Batam   2025/09/24 16:50 WIB

Tiga Kampung Nelayan di Batam Masuk Program Nasional Jadi Kampung Nelayan Modern

Tiga Kampung Nelayan di Batam Masuk Program Nasional Jadi Kampung Nelayan Modern
Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Sakti Wahyu Trenggono, meninjau langsung calon lokasi Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP).

BATAM - Tiga kampung nelayan di Batam resmi masuk program nasional pembangunan Kampung Nelayan Modern tahap pertama.

"Tiga kampung nelayan di Batam bakal dibuat jadi kampung modern."

“Ini patut kita syukuri. Tiga lokasi kampung nelayan (Tanjung Banun, Sekanak Raya, dan Pulau Kasu) dipilih jadi program nasional. Ini kesempatan untuk masyarakat nelayan meningkatkan taraf hidupnya,” kata Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, Rabu (24/9).

Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) No 55 Tahun 2025 tentang penetapan 65 lokasi kampung nelayan modern di Indonesia.

Amsakar Achmad, menyambut baik penetapan itu.

Ia menyebut, program ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat pesisir karena bisa membawa perubahan besar.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Adhi Karya sebagai kontraktor utama.

Pembangunannya bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga menyiapkan fasilitas modern yang benar-benar dibutuhkan para nelayan, kata Amsakar Achmad.

Setiap kampung akan dilengkapi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPDN), cold storage, pabrik es batu, gudang hasil tangkap, hingga bengkel perahu dan gerai alat tangkap.

Target penyelesaian proyek ditetapkan pada 30 Desember 2025, dan diharapkan bisa mulai beroperasi pada awal Januari 2026.

Sementara Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, menambahkan, pengelolaan kampung nelayan modern ini nantinya akan dipercayakan kepada Koperasi Nelayan Merah Putih.

Koperasi ini sudah dibentuk sejak tahap awal dan akan mengelola fasilitas secara mandiri.

“Setiap lokasi mendapatkan anggaran berbeda. Mulai dari Rp7 miliar, Rp11 miliar, hingga yang terbesar Rp17 miliar,” jelasnya.

Dari ketiga lokasi, Tanjung Banun dinilai punya potensi paling besar. Lokasi ini selama ini dikenal sebagai pusat bongkar muat hasil tangkapan nelayan di Batam, sehingga dinilai strategis untuk menjadi sentra perikanan modern.

Pembangunan sudah dimulai sejak 19 September 2025, ditandai dengan survei lapangan dan penentuan titik nol.

Proses ini melibatkan BP Batam dan instansi terkait lainnya. BP Batam sendiri bertugas menyusun master plan khusus untuk Tanjung Banun.

Sebelumnya, Li Claudia Chandra, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Sakti Wahyu Trenggono, meninjau langsung calon lokasi Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Rempang, Rabu (27/8) lalu.

Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan memperkuat ekonomi maritim di Batam, khususnya Rempang.

KNMP Sembulang saat ini dihuni 561 Kepala Keleluarga (KK), dengan 364 warga berprofesi sebagai nelayan.

Pendapatan rata-rata nelayan saat ini sebesar Rp4,7 juta per orang per bulan.

Melalui program intervensi ini, pendapatan diproyeksikan naik 35,7% menjadi Rp6,38 juta per bulan. 

Produksi perikanan tahunan ditargetkan meningkat dari 700 ton menjadi 800 ton.

Komoditas unggulan dikawasan tersebut meliputi rajungan, teri, baronang, dan kerapu. Untuk menunjang aktivitas nelayan, pemerintah akan membangun sejumlah fasilitas pendukung.

Fasilitas tersebut antara lain tangga pendaratan, tambatan perahu, shelter pendaratan ikan, gudang beku portabel, pusat kuliner, Musala, Tower air bersih, SPDN (Sentra Pendaratan Ikan Terbuka), hingga bangunan kantor.

Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kajari Batam, Kapolresta Barelang, jajaran BP Batam, Staf Ahli Pemko Batam Jefridin, Kepala Dinas Perikanan Kota Batam Yudi Admajianto, serta perwakilan instansi terkait lainnya.

Li Claudia Chandra, menekankan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada kekompakan masyarakat.

“Bapak-bapak harus kompak, nelayan harus maju. Semua program ini dari masyarakat untuk masyarakat kelola. Nantinya akan ada pabrik es, SPDN, hingga pusat kuliner ikan segar,” kata Li Claudia.

“Kalau bapak-bapak tidak ada kegiatan, mari bantu agar cepat selesai. Kita ingin ekonomi nelayan maju untuk Kelurahan Sembulang,” tambahnya.

Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kota Batam dan BP Batam.

Ia berharap KNMP di Rempang dapat menjadi contoh bagi pengembangan kampung nelayan modern di seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Perikanan Batam, Yudi Atmajianto, menyebutkan bahwa pengerjaan proyek sudah berjalan sesuai arahan dari KKP.

Ia optimistis seluruh pekerjaan bisa rampung sesuai target.

“Kalau tidak ada hambatan, Desember nanti semua selesai. Awal tahun depan sudah bisa dimanfaatkan nelayan,” ujarnya.

Yudi menambahkan, kampung nelayan modern ini diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi baru bagi kawasan pesisir Batam.

Selain meningkatkan kualitas dan nilai jual hasil tangkapan, fasilitas ini juga akan membuka peluang usaha bagi koperasi dan masyarakat sekitar.

“Kalau fasilitas lengkap, biaya operasional bisa ditekan. Hasil tangkapan lebih awet, dan nilai jualnya naik. Ini bisa jadi lompatan besar untuk sektor perikanan di Batam,” sebutnya. (rp.ant/*) 

Tags : kampung nelayan, wakil wali kota, batam, menteri kkp, kampung nelayan, kampung nelayan modern,