RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Kegelisahan H Darmawi Wardana Zalik Aris, Ketua DPP Lembaga Melayu Riau [LMR] Riau Malay Institution cukup beralasan. Dia mengemukakan dengan spontan kalimat serta pemikiran bahwa; Jiwa kepemimpinan masyarakat Melayu era sekarang ini tidak terlihat bahkan tak kunjung hadir baik di kancah daerah maupuun nasional.
Untuk di daerah sendiri [kepemimpinan di Riau] pun tak terlihat, malah putera-putri Melayu masih 'terpinggirkan', tak tahu apa penyebabnya mungkin saja karena minimnya keberanian dan kemampuan masyarakat Melayu melihat permasalahan di daerah asalnya, kata Darmawi Wardana dalam diskusi kecil bersama Heriyanto, Timbalan Laskar Melayu Bersatu [LMB] dan Abdi Haro ST MT, Minggu 20 Juni 2021 sore dikediamannya.
Diungkapkan tokoh Bengkalis ini dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat Melayu yang ada di Riau guna membahas nasib masa depan masyarakat Melayu di Riau yang kian hari semakin terpinggirkan dan tak juga memegang tampuk jabatan serta berbagai kendala untuk ikut berperan mengelola bumi Lancang Kuning.
Darmawi Wardana, dalam pembicaraan sore itu yang semakin hidup serta menarik untuk disimak dimana menurut pemikirannya saat ini kecenderungan orang Melayu di kancah nasional bukan sebagai pemimpin. Kebanyakan hadir sebagai pekerja dan bawahan yang baik.
Tetapi sebaliknya keberanian dan minimnya infrastruktur dan suprastruktur di Riau juga masih menjadi penyebab utama. Sementara Abdi Haro yang pernah menjabat di pemerintahan Riau [mantan kadis Pertambangan dan Energi] menimpali infrastruktur terlihat dari minimnya sarana orang Melayu menyalurkan ide kepemimpinan politik.
Suprastruktur terlihat masih banyak yang melupakan dasar kepemimpinan, tetapi menginginkan hasil besar. "Akibatnya, kemampuan orang Melayu tertinggal akibat minim pengalaman. Padahal, kalau ingin berhasil di tingkat nasional, ia harus memperlihatkan hasil nyata dan pengalaman tinggi di daerahnya sendiri," kata Darmawi Werdana pula menyikapi soal Riau.
Tapi Abdi Haro balik menyayangkan hal itu masih terjadi. Alasannya, potensi orang Melayu sebenarnya sangat besar. Buktinya ketika dirinya ikut dalam pencalonan Direktur PT SPR dan lolos pada urutan orang nomor dua dari hasil seleksi, malah hasil akhir berujung tak terpilih menduduki jabatan itu.
Heriyanto menimpali, Abdi Haro berperan besar dalam kemajuan pengelolaan migas Riau. Salah satunya mendorong usaha migas Riau dapat dikelola oleh putera Riau. "Jejak Abdi Haro [putera Tembilahan/Inhil ini baik di Pemerintahan maupun di ilmu perminyakan tak diragukan. Sebelumnya Abdi Haro pernah meraih predikat dan memiliki pengalaman di migas, beliau memang memiliki ilmu dibidang itu," katanya.
Namun Darmawi Wardana kembali melihat potensi orang Melayu belum dimanfaatkan sepenuhnya. Potensi itu antara lain berupa fakta bahwa putera-putri Melayu yang memiliki predikat maupun sebagai etnis besar di Riau, keberagaman budaya, dan wilayah direntetan suku Melayu sangat luas. Penyebabnya, menurut Darmawi Wardana, adalah lemahnya pewarisan kepemimpinan.
"Hal ini bertambah berat jika berhadapan dengan sikap mental umum yang lemah, seperti dalam kedisiplinan, ketertiban, keberanian, dan keuletan. Hendaknya tidak berlarut-larut menjadi kelemahan. Sudah saatnya orang Melayu bangkit selagi Pemimpin Riau sekarang dijabat [Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi] yang bisa diharapkan dapat mendukung dan mendorong putera-putri Riau yang memiliki predikat dibidangnya untuk ikut berkancah dan berperan dan menjadikan kelemahan itu sebagai tantangan," ungkapnya.
Dia juga berharap salah satu yang harus dilakukan saat ini yakni ikut membangun kesadaran pribadi dan bersama memecahkan permasalahan yang ada. Selain sumbangan pemikiran, pendidikan dan dunia politik, Darmawi Wardana juga tidak melupakan kaderisasi kepemimpinan orang Melayu masih tetap dibutuhkan dari sumbangsih pemikiran dari masyarakat Melayu. (*)
Tags : Tiga Tokoh Riau, Tokoh Riau Membicarakan Kepemimpinan Orang Melayu, Kepemimpinan Orang Melayu Tak Terlihat di Riau,