Badan Pusat Statistik [BPS] Riau mencatat nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar US$ 1.32 miliar walaupun terjadinya ditengah pandemi tidak menghalangi ekspor migas dan non migas terus dipacu hingga menunju tahun 202i ini.
PEKANBARU - Kepala BPS Perwakilan Riau Misparuddin menyatakan angka menunjukkan kenaikan sebesar 26,35 persen terjadi sejak tahun 2020 dibanding ekspor November 2019 sebesar US$ 1.05 miliar.
"Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor migas dan non migas masing-masing sebesar 316,66 persen dan 17,28 persen. Ekspor non migas dari US$ 1.01 miliar pada bulan November 2019 naik menjadi US$ 1.19 miliar pada bulan Desember 2019. Demikian juga ekspor migas dari US$ 31.69 juta pada Bulan November 2019 naik menjadi US$ 132.05 juta pada Bulan Desember 2019," ujar Misparuddin dala press releasenya, Selasa (4/2).
Dari 10 golongan barang ekspor non migas terbesar bulan Desember 2019 dibanding November 2019, kenaikan terbesar terjadi pada Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 135.45 juta, Berbagai Produk Kimia US$ 16.83 juta, dan Bubur Kayu (Pulp) sebesar US$ 14.13 juta. "Sedangkan yang mengalami penurunan terjadi pada Bahan Kimia Organik US$ 3.74 juta, Serat Stapel Buatan US$ 2.07 juta, dan berbagai makanan olahan US$ 0.40 juta," ujarnya.
Menurutnya, selama Januari-Desember 2019, nilai ekspor Riau mengalami penurunan sebesar 22,27 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan non migas masing-masing sebesar 70,55 persen dan 12,43 persen. "Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 78,80 persen dan ekspor industri pengolahan hasil minyak sebesar 14,83 persen," terangnya.
Selama Januari-Desember 2019, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 98,89 persen terhadap total ekspor non migas. "Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non migas tersebut mengalami penurunan sebesar 12,41 persen terhadap periode yang sama tahun 2018," katanya.
Tiongkok tujuan ekspor Nonmigas
Dari sepuluh negara tujuan utama, lima diantaranya memberikan kontribusi terbesar, yakni Tiongkok, India, Belanda, Malaysia, dan Pakistan. "Tiongkok menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas dengan total 1,91 miliar dollar AS atau 18,34 persen," katanya.
Sedangkan India 1,30 miliar dollar AS atau 12,50 persen, Belanda 723,40 juta dollar AS atau 6,95 persen, Malaysia 580,13 juta dollar AS atau 5,58 persen, dan Pakistan 498,73 juta dollar AS atau 4,79 persen. "Dengan kontribusi kelimanya mencapai 48,16 persen. Sedangkan lima negara lainnya seperti Bangladesh, Amerika Serikat, Spanyol, Singapura, dan Mesir memberikan kontribusi sebesar 16,84 persen," jelasnya.
Ada sepuluh negara terbesar tujuan ekspor nonmigas bulan November 2019 dibanding bulan Oktober 2019, sebanyak empat negara mengalami penurunan dan enam negara mengalami kenaikan. "Penurunan terbesar terjadi pada ekspor ke negara Pakistan sebesar 48,04 juta dollar AS, Amerika Serikat 15,07 juta dollar AS, dan Tiongkok 7,70 juta dollar AS. Sedangkan kenaikan ekspor terbesar terjadi ke negara India sebesar 24,99 juta dollar AS, Bangladesh 20,89 juta dollar AS, dan Mesir 20,74 juta dollar AS," sebutnya.
Ekspor Riau US$ 1,43 miliar
Sementara nilai ekspor Riau pada Bulan November 2020 mencapai US$ 1,43 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 8,24 persen dibanding ekspor Bulan Oktober 2020 sebesar US$ 1,32 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor non migas sebesar 9,29 persen, meskipun ekspor migas menurun sebesar 13,28 persen. "Ekspor non migas dari US$ 1,26 miliar pada Bulan Oktober 2020 naik menjadi US$ 1,38 miliar pada Bulan November 2020, sebaliknya ekspor migas dari US$ 61,56 juta pada Bulan Oktober 2020 turun menjadi US$ 53,39 juta pada Bulan November 2020," ujarnya.
Ada 10 golongan barang ekspor non migas terbesar Bulan November 2020 dibanding Oktober 2020, lima golongan mengalami kenaikan, yang terbesar yaitu Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 100,38 juta, Berbagai Produk Kimia US$ 27,30 juta dan Bahan-bahan Nabati US$ 11,57 juta. Sedangkan empat golongan mengalami penurunan, yang terbesar yaitu Kertas dan Karton US$ 31,18 juta, Berbagai Makanan Olahan sebesar US$ 6,69 juta, dan Ampas dan Sisa Industri Makanan US$ 0,78 juta.
"Selama Bulan Januari hingga November 2020, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 11,17 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor non migas sebesar 14,09 persen, meskipun ekspor migas turun sebesar 34,09 persen. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 56,77 persen, dan ekspor industri pengolahan hasil minyak sebesar 0,65 persen," sebutnya.
Selama Januari hingga November 2020, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 98,87 persen terhadap total ekspor non migas. "Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 14,22 persen terhadap periode yang sama tahun 2019," jelasnya. (*)
Tags : Ekspor Riau, Migas dan Nonmigas, Penyumbang Terbesar Ekonomi Riau,