PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau minta pusat tangani abrasi di tiga pulau terluar yakni Pulau Bengkalis, Rangsang dan Rupat.
"Tiga pulau terluar yakni Pulau Bengkalis, Rangsang dan Rupat terancam abrasi setiap tahun kendati sudah pernah dibangun break water atau pemecah gelombang."
"Breakwater itu telah dibangun setiap tahun namun hanya sepanjang 1-2 kilometer sementara abrasi yang terjadi di tiga pulau itu sudah mencapai 167 Km. Kalau 2 Km setahun, berarti membutuhkan 80 tahun untuk membangun pemecah ombak itu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Dr Mamun Murod kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (24/1/2023).
Ia mengatakan, dibutuhkan langkah yang serius pemerintah dalam penanganan abrasi sebab tiga pulau ini terkait batas negara Indonesia yang terancam abrasi.
Ia menjelaskan, wilayah perbatasan negara Indonesia setiap tahun berkurang, sementara wilayah negara tetangga setiap tahun bertambah.
"Memang infonya itu tidak mempengaruhi batas negara, tetapi kita tetap kehilangan wilayah karena abrasi. Setelah dibangun pemecah gelombang, lanjut Murod, maka langkah selanjutnya baru dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan pulau itu seperti semula," katanya.
Ia menyebutkan bahwa abrasi di tiga Pulau di Riau itu telah dibahas lintas kementerian/lembaga karena tiga pulau terluar di Provinsi Riau itu terus terancam abrasi setiap tahun dan baru-baru ini di Pulau Bengkalis, di Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis terjadi abrasi akibat gelombang laut Selat Malaka.
Selain itu, persoalan abrasi di Pulau Bengkalis, termasuk Pulau Rangsang dan Rupat sudah dibahas banyak tujuh kali antara Pemprov Riau, Pemkab Bengkalis dan Kepulauan Meranti bersama Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
"Karena persoalan ini menjadi kewenangan Kemenko Kemaritiman dan berdasarkan informasi terakhir dalam rapat itu, memang untuk penanganan abrasi di tiga pulau itu akan dibantu melalui bantuan dana dari Inggris. Tetapi bantuan itu sampai saat ini belum cair juga," sebut Murod.
Sebelumnya, Gubernur Riau, Syamsuar menyatakan, dalam menangani abrasi yang terjadi di beberapa daerah di Riau tidak cukup dengan menanam mangrove, harus dilakukan penanganan agar gelombang air laut berkurang.
"Abrasi kita ini banyak disebabkan gelombang. Kalau cuma hanya tanam, terkena gelombang bisa hilang lagi," ucap Syamsuar didepan wartawan, Rabu (25/1/2023).
"Untuk itu, penanganan abrasi di riau ini sebenarnya agak spesifik, karena ada pulaunya yang gambut dan ada yang tidak gambut," ungkapnya.
"Jadi harus ada sesuatu yang kita buat untuk mengurangi terjadinya gelombang sehingga baru bisa menanam," sebutnya.
Syamsuar mengatakan, masalah abrasi juga sudah disampaikan di Jakarta dalam sosialisasi dana pengelola lingkungan hidup.
"Jadi saya sampaikan pada forum itu agar di riau tidak hanya menanam mangrove, namun juga dilakukan penanganan abrasi," sebutnya.
Dijelaskan Syamsuar, masalah abrasi sudah ditanggapi Menteri, dan dari Kementerian pun beberapa minggu lalu sudah mengecek ke lapangan.
"Mudah-mudahan riau dapat dibantu pusat," harapnya. (*)
Tags : Pulau Dihantam Abrasi, Tiga Pulau Terluar di Riau Alami Kerusakan Lingkungan, Krisis Abrasi, Pemprov Berharap Bantuan Pusat Tangani Abrasi,