MASYARAKAT etnis Tionghoa di Daik Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) melaksanakan tradisi Siakang yang rutin digelar tiap tahun.
"Umat Buddha Lingga rutin melaksanakan tradisi Siakang tiap Bulan November di Kelenteng Cetiya Loka Santi."
"Tradisi Siakang adalah sembahyang keselamatan dengan harapan masyarakat senantiasa selamat dan jauh dari marabahaya ini memiliki beberapa rangkaian acara diantaranya, penjemputan Hiolo atau tempat menancapkan hio/dupa dari Kelenteng Tua Pek Kong dan sementara diletakkan di Kelenteng Cetiya Lokasanti melalui prosesi arak-arakan penjemputan hiolo," kata Maya Purnawi,S.Pd.B, Kara Budha Kemenag Lingga.
Tradisi Siakang yang dilakukan jatuh pada Selasa 29 November 2022 lalu dilaksanakan oleh Etnis Tionghoa, tidak semua melaksanakannya karena tradisi ini biasa digelar oleh masyarakat Etnis Tionghoa yang berada di wilayah dekat lautan.
"Tradisi Siakang diikuti oleh umat Buddha di Kelurahan Daik dan sekitarnya pada Bulan November (Sabtu-Selasa, 26-29 November 2022) kemarin di Kelenteng Cetiya Loka Santi," sebutnya.
"Selanjutnya umat meletakkan berbagai makanan dari masing-masing umat pada tempat yang telah disediakan. Tujuannya agar makanan tersebut mendapat berkah dari sembahyang yang digelar. Dilanjutkan malam hari, umat berkumpul untuk makan bersama. Umat juga mengadakan prosesi larung ke sungai yang berada di dekat Kelenteng Cetiya Loka Santi yang dilaksanakan pagi harinya," tambahnya.
Maya Purnawi, wanita Bali itu menjelaskan, sebagai ajang kebersamaan, biasanya umat mengadakan acara makan bersama selama 3 (tiga) malam. Selanjutnya umat kembali menggelar prosesi arak-arakan untuk mengembalikan hiolo yang sebelumnya dijemput dan selesailah prosesi dari tradisi Siakang tersebut.
Umat Buddha di kawasan Kabupaten Lingga sebagian besar adalah masyarakat beretnis Tionghoa sehingga umat Buddha turut melaksanakan dan memeriahkan tradisi Siakang tersebut setiap tahun.
Penyelenggara Buddha pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lingga turut mengapresiasi tradisi tersebut dan berpartisipasi langsung dengan turut berbaur dalam berbagai rangkain prosesi Siakang.
Maya Purnawi, menyambut baik pelaksanaan acara tradisi Siakang dan mengemukakan pandangannya bahwa, sebagai umat beragama bukan berarti meninggalkan tradisi yang sudah dibangun oleh para leluhur.
"Sepanjang tradisi tersebut masih sesuai dengan Dhamma, maka patut untuk dihormati dan dilestarikan. Kita optimis bahwa tradisi Siakang ini dapat membangun nilai rasa syukur atas segala rejeki yang telah diperoleh dan juga meningkatkan kebersamaan antara sesama umat," ungkapnya.
Jadi Maya Purnawi menilai, tradisi Siakang bagi etnis nya dan selama ini berjalan sukses, umatpun merasa terbangun rasa kebersamaan yang kuat sehingga kerukunan antar agama serta keharmonisan warga dapat terjaga. (*)
Tags : tradisi Siakang, umat buddha mengikuti perayaan tradisi siakang, daik lingga, kepri, tradisi siakang dilaksanakan tiap bulan november, tradisi siakang di kelenteng cetiya loka santi,