Pendidikan Tinggi harus jadi kebutuhan dasar dan dijamin pemerintah.
PEKANBARU - Universitas Riau (UNRI) mendapat bantuan dana dari Asian Development Bank (ADB). Bantuan itu dibangun 10 gedung baru yang terpadu dan saling terintegrasi.
Diantaranya gedung kuliah bersama semua fakultas, laboratorium terpadu, gedung IT moderen, fasilitas sport center aquatic, lengkap dengan kebelet dan peralatannya. Nilainya sekitar 54 juta dolar AS atau sekitar Rp800 miliar.
Menyikapi adanya bantuan dari ADB ini Wawan Sudarwanto dari Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan (LP3) Anak Negeri menyebutkan, pinjaman dari ADB itu merupakan salah satu sumber pendanaan yang menarik bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.
"Dana pinjaman itu dapat dimanfaatkan untuk memajukan pendidikan, pengembangan energi berkelanjutan, peningkatan kualitas layanan publik (kesehatan, pendidikan)," kata Wawan Sudarwanto tadi diminta tanggapannya soal perguruan tinggi negeri (UNRI) yang tertua di Riau itu, Kamis (16/1).
Wawan mengatakan, pendidikan tinggi menjadi bagian dari pendidikan dasar bukan kebutuhan tersier. Pendidikan tinggi, adalah salah satu hak yang harus bisa diakses oleh semua warga negara Indonesia (WNI).
"Jadi kalau perguruan tinggi yang mencetak putera-putri Riau dalam hal memajukan pendidikan, karena memang bukan barang atau jasa mewah. Tetapi (Harus jadi) kebutuhan dasar, kalau bisa setiap warga negara berhak mendapatkannya sampai ke jenjang pendidikan tinggi," kata dia.
Menurutnya, sudah menjadi tugas pemerintah untuk mewujudkan hak pendidikan pada setiap masyarakat Indonesia meski dengan anggaran terbatas.
Pemerintah bisa mengajak semua pihak untuk bekerja sama untuk membantu seluruh masyarakat Indonesia mengakses pendidikan tinggi.
"Mestinya pemerintah tetap menunjukkan niat dan ikhtiar untuk membantu anak dari keluarga miskin bisa kuliah. Jangan melihat anggaran terbatas lalu menyerah dan bilang dikti tidak wajib," ujarnya.
Dengan sarana dan perasarana dimliki perguruan tinggi, tentu juga memajukan pendidikan dan siswa. Terlebih lagi, bekal yang ada di perguruan tinggi sangat penting untuk membantu masyarakat kurang mampu naik ke tingkatan ekonomi layak.
Menurutnya, pendidikan di perguruan tinggi hanya ditujukan bagi lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang ingin mendalami lebih lanjut suatu ilmu.
"Tetapi dari sisi yang lain kita bisa melihat bahwa pendidikan ini adalah tersiery education. Jadi bukan wajib belajar," kata dia.
Memang diakuinya, tidak semua lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah harus melanjutkan pendidikannya perguruan tinggi karena sifatnya adalah pilihan.
Meski demikian, kata Wawan, pemerintah tetap berusaha untuk memberikan akses pendidikan tinggi ke semua kalangan masyarakat baik yang mampu atau tidak.
"Jadi kita sangat mendukung jika UNRI bisa terus berbenah melengkapi sarana dan prasarana kampus untuk memajukan pendidikan," sebutnya.
"Ini juga kemajuan pendidikan kampus perlu menempuh akselerasi menuju perguruan tinggi unggul," tambahnya
Sebab dengan pengelolaan yang semakin unggul, kata Wawan lagi, kampus kian menerima pengakuan luas atas mutu perkuliahan yang dikelola.
Ia menilai, kampus unggul juga tergolong lebih mudah melebarkan sayap menuju percaturan maupun pemeringkatan nasional dan internasional.
"Jadi hal ini juga karena komitmen kuat mereka (UNRI) mendukung kemajuan dunia pendidikan tinggi Riau."
"Pendidikan tinggi, pilar penting untuk mencetak generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter kuat. Jadi peran perguruan tinggi tentu melahirkan lulusan yang kompetitif baik di ranah nasional maupun global," sambung Wawan.
Wawan juga mengakui, kampus (UNRI) terbukti sudah banyak membangun reputasi akademi dengan baik dari waktu ke waktu.
"Sudah banyak mencetak para birokrat dan pejabat (Riau dan Kepri) menjadi pemimpin. Hal lainnya tentu memperbanyak jumlah prodi melalui pembukaan S-2 Magister Manajemen dan Doktoral untuk mencetak ahli dan pakar di bidang ini," terangnya.
Bahkan mereka (lulusan S2 dan S3) diproyeksikan bisa berkiprah sebagai staf pengajar kampus atau berkarir pada level pimpinan dan pengambil kebijakan strategis di perusahaan, peneliti, konsultan dan masih banyak lagi.
"Selain itu penambahan jumlah prodi maka percepatan yang ditempuh adalah memperbanyak prestasi dosen dan mahasiswa."
"Kampus ini (UNRI) banyak mempersembahkan karya gemilang dari aktivitas mahasiswa pada kancah seni, budaya, olahraga hingga akademika," kata dia.
Prestasi dosen juga gemilang dengan banyak menerima hibah riset, pengajaran maupun pengabdian masyarakat dari waktu ke waktu.
Selain itu juga publikasi ilmiah di berbagai jurnal terpercaya untuk penyebarluasan informasi hasil penelitian kampus.
Jadi UNRI, kata Wawan Sudarwanto juga memiliki terobosan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk kuliah sembari bekerja. Program ini tergolong sangat membantu mahasiswa dari kalangan kurang mampu.
Tetapi UNRI terutama jajaran pendidikan tinggi diakui memang terus menerus meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Langkah tersebut, kata Wawan Sudarwanto penting dilakukan guna menjawab berbagai tantangan dunia pendidikan di masa depan. (*)
Tags : universitas riau, unri, akselerasi, kampus, perguruan tinggi unggul,