ini diduduki oleh Damaskus, ibu kota Suriah, yang berjarak hanya 200 kilometer dari Tel Aviv. Dalam satu dekade terakhir, kota ini porak-poranda akibat perang saudara.
Survei yang dilakukan EIU juga menunjukkan Paris dan Singapura sama-sama berada di urutan kedua daftar kota termahal di dunia, disusul oleh Zurich dan Hong Kong.
Kemudian, New York, Jenewa, Kopenhagen, Los Angeles, dan Osaka melengkapi 10 kota termahal di dunia.
Naiknya Tel Aviv menjadi kota termahal tahun ini disebabkan oleh nilai mata uang shekel yang naik terhadap dolar Amerika, membuat biaya hidup di kota ini menjadi lebih mahal.
Shekel menguat antara lain karena kesuksesan Israel menjalankan program vaksinasi Covid-19, kata EIU.
Surplus neraca berjalan, daya tarik investor teknologi luar negeri, dan fundamental ekonomi yang kuat menyebabkan kokohnya nilai mata uang Israel
Dibandingkan kota-kota lain, harga alkohol, ongkos transportasi, barang-barang konsumsi, dan biaya rekreasi lebih tinggi. Dari sini saja sudah cukup membuat Tel Aviv mengalahkan biaya hidup di Paris.
Tahun lalu, ibu kota Paris ini adalah kota termahal di dunia.
Secara umum, papan atas daftar kota termahal masih didominasi oleh kota-kota Eropa dan kota-kota di Asia yang tergolong negara maju. Kota-kota di China dan di Amerika Utara masuk golongan tengah.
Kota-kota dengan biaya hidup paling murah sebagian besar berada di Timur Tengah dan Afrika atau di kawasan-kawasan miskin Asia.
Damaskus menjadi kota termurah setelah dalam tujuh kategori harga, kota ini selalu menduduki paling bawah.
Termurah kedua adalah ibu kota Libya, Tripoli, lalu Tashkent (Uzbekistan), Tunis (Tunisia), Almaty (Kazakhstan), Karachi (Pakistan), Ahmedabad (India), Algiers (Aljazair), Buenos Aires (Argentina), dan Lusaka (Zambia).
Di luar papan atas dan papan bawah, EIU juga mencatat bahwa peringkat Roma (Italia) turun 16 anak tangga ke posisi 48, karena penurunan tajam sejumlah harga kebutuhan, termasuk pakaian.
Yang juga turun peringkat cukup tajam adalah Bangkok (Thailand) dan Lima (Peru).
Sementara itu, posisi Teheran (Iran) naik 50 anak tangga ke posisi 29, disebabkan oleh masalah rantai pasok, kelangkaan barang, dan naiknya harga impor karena pemberlakuan kembali sanksi ekonomi Amerika Serikat.
Yang juga melompat naik adalah Reykjavik (Islandia), yang naik 21 anak tangga ke posisi 35, didorong oleh naiknya harga di sejumlah kategori, termasuk biaya transportasi, minuman keras, dan kebutuhan harian lain. (*)
Tags : Tel Aviv Kota Termahal di Dunia, Biaya Hidup Secara Global, , Ekonomi, Israel,