Headline Riau   2021/05/09 11:14 WIB

Varian Baru Virus Covid-19 'Mengembang', Prof dr Chairul Anwar Nidom: Vaksinasi Sebaiknya Dihentikan

 Varian Baru Virus Covid-19 'Mengembang', Prof dr Chairul Anwar Nidom: Vaksinasi Sebaiknya Dihentikan

"Varian baru Virus Covid-19 kini sudah masuk Indonesia termasuk di Riau sendiri, ada desakan untuk segera menghentikan vaksinasi"

riaupagi.com, pekanbaru - Tiga varian baru virus Covid-19 sudah masuk Indonesia. Varian mutasi virus covid-19 kini terus berkembang dari negara lain dan masuk Indonesia. Dua dari tiga varian baru yang sudah menyebar di sejumlah daerah di Tanah Air itu termasuk kategori varian Virus Corona yang patut diwaspadai, kata Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Prof Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom yang juga mengatakan, mutasi virus Covid-19 berkembang berdasarkan faktor kebiasaan masyarakat dan lingkungan.

Mutasi virus bisa berkembang berbeda antara satu wilayah atau negara. "Kalau dilakukan di Indonesia saya yakin bahwa Indonesia akan lebih banyak mutasi," ujarnya kepada media, Minggu (9/5). Menurutnya, tidak bisa dipungkiri mutasi virus sangat berpengaruh pada antibodi yang dihasilkan dari vaksinasi. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada vaksin-vaksin yang ada kini. "Beberapa waktu yang lalu masih menganggap bahwa populasi virus Wuhan mendominasi ternyata hasilnya kurang memuaskan kemudian sekarang bergeser sudah berkurang variannya," terang Nidom.

Meski sulit diterapkan, ia pun menyarankan agar pelaksanaan vaksinasi di Indonesia dihentikan sementara, sambil melakukan evaluasi terhadap antibodi yang dihasilkan vaksin. "Oleh karena itu lebih baik saya sarankan lebih baik dimoratorium saja vaksin. Artinya bahwa kita mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi ini bukan mengejar hipotesis herd immunty, karena ternyata di India tidak terjadi," jelas Prof Nidom.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Prof Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mengklasifikasi jenis mutasi virus berdasarkan karakteristik yang ditimbulkan akibat mutasi.Yaitu varian of concern ialah varian yang sudah ditetapkan sebagai varian yang mengalami perubahan karakteristik dari karakteristik semula yang berupa angka dan huruf seperti B117, B1357 B11281 atau P1.

Ada juga varian of interest, yaitu virus yang mengalami perubahan genetik namun karakteristiknya masih belum bisa dipastikan yaitu varian yang belum disebutkan sebelumnya. "Dan yang menjadi catatan ialah perubahan karakteristik di setiap varian berbeda-beda," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito.

Pada prinsipnya virus COVID-19 adalah salah satu bentuk virus RNA (ribonucleid acid) yang secara alamiah jumlah kejadian mutasinya lebih banyak daripada jenis virus DNA (deoxyribonucleid acid). Karenanya bentuk virus COVID-19 sebagai virus RNA sangat wajar jika kemunculan variannya berkembang sangat cepat saat ini. "Virus tidak mengenal batas teritorial dan setiap negara saling terhubung. Oleh karena itu salah satu upaya mengendalikan varian virus, khususnya yang sudah pasti meningkatkan pencegahan infeksi adalah dengan mengatur mobilitas luar negeri," jelasnya.

Jika mutasi virus dibiarkan, maka akan semakin banyak varian COVID-19 yang muncul dan berpotensi berdampak buruk dalam upaya pengendalian COVID-19. Pembiaran terhadap mutasi virus, akan berdampak buruk pada meningkatnya laju penularan akibat terjadinya perubahan pada karakteristik virus dan akan juga merubah sifat biologisnya. Lalu, akan menurunkan efektifitas vaksin karena umumnya vaksin dikembangkan dengan jenis-jenis virus yang spesifik.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Prof Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom juga dapat menurunkan akurasi testing karena lokasi-lokasi mutasi atau hotspot yang berbeda-beda pada setiap varian. Sehingga dapat menurunkan kualitas PCR yang memiliki target mutasi virus yang spesifik. "Potensi efek negatif ini sedang dipelajari lebih lanjut, dan semua temuan hasilnya akan diberitahukan kepada masyarakat," kata Wiku. 

Riau pecah rekor penambahan kasus corona

Sementara Riau masih terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 654 orang yang tersebar di 12 kabupaten dan kota se-Provinsi Riau. "Untuk hari ini saja ada penambahan 654 kasus positif, angka tertinggi di Riau selama ini," kata Juru Bicara (jubir) Satgas Covid-19 Riau, Indra Yovi dalam konferensi pers, Sabtu (8/5).

Selain kasus positif baru, lanjut Indra, juga terdapat penambahan angka kematian dengan meninggalnya 7 orang pasien yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19. "7 orang tersebut berasal dari Siak 2 orang, 1 orang dari Kampar, 2 Pekanbaru, 1 Indragiri Hulu dan 1 dari Bengkalis," jelasnya.

Indra mengatakan, ada beberapa Kabupaten dan Kota di Riau yang harus mewaspadai pengendalian Covid-19. "Daerah merah (tinggi kasus Covid-19) yang pertama Pekanbaru, kemudian Kabupaten Siak, Rohul, Kampar dan Dumai," katanya.

Kelima daerah tersebut, lanjut Indra, harus memastikan kapasitas ruang isolasi di rumah sakit dan ruang isolasi mandiri. "Harus dipastikan (kapasitas ruangan) untuk memenuhi kemungkinan-kemungkinan terjadinya eskalasi Covid-19 yang semakin besar di Riau," ujarnya.

Menurut Indra, kondisi Covid-19 hari ini mencerminkan kemungkinan besar kenaikan angka positif yang masih akan berlanjut hingga sesudah lebaran Idul Fitri 1442 H/2021 M mendatang.

Kasus positif corona yang bisa buat pasien meninggal

Pemerintah melaporkan kasus positif Covid-19 di Republik Indonesia, Sabtu (8/5/2021), bertambah 6.130 orang. Sehingga, total kasus positif virus Corona di Indonesia menjadi 1.709.762 orang. Untuk Provinsi Riau, pasien positif Corona bertambah 653 orang. Sehingga, total pasien Covid-19 di Riau kini berjumlah 48.432 orang. Situs Kementerian Kesehatan RI melaporkan, pasien positif Covid-19 di Riau yang dinyatakan sembuh hari ini berjumlah 258 orang. Sehingga, total pasien sembuh menjadi 41.547 orang.

Sementara kasus kematian akibat Covid-19 di Provinsi Riau hari ini bertambah 7 orang. Sehingga, totalnya sudah mencapai 1.200 orang. Berikut sebaran kasus baru Covid-19 di Indonesia, Sabtu 8 Mei 2021:

Jawa Barat: 2.209 kasus
DKI Jakarta: 732 kasus
Riau: 653 kasus
Sumatera Barat: 300 kasus
Bangka Belitung: 267 kasus
Jawa Timur: 225 kasus
Sumatera Selatan: 150 kasus
Jawa Tengah: 140 kasus
DI Yogyakarta: 137 kasus
Kalimantan Tengahh: 125 kasus
Bali: 113 kasus
Kepulauan Riau: 112 kasus
Kalimantan Timur: 109 kasus
Kalimantan Selatan: 108 kasus
Aceh: 100 kasus
Jambi: 88 kasus
Sumatera Utara: 82 kasus
Banten: 81 kasus
Lampung: 77 kasus
Nusa Tenggara Timur: 77 kasus
Bengkulu: 76 kasus
Kalimantan Barat: 74 kasus
Nusa Tenggara Barat: 23 kasus
Maluku: 19 kasus
Sulawesi Selatan: 17 kasus
Sulawesi Tengah: 11 kasus
Papua Barat: 10 kasus
Sulawesi Utara: 9 kasus
Kalimantan Utara: 3 kasus
Gorontalo: 2 kasus
Papua: 1 kasus
Sulawesi Tenggara: 0 kasus
Sulawesi Barat: 0 kasus
Maluku Utara: 0 kasus. 

(*)

Tags : Varian Baru Virus Covid-19, Wabah Virus Corona, Vaksinasi Diminta Dihentikan, Penambahan Kasus Covid-19 di Riau,