Linkungan   24-07-2025 11:11 WIB

Titik Panas Karhutla di Riau Tambah Banyak, Helikopter Mi-8 Dikerahkan untuk Water Bombing 

Titik Panas Karhutla di Riau Tambah Banyak, Helikopter Mi-8 Dikerahkan untuk Water Bombing 

PEKANBARU – Titik hotspot akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertambah banyak ada 207 titik di Riau. Helikopter Mi-8 terus dikerahkan untuk water bombing.

Provinsi Riau kembali menjadi daerah dengan jumlah titik panas (hotspot) terbanyak di Sumatera. Berdasarkan pantauan citra satelit BMKG pada Rabu (23/7/2025) pukul 23.00 WIB, dari total 621 titik panas yang terdeteksi di seluruh Sumatera, sebanyak 207 di antaranya berada di wilayah Riau.

Forecaster on Duty BMKG Pekanbaru, Gita Dewi S mengatakan, dua daerah yang menjadi penyumbang titik panas terbanyak di Riau adalah Kabupaten Rokan Hilir dengan 110 titik, dan disusul Kabupaten Rokan Hulu dengan 63 titik. 

Kondisi ini mengindikasikan peningkatan aktivitas panas permukaan bumi yang berpotensi besar terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Selain itu, sejumlah kabupaten dan kota lainnya di Riau juga tercatat memiliki jumlah hotspot yang lumayan banyak. Kabupaten Kampar terpantau memiliki 2 titik panas, Kabupaten Pelalawan sebanyak 20 titik, Kabupaten Siak dan Pelalawan masing masing 6 titik.

Sementara itu, provinsi lain di Sumatera juga mencatat keberadaan titik panas, meski jumlahnya tidak sebanyak di Riau. 

Sumatera Utara berada di posisi kedua dengan 188 titik panas, diikuti Sumatera Selatan 46 titik, Sumatera Barat 27 titik, Jambi 49 titik, Bangka Belitung 18 titik, Bengkulu 7 titik, Lampung 8 titik, dan Kepulauan Riau 3 titik panas.

Satu unit helikopter Mi-8 kembali didatangkan ke Provinsi Riau untuk memperkuat operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang masih melanda sejumlah daerah.

Helikopter ini akan difokuskan untuk misi water bombing di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh tim darat.

“Sore tadi helikopter sudah mendarat. Jenis yang datang adalah Mi-8,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemadam Kebakaran Provinsi Riau, Edy Afrizal, Kamis (24/7).

Sebelumnya, Riau telah diperkuat dua helikopter lainnya, yaitu satu unit Mi-8 dan satu unit Black Hawk, yang juga menjalankan misi serupa.

Dengan kedatangan unit ketiga, total tiga helikopter kini beroperasi untuk misi pemadaman udara Karhutla di Riau.

Ketiga helikopter tersebut akan menyasar area titik api yang sulit dijangkau oleh personel darat. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat upaya penanggulangan dan mencegah meluasnya kebakaran di lahan gambut dan kawasan rawan api.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Riau, Jim Gafur, merinci bahwa dua helikopter yang sudah beroperasi sebelumnya telah menjalankan misi pemadaman di wilayah Kampar, Pelalawan, Dumai, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir.

“Total 25 sorti telah dilakukan dengan 845 kali water bombing, menumpahkan lebih dari 380.000 liter air ke lokasi kebakaran,” jelas Jim.

Selain operasi udara melalui helikopter, penanganan Karhutla di Riau juga diperkuat dengan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Dua unit pesawat Cessna telah menjalankan total 11 sorti untuk mempercepat proses pembentukan hujan buatan.

“Total 9.200 kilogram garam (NaCl) telah disemai untuk mempercepat pembentukan awan dan hujan,” tambah Jim.

Upaya terpadu antara water bombing dan OMC ini diharapkan bisa mengendalikan kebakaran lahan sebelum meluas lebih parah. Pemerintah Provinsi Riau juga terus berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, TNI/Polri, serta pihak swasta untuk memastikan respon cepat terhadap situasi darurat ini.

 

Hadapi Karhutla, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menggelontorkan Rp165 ribu/hari untuk personel Satgas Darat di Riau.

 

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan bersama TNI dan Polri telah menyepakati pembentukan Satuan Tugas (Satgas) darat tambahan di empat kabupaten kota prioritas di Riau. 

Satgas bertujuan untuk perbantuan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) nantinya akan diperkuat personel TNI dari satuan tempur dari Batalyon 132 di Salo Kampar sebanyak 100 personel. Kemudian ditambah 100 personel lagi dari kepolisian setiap kabupaten di Riau.

"Meski statusnya BKO administrasi BNPB, namun secara teknis tetap di bawah kendali langsung komandan masing-masing," jelas Suharyanto, Selasa (22/7). 

Dijelaskan Kepala BNPB, untuk penempatan akan didistribusikan sesuai kebutuhan lokasi pemadaman Karhutla.

BNPB akan melengkapi semua kebutuhan perlengkapan perlatan. Seperti, pompa, alat pelindung diri (APD), sepeda motor trail, dan kendaraan patroli.

Tak hanya itu, BNPB juga sudah menyiapkan biaya operasional disiapkan oleh BNPB. Setiap personel akan mendapatkan sebesar Rp165 ribu per hari.

Pada kesempatan ini Suharyanto pun mengingatkan pentingnya patroli aktif terutama setelah pemadaman selesai. Tujuanya untuk mencegah pembakaran ulang. 

Patroli darat ini dipandang efektif untuk memberikan efek gentar kepada mereka yang akan berbuat membakar lahan. Selain itu juga aparat yang berpatroli bisa memberikan edukasi perihal bahaya membakar lahan. 

“Kehadiran aparat di titik-titik rawan akan membuat masyarakat berpikir dua kali untuk membakar. Kami percaya Dandim dan Kapolres memahami teknis di lapangan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Suharyanto menyatakan bahwa operasi darat merupakan kunci utama dalam penanggulangan Karhutla. Tanpa mengesampingkan bantuan pemadaman dari tim udara dengan water bombing. 

Namun, dengan kondisi api sudah meluas melahap lahan dan hutan, penyiraman air dari udara dengan kapasitas terbatas bak memadamkan rumah yang terbakar hebat dengan segayung air. 

Semakin banyak penyiraman dan durasi waktunya, artinya semakin membengkak pula biaya operasional yang harus dikeluarkan negara. Bayangkan saja papar Suharyanto lagi, untuk operasional heli water bombing per jam-nya mencapai 11.000 US dollar atau setara Rp165 juta dengan nilai kurs dolar 15 ribu rupiah.

"Kalau kebakarannya sudah besar, sangat sulit dipadamkan. Kita masih ingat tahun 2019, jarak pandang di Pekanbaru hanya dua meteran. Jangan sampai terulang lagi," ujarnya. (*)

Tags : badan nasional penanggulangan bencana, bnpb, dana, karhutla, titik hotspot tambah banyak, akibat karhutla, helikopter Mi-8 dikerahkan,