
PEKANBARU - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Prof DSc (HC) Ir. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., PhD menegaskan bahwa peningkatan kualitas dan kesejahteraan dosen merupakan pekerjaan rumah besar yang harus segera menjadi perhatian serius pemerintah.
"Pentingnya peningkatan kualitas dan kesejahteraan dosen di Riau."
“Jumlah dosen di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 330 ribu orang, melayani sekitar 9 juta mahasiswa aktif di lebih dari 4.400 perguruan tinggi,” kata Prof Ali Berawi, dalam pernyataannya disampaikan dalam pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) ADI Provinsi Riau yang digelar di Gedung Daerah, Pekanbaru, Rabu malam (24/6).
Prof. Ali Berawi membuka sambutannya dengan menegaskan peran penting ADI sebagai organisasi profesi yang didirikan sejak 1998 oleh Presiden ketiga Republik Indonesia, B.J. Habibie.
ADI dipercaya memikul tanggung jawab besar dalam memperkuat sumber daya manusia (SDM) nasional melalui pengembangan pendidikan tinggi.
Ia menyoroti fakta bahwa rasio dosen bergelar doktor masih terbilang rendah, yakni hanya sekitar 25 persen.
Hal ini menjadi tantangan utama yang harus segera ditangani untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di tanah air.
Prof Ali Berawi juga menyoroti disparitas dalam jenjang jabatan akademik, terutama jumlah guru besar yang masih terbatas.
Menurutnya, percepatan pengangkatan guru besar menjadi salah satu kunci utama dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing pendidikan tinggi Indonesia di kancah global.
"Selain kualitas, kita juga tidak bisa menutup mata pada masalah kesejahteraan dosen yang masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Ini menunjukkan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan perhatian yang lebih nyata,” tambahnya.
Prof Ali Berawi menekankan bahwa dosen bukan sekadar pendidik di ruang kelas, melainkan pilar utama dalam mencetak generasi unggul yang akan membawa Indonesia menuju masa depan gemilang.
Ia mengingatkan bahwa tanpa SDM berkualitas, cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045 — yang dikenal sebagai Indonesia Emas — hanya akan menjadi wacana semata.
"Peran dosen sangat sentral sebagai penggerak peradaban bangsa. Kita harus memastikan para akademisi mendapatkan dukungan penuh agar mampu berkontribusi maksimal,” tegasnya.
Sebagai organisasi profesi dosen, ADI berkomitmen untuk terus menjalankan program-program pengembangan kapasitas akademisi, memperjuangkan hak dan kesejahteraan dosen, serta menjadi mitra kritis yang konstruktif bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang progresif dan inklusif.
Pelantikan pengurus DPW ADI Riau ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara para dosen dengan pemerintah daerah dan pusat, demi tercapainya pendidikan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di Indonesia.
Komitmen untuk memajukan dunia pendidikan di Provinsi Riau kembali ditegaskan dalam momen penting pelantikan kepengurusan Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Wilayah Riau.
Prof Dr Jimmi Copriady, M.Si secara resmi dilantik sebagai Ketua ADI Wilayah Riau untuk masa bakti 2025–2030.
Dalam sambutannya usai dilantik, Prof. Jimmi Copriady yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau menyatakan kesiapan ADI Riau untuk bersinergi dengan pemerintah daerah, khususnya dalam mendukung program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, yakni “Satu Rumah Satu Sarjana.”
“Kita semua bertanggung jawab memperbaiki kualitas pendidikan di Riau. ADI siap mendukung program Pemerintah Provinsi, terutama untuk mewujudkan satu sarjana di setiap rumah. Ini adalah langkah besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat,” tegas ProfJimmi Copriady.
Ia menegaskan bahwa ADI sebagai wadah para dosen lintas perguruan tinggi di Riau, harus menjadi garda terdepan dalam mendukung kebijakan pendidikan, sekaligus menjadi mitra kritis yang konstruktif bagi pemerintah.
“ADI bukan hanya tempat berhimpun para dosen, tetapi juga ruang untuk berdialog dan memberikan masukan. Kita tentu mendukung program pemerintah, namun tidak menutup mata terhadap kekurangan. Kritik yang membangun adalah bagian dari tanggung jawab moral akademisi,” ujarnya.
Jimmi Copriady juga mengapresiasi seluruh panitia dan pengurus yang telah bekerja keras dalam menyukseskan pelantikan ini, meskipun harus membagi waktu di tengah kesibukan sebagai pendidik.
“Terima kasih kepada panitia dan rekan-rekan dosen yang hadir malam ini. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga dalam menjalankan program-program ADI Riau ke depan,” tambahnya.
Tetapi kembali disebutkan Ketua Umum ADI, Prof. Mohammed Ali Berawi, memberikan arahan kepada seluruh pengurus agar mampu menjalankan program kerja dengan baik dan responsif terhadap tantangan zaman.
Ia menekankan bahwa dosen masa kini harus adaptif, tidak hanya kuat dalam sisi akademik, tetapi juga berperan aktif membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Tugas dosen hari ini bukan hanya mengajar, tapi juga mencetak lulusan yang siap kerja, kreatif, dan mampu bersaing. Dosen juga harus menjadi pengkritik yang solutif, bukan hanya mengomentari, tapi memberi arah dan jalan keluar,” jelas Prof Mohammed Ali Berawi.
Ia berharap ADI Wilayah Riau aktif menggelar berbagai kegiatan yang berdampak langsung bagi anggota dan berkontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan, tidak hanya di Riau tetapi juga secara nasional.
Dengan pelantikan ini, ADI Wilayah Riau resmi memulai masa kerja baru dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab akademik, untuk mendukung kemajuan pendidikan di Bumi Lancang Kuning. (rilis)
f.Ketum ADI, Prof Ir Ali Berawi saat melantik Prof Jimmi sebagai Ketua ADI Riau
Tags : asosiasi dosen indonesia, adi, pelantikan pengurus adi, prof mohammed ali berawi ketum adi, peningkatan kualitas dan kesejahteraan dosen di riau ,