JAKARTA -- Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) turut menjadi pembicara dalam acara Indonesian Humanitarian Summit 2023 yang digelar Dompet Dhuafa di Ciputra Artpreneur Casablanca, di Jakarta, pada Kamis (21/12/2023). Dalam paparan materinya, Nurcahyo selaku perwakilan dari TNP2K menyebutkan tujuh kriteria umum penduduk miskin dan miskin ekstrem.
Menurut Cahyo, dari beberapa periode kepemimpinan, belum ada satupun yang mampu mencapai target pengentasan kemiskinan ekstrem. Ini membuktikan, bahwa program pengentasan kemiskinan ekstrem memang membutuhkan bukan hanya tenaga, waktu, dan materi, tetapi juga menghadapi tantangan-tantangan yang luar biasa.
“Sehingga kita untuk mencapai penurunan kemiskinan kita perlu usaha yang extraordinary, tidak bisa dengan cara-cara yang seperti sekarang itu,” ujar Cahyo, di Kuningan, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Menurut Nur Cahyo, terjadi ketimpangan karakteristik kemiskinan di kota dan di desa. Di perkotaan sudah turun relatif hampir mendekati target nasional 7,5 persen, tetapi di pedesaan, angkanya masih 12,2 persen, jadi masih cukup jauh dari yang ditargetkan pemerintah 7,5 persen. “Sehingga ini timpang. Itu salah satu yang sangat penting adalah desa,” lanjutnya.
Cahyo mendukung program yang digagas oleh Megawati Simanjuntak dari IPB University tentang penggunaan aplikasi Merdesa. Aplikasi Merdesa ialah aplikasi monitoring bantuan sosial berbasis data. Dengan aplikasi ini maka akan sangat membantu pemerintah maupun lembaga filantropi untuk menjangkau masyarakat miskin, serta agar bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran.
“Kemiskinan itu makro, angka marko ini kita dapatkan dari data survei sedangkan untuk pengentasan kemiskinan kita membutuhkan data by name by address, yang mana seseorang hari ini mampu, besok bisa jadi miskin setelah inflasi,” terangnya, dalam diskusi yang dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Republika, Elba Damhuri.
Bila dilihat berdasarkan karakteristiknya, menurut Cahyo, ada tujuh karakteristik umum penduduk miskin atau miskin ekstrem, berikut di antaranta:
“Ketika kita berhadapan dan menargetkan (pengentasan) angka kemiskinan ekstrem, di saat yang sama kita berhadapan dengan stunting. Maka kita sering mendengar dual objektif penanggulangan kemiskinan,” kata Cahyo
Tags : kemiskinan, karakteristik penduduk miskin, penduduk miskin, humanitarian summit, dompet dhuafa,