Headline Sorotan   2024/12/25 7:21 WIB

UNRI Dapat Bantuan ADB Rp840 M untuk Bangun Kampus Modern, INPEST: 'Bisa Sebagai Center Of Excellent yang Keunggulannya Kompetitif'

UNRI Dapat Bantuan ADB Rp840 M untuk Bangun Kampus Modern, INPEST: 'Bisa Sebagai Center Of Excellent yang Keunggulannya Kompetitif'
Universitas Riau (UNRI)

"Harapan Universitas Riau mendapatkan bantuan dana dari Asian Development Bank untuk pembangunan infrastruktur gedung kampus terpadu yang lengkap sudah terwujud"

ebelumnya Tim Proyek Asian Development Bank (ADB) berkunjung ke Universitas Riau (UNRI) pada Rabu 19 Oktober 2022 lalu. Mereka datang  untuk mendengarkan paparan detil proposal yang disajikan Dr Ir Joko Samiaji MSc dkk.

Tim Proyek ADB dipimpin oleh Sutarum Wiryono dengan anggota Fredi Munger, Emma Allen, Biemo W Soemardi dan Abdul Malik.

Mereka didampingi tim dari Kemenristek Dikti, dan Bappenas. Seluruh tim dari Jakarta ini diterima Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA [masa menjabat Rektor UNRI], yang didampingi Wakil Rektor (Warek) Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof Dr Mashadi MSi, Warek Akademik, Warek Keuangan, para dekan, dan jajaran pimpinan UNRI lainnya.

Selama dua hari itu, Tim Proyek ADB, Bappenas dan Kemenristek Dikti, melakukan pertemuan untuk mendengarkan paparan detil proposal yang disajikan Dr Ir Joko Samiaji MSc dkk.

Pertemuan tersebut untuk melakukan finalisasi detil proposal agar segera dapat masuk ke buku Bappenas akhir tahun. Tim ADB juga melakukan pertemuan dengan pihak Bappeda Riau dan instansi terkait.

Tetapi Ketua Umum DPN Lembaga Independen Pembawaan Suara Transparansi (INPEST) Ir Ganda Mora SH MSi menyikapi adanya bantuan ini menyebutkan, pinjaman dari ADB itu merupakan salah satu sumber pendanaan yang menarik bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.

Menurutnya, selain menawarkan suku bunga yang kompetitif, ADB juga menyediakan fleksibilitas dalam jangka waktu pinjaman dan mata uang yang digunakan.

"Dana pinjaman itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai proyek pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur dasar (jalan, jembatan, pelabuhan), pengembangan energi berkelanjutan, peningkatan kualitas layanan publik (kesehatan, pendidikan), serta mendukung pertumbuhan sektor swasta," kata Ganda Mora.

Pembangunan infrastruktur gedung di kampus

Jadi pinjaman ADB itu, kata Ganda, tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Pinjaman ADB untuk bangun gedung baru

Dalam pertemuan tim proyek ADB kemarin terungkap, jika bantuan ADB itu, UNRI akan memiliki sekitar 11 gedung baru yang terpadu dan saling terintegrasi.

Diantaranya gedung kuliah bersama semua fakultas, laboratorium terpadu, gedung IT moderen, fasilitas sport center aquatic, lengkap dengan kebelet dan peralatannya.

Nilainya sekitar 54 juta dolar AS atau sekitar 800 miliar.

Dalam pertemuan itu konsultan pembangunan sarana pendidikan ADB, Fredi Munger merasa tertarik dengan proposal yang diajukan UNRI karena sangat khas, yakni ingin membangun kampus dengan konsep marine aquatic.

Sesuai dengan keunggulan UNRI yang didukung sumberdaya alam laut, pulau dan perairan umum, serta kehidupan masyarakat yang menyertainya.

"Saya berharap, nantinya kampus ini menjadi pusat studi marine aquatic handal untuk Indonesia, khususnya Sumatera," kata wanita energik itu.

Prof Aras Mulyadi memastikan, meskipun konsep pembangunan gedung kampus terpadu tersebut adalah marine aquatic, tapi semua fasilitas yang dibangun dapat digunakan oleh seluruhnya 10 fakultas yang ada dan membutuhkan.

"Kita akan kelola secara profesional, sehingga semua gedung dan fasilitas terpadu bisa digunakan secara efisien dan bermanfaat bagi semua," tegasnya.

Dekan Fakultas Perikanan Prof Dr Ir Bintal Amin MSc mengaku sangat senang jika bantuan gedung terpadu tersebut benar-benar terwujud. Karena akan meningkatkan kualitas belajar mengajar, sekaligus akan mengatrol kualitas lulusan UNRI.

'Gedung baru mulai digesa'

Universitas Riau (UNRI) telah membangun 10 unit gedung baru dilingkungan kampus tepatnya di Jalan HR Subantas KM 12.5, Panam.

"Pembangunan yang didanai dari Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp840 miliar itu awalnya ditargetkan selesai pada 30 Juli 2024," kata salah satu PPK AKSI ADB yang tak ingin disebutkan namanya saat dikonfirmasi.

Tim “Review Mission” Proyek AKSI-ADB, Tinjau Progres Pembangunan Sarana Pendidikan di UNRI

Universitas Riau (UNRI) masih melanjutkan proyek 10 gedung yang bersumber dana dari program AKSI - ADB senilai Rp840 miliar.

Tetapi diantara 10 gedung baru yang dikerjakan PT Totalindo Eka Persada (TEP) di CWR 2 UNRI tak penuhi target.

"Proyek bangunan gedung yang sempat terhenti dikerjakan oleh perusahaan konstruksi PT TEP kini dilanjutkan penyelesaiannya oleh PT Nindya Karya," kata pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) AKSI ADB pada proyek gedung di UNRI itu, Senin (23/12). 

"Pihak UNRI tetap mepercepat proses pelelangan semua proyek fisik maupun pengadaan di tahun 2023 itu."

"Kemarin untuk bangunan gedung yang dikerjakan PT TEP karena mengalami sedikit terlambat kita ajukan untuk di balcklist dan kini dilanjutkan oleh PT Nindya Karya," tambahnya.

Pemenang lelang pengerjaan proyek CWR 2 yakni PT TEP di-blacklist karena tidak menyelesaikan pekerjaan. Hingga akhir 2024, progres pekerjaan gedung di CWR 2 baru mencapai 80%.

Seperti disebutkan Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, dalam acara Groundbreaking Pembangunan Gedung Proyek AKSI-ADB UNRI menjelaskan, ada 10 unit gedung yang dibangun lewat proyek AKSI tersebut, yakni gedung perpustakaan, gedung pendidikan pelatihan, gedung teknologi informasi dan komunikasi, gedung serba guna, gedung laboratorium terpadu, gedung perkuliahan, gedung kajian pangan , gedung utama kesehatan,  gedung kajian kelautan,  serta gedung pasca sarjana.

"Dari 10 unit gedung baru yang kita bangun itu, tahap awal dua unit kita bangun dulu yakni gedung perpustakaan dan gedung teknologi informasi dan komunikasi," kata Aras Mulyadi didepan Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Prof Nizam MSc DIC PHd, Sekdaprov Riau, SF Hariyanto, Plt Kadisdik Riau, M Job Kurniawan, dan lainnya di Lapangan Terbuka UNRI (Komplek Gedung TIK UNRI), Kamis (14/7).

Aras Mulyadi mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan tonggak dari tahap demi tahap rangkaian kerja yang telah dimulai sejak pertengahan 2015 lalu.

"UNRI melalui Tim Penyusunan Proposal Proyek Pengembangan, menyusun proposal yang pendanaannya memanfaatkan skema pinjaman luar negeri, untuk mendapatkan persetujuan dari kemendikbudristek serta pihak Bappenas," paparnya.

Salah satu sketsa proyek 10 gedung di UNRI yang bersumber dana dari program AKSI - ADB

Selanjutnya akhir 2015, kata Aras Mulyadi, proposal yang diberi judul Higher Education Quality Improvement of The University of Riau to Enhance Better Accreditation and Graduates Competence diajukan ke kemendikbudristek untuk diusulkan ke dalam Bappenas Bluebook yang merupakan daftar proyek potensial yang tercantum pada Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) dari Bappenas.

"Setelah melalui proses penyempurnaan, akhir 2016 silam, proposal tersebut dapat diusulkan ke dalam Bappenas Greenbook, yang merupakan daftar proyek potensial yang telah disetujui pendanaanya dalam ADB untuk diproses lebih lanjut hingga tahun 2017," jelas Aras.

Kemudian, pada 2018, UNRI bersama tiga universitas lainnya (Unimal, Unja, dan UPI) yang digabung dalam satu proyek PLN yang dikenal sebagai AKSI Project,  dengan total loan dari ADB sebesar US$ 200 juta atau Rp2,848,000,000,000, dan total GOI budget sebesar US$ 66.52 juta atau Rp947,244,800,000. Dan hal itu belum termasuk alokasi PNBP dari masing-masing universitas.

Khusus untuk UNRI, total alokasi anggaran yang dikucurkan adalah USD 58,7 juta atau sekitar Rp840 miliar yang terdiri dari dana ADB sebesar USD 48,934,655 atau Rp699,7 juta APBN sebesar USD 7,384,684 atau Rp105,6 serta dana pendamping dari PNBP UNRI sebesar USD 2,423,493 atau Rp34,6 miliar.

"Dari total anggaran sebesar Rp840 miliar ini, sebanyak 58,3 persen dialokasikan untuk membangun 10 unit gedung baru dengan total luas lantai bangunan 47,500 meter persegi, dan 23,3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture," katanya.

Sementara itu, Ganda Mora berharap, pembangunan 10 unit gedung baru di UNRI itu sesuai target yang telah ditetapkan.

"Saya optimis pembangunan gedung itu sesuai target, sehingga perluasan akses dalam proses pendidikan di UNRI dapat dilakukan, dan terjadinya peningkatan kualitas pelayanan pendidikan," ucapnya.

Ia berharap, dengan adanya pembangunan infrastruktur melalui dana ADB ini, UNRI dapat berupaya meningkatkan kapasitas perguruan tinggi sebagai center of excellent yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di tingkat nasional dan internasional.

"Semoga semakin meningkatnya layanan akademik yang bermutu di Riau, agar menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing global," pungkasnya. 

Tim “Review Mission” Proyek AKSI-ADB, Tinjau Progres Pembangunan Sarana Pendidikan di UNRI

Tetapi Aras Mulyadi dalam siaran persnya pada Kamis 14 Juli 2022 lalu juga menyebutkan, anggaran AKSI - ADB senilai Rp840 miliar, itu digunakan sebanyak 58,3 persen dialokasikan untuk membangun 10 gedung baru dengan total luas lantai bangunan 47,500 m2, dan 23,3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture.

Sisanya dialokasikan untuk pengadaan software, IT licenses & services, training, publikasi, seminar internasional studi, dan workshop.

Secara garis besar, kegiatan proyek AKSI ADB ini dikategorikan menjadi dua, yaitu aktivitas hard-components, dan aktivitas soft-components.

Aktivitas yang termasuk ke dalam hard-components yang semua kegiatan pembangunan 10 fasilitas gedung baru.

Sedangkan yang termasuk soft components adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan performa akademik UNRI seperti riset dan pelatihan untuk dosen, publikasi internasional, hingga mempersiapkan mahasiswa tahun ajaran baru.

Soal proyek kontruksi di wilayah UNRI yang sempat berhenti sejak bulan April 2024 lalu itu sudah kembali dilanjutkan. Begitu juga halnya soal gaji para pekerja (tukang) yang sebelumnya sempat tersendat lebih dari 12 bulan ini juga diselesaikan.

Pembangunan 10 gedung dwilayah kerja UNRI ini diantaranya, gedung perkuliahan terpadu, laboratorium terpadu, utama ilmu kesehatan, kajian ilmu pangan, pendidikan dan pelatihan, perpustakaan, teknologi informasi dan komunikasi, kajian ilmu kelautan, pascasarjana, dan gedung serbaguna.

Kemudian akan dibangun juga infrastruktur pendukung berupa jaringan listrik, jaringan internet, infrastruktur jalan, furniture dan juga peralatan laboratorium serta peralatan dari gedung yang sudah direncanakan.

Selain itu, juga dilakukan kegiatan training baik dalam dan luar negeri, riset, pendanaan penelitian untuk dosen dan mahasiswa, serta beberapa kegiatan workshop dan menunjang kegiatan publikasi serta yang paling penting juga adalah untuk membangun center of excellent Universitas Riau.

Terima Dana ADB, UNRI Bangun 10 Gedung yang menelan dana Rp 840 miliar

Bagaimana aturan pinjaman ADB?

Kurangnya infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan fasilitas umum bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Anggaran terbatas dan proyek yang kompleks menjadi kendala. Akibatnya, mobilitas terhambat, biaya hidup naik, dan kesenjangan semakin lebar.

"Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan dana dari Bank Pembangunan Asia (ADB). ADB telah terbukti berkomitmen dalam pembangunan infrastruktur di negara berkembang. Dengan berbagai programnya, ADB dapat menjadi mitra strategis Indonesia untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berkualitas," kata Ganda Mora menjelaskan. 

Menurutnya, ADB sebuah lembaga keuangan internasional yang didirikan pada tahun 1966 dengan tujuan utama mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik.

"ADB berperan sebagai katalis dalam pembangunan regional dengan menyediakan pinjaman, hibah, dan bantuan teknis kepada negara-negara anggotanya. Sejak didirikan, ADB telah memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan infrastruktur, pengembangan sektor swasta, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di kawasan Asia Pasifik," kata dia.

ADB telah membantu melalui berbagai program dan proyek, untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan, seperti kemiskinan, kesenjangan, dan dampak perubahan iklim.

"Melalui berbagai proyek yang didanai, ADB telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat di kawasan Asia Pasifik."

"Sebagai contoh, proyek-proyek infrastruktur yang didukung ADB telah membuka akses ke pasar baru, meningkatkan efisiensi logistik, dan mendorong investasi swasta. Selain itu, program-program ADB dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan pedesaan telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah-daerah tertinggal," sebutnya.

ADB berperan penting dalam memberikan bantuan yang tidak hanya membantu mengatasi tantangan keuangan, kata dia, tetapi juga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Mereka tetap memberi penyesuaian kebutuhan setiap proyek dan mendukung pembangunan melalui berbagai instrumen keuangannya, seperti pinjaman, hibah (grant) dan bantuan teknis.

Ganda Mora SH MSi juga mengakui program pembangunan gedung di UNRI itu untuk mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

"Selain di UNRI, AKSI - ADB proyek ini bersamaan dengan perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia yakni Universitas Malikussaleh, Universitas Jambi, Universitas Indonesia," sebut Ganda Mora (nama sapaan sehari harinya) ini. 

UNRI mendapatkan proyek pembangunan 10 gedung.

Tetapi salah satu proyek fisik tahun 2023 yang dikerjakan PT TEP itu sudah mencapai 80 persen memiliki kwalitas yang tanpa diragukan.

"Dari sebuah Pakta bisa kita melihat beberapa bangunan yang sudah berjalan dan hampir selesai masih terlihat sesuai spek pekerjaan. Karena Direktur perusahaan konstruksi PT Totalindo Eka Persada (TEP) yang mengerjakan awal proyek di CWR 2 UNRI itu bermasalah menjadikan proyek itu sempat terhenti," sambungnya.

Jadi molornya sebuah pembangunan hari ini bisa dilanjutkan, "kita apresiasi UNRI bisa mempercepat proses lelang pada waktu yang tidak meleset agar bisa melanjutkan proyek itu hingga selesai," sebutnya.

“Sampai pada waktunya telat melaksanakan dan telat pula menyelesaikan itu semua tergantung Surat Keputusan (SK) penunjukan KPA dan PPK."

"Saya kira pihak ULP pun sebelumnya sudah meneliti dalam meloloskan PT/CV yang mengerjakan. Saya percaya PPK cukup teliti dan konsultan juga tetap kontrol dalam pengerjaan proyek itu selama ini," ungkap Ganda.

"Hari ini kita di pertontonkan dengan sebuah kwalitas proyek pembangunan dengan anggaran mencapai miliaran rupiah,...tentu ini karena perencenaan yang dilakukan cukup matang, hanya saja karena kontraktor PT TEP yang mengerjakan tersangkut hukum dari luar, hingga sejumlah proyek mengalami keterlambatan pembangunan. Jadi ini bisa jadi bukan karena masalah saat proses pembangunan, melainkan diluar persoalan kepada proses awalnya dan saya lihat mulainya dari perencanaan hingga pelaksanaan proyek dimulai sudah cukup lancar," ujarnya.

Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, membubuhkan tandatangan dalam acara Groundbreaking pembangunan gedung proyek AKSI-ADB UNRI 

"Mudah-mudahan berbagai kegiatan yang sudah dianggarkan dalam projek AKSI-ADB Universitas Riau ini kita harapkan akan mendukung visi Universitas Riau menjadi Universitas riset, bermartabat dan unggul di kawasan Asia Tenggara pada 2035," kata Ganda Mora yang lepasan dari Akademisi UNRI dibagian Lingkungan ini.

Dia juga berharap pembangunan infrastruktur, dan pembangunan serta peralatan yang dilakukan dapat meningkatkan kreativitas inovasi akademika dan membuka akses pendidikan lebih luas bagi para peserta didik khususnya anak-anak di seluruh nusantara.

"Semoga pembangunan infrastruktur bangunan ini tentu ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, baik perguruan tinggi di seluruh Indonesia maupun dari berbagai daerah, serta akan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain termasuk pemerintah maupun pihak swasta yang membutuhkan," ujarnya. 

Ia mengaku terdapat sejumlah projek yang belum selesai pada tahun 2023 itu, salah satunya adalah pembangunan gedung di CWR 2.

Jadi Ganda Mora menilai projek pembangunan gedung di CWR 2 merupakan projek yang dimulai pada tahun 2023 dan sempat mengalami masalah hukum yang menyeret Direktur PT TEP (kontraktor yang mengerjakan proyek CWR 2 UNRI) Salomo Sihombing ditangkap KPK. Diketahui pengerjaan projek kontruksi itu diduga tidak sesuai dengan spesifikasi. (*)

Tags : universitas riau, unri, pekanbaru, proyek 10 gedung di unri, proyek pembangunan fisik cwr-2 unri, unri dapatkan bantuan adb, inpest, unri bangun kampus modern terpadu, sorotan, riaupagi.com ,