RIAUPAGI.COM, TANJUNGPINANG - Wabah virus corona mulai berdampak pada aktivitas Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Kepulauan Riau begitupun terhadap pelabuhan-pelabuhan rakyat di Pelantar II juga mengalami hal sama sehingga membuat aktifitas angkutan barang dan penumpang dari luar dan dalam negeri menjadi sepi.
Kepala Imigrasi Kelas I Tanjungpinang, Irwanto Suhaili mengakui kapal penumpang dari Malaysia dan Singapura yang biasanya mengangkut 70 orang per trip, kini hanya tersisa 14 sampai 20 orang per trip. "Kami akui virus corona memengaruhi kedatangan wisman dari Malaysia maupun Singapura di Tanjungpinang," kata Irwanto pada media belum lama ini.
Irwanto memastikan setelah wabah virus corona meluas, tak ada lagi turis Cina yang datang ke Kota Gurindam ini. Salah satu penyebab, kata dia, Pemerintah Cina sendiri telah melarang warganya bepergian keluar negeri guna mencegah penularan virus mematikan tersebut. "Jadi bukan karena dilarang atau ditolak. Memang belakangan ini tak ada turis Cina yang datang kemari," jelasnya.
Irwanto berharap masalah virus corona ini cepat teratasi, sehingga tingkat kunjungan melalui Pelabuhan Tanjungpinang kembali normal seperti semula. Selanjutnya, masyarakat setempat yang ingin bepergian ke Malaysia dan Singapura juga tidak ragu lagi dengan kondisi yang dialami dua negara itu saat ini. "Sekarang ini masyarakat takut mau ke Malaysia dan Singapura, mereka khawatir dampak virus corona, apalagi dua negara jiran itu sudah mengklaim beberapa kasus positif corona," sebutnya.
Nasib yang sama di pelabuhan rakyat
Pelabuhan bongkar muat Pelantar II di kawasan Kota Lama Kota Tanjungpinang yang kini sudah menyandang nama baru yakni Pelabuhan Kuala Riau, juga mengalami hal sama sepi penumpang dalam daerah dan angkutan barang. Pelabuhan bongkar muat tersebut selama ini sangat membantu dan memperlancar arus keluar masuk barang, kini juga terimbas sepi sejak adanya wabah virus corona.
"Saat ini truk angkutan barang yang digunakan untuk membawa barang dan kebutuhan pokok yang sudah dibongkar dari kapal dratis berkurang, biasanya ada saja truk yang melakukan aktifitasnya, ya setidaknya sekitar 20 unit truk hilir mudik mengangkut barang. Namun sejak adanya virus corona menjadi berkurang," kata Abdulah, salah seorang pekerja dipelabuhan itu.
Menurutnya, kalau pandemi corona masih belum reda bisa memengaruhi bahan kebutuhan untuk warga dan angkutan bahan-bahan kebutuhan pokok menjadi tidak lancar, "tentu ada rasa kekhawatrian terjadinya kelangkaan barang," sebutnya.
Pelabuhan bongkar muat Pelantar II di kawasan Kota Lama Kota Tanjungpinang yang kini sudah berubah nama menjadi Pelabuhan Kuala Riau
“Kalau sudah seperti itu tentunya harga bahan pokok di pasaran ikut berpengaruh. Bisa-bisa stok yang tersedia harganya jadi melonjak tinggi,” imbuhnya.
Seperti yang terjadi di Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriyah belakangan ini bahan pokok sempat tak lancar arus keluar masuk barang dan harga-harga bahan pokok masyarakat di pasar semakin tinggi. "Kalau sudah seperti itu pastinya emak-emak ikut menjerit soal harga dan tak bisa fokus beribadah," ujarnya.
Pelabuhan dipasang thermal scanner
Sebagaimana diketahui Kementerian Perhubungan memperketat penjagaan di Pelabuhan Bintan dan Tanjung Pinang, menyusul meluasnya ancaman virus corona dari Wuhan, Cina. Otoritas pelabuhan setempat saat ini telah memasang alat pemindai panas atau thermal scanner di pintu kedatangan pelayaran internasional. "Alat thermal scanner dipasang per sejak tanggal 24 Januari 2020 untuk mendeteksi peningkatan suhu tubuh penumpang," kata Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Tanjung Uban Fakhrin Riza pada media belum lama ini.
Menurutnya, Bintan dan Tanjung Pinang saat ini merupakan salah satu pelabuhan orang dan barang tersibuk yang melayani trayek ke luar negeri. Dua pelabuhan ini juga merupakan pintu masuk bagi turis asing yang akan berwisata ke Indonesia. Ia menekankan, seumpama dari hasil pemindaian menunjukkan terdapat penumpang kapal yang memiliki suhu badan di atas 38 derajat Celcius, pihak pelabuhan akan langsung membawanya ke Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP.
UPP Tanjung Uban telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk menyiapkan kemungkinan tindakan seumpama terdapat penderita virus corona masuk melalui dua wilayah itu. Ia memastikan akan terus berkomunikasi dengan instansi lain di pelabuhan, seperti pihak imigrasi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya telah meminta seluruh stakeholder transportasi, khususnya di sektor udara dan laut, melakukan upaya-upaya antisipasi pencegahan masuknya virus corona ke Indonesia. Budi Karya bahkan meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berkoordinasi dengan operator bandara, yakni Pelindo I hingga IV untuk segera melakukan upaya pencegahan yang intensif.
Upaya pencegahan pihak kesehatan
Virus corona di Tanjungpinang disebut kini menular lebih ganas, diduga jenis baru, bahkan virus corona yang tersebar di Tanjungpinang dalam 1,5 bulan terakhir lebih ganas dari sebelumnya. "Kami belum terima hasil penelitian tim ahli, apakah ini varian baru atau bukan. Tetapi tim ahli dari Kemenkes mengatakan, virus ini memiliki kekuatan yang jauh lebih tinggi dibanding virus corona sebelumnya," kata Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) Nugraheni, Selasa (11/5/2021).
Nugraheni mengatakan, virus corona yang menyerang belakangan ini lebih cepat dan lebih mudah menulari masyarakat, sehingga jumlah pasien meningkat tajam sejak April 2021. Berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tanjungpinang, total jumlah pasien Covid-19 sejak Maret 2020 hingga 9 Mei 2021 mencapai 2.485 orang. Jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 54 orang. Untuk jumlah kasus aktif, saat ini 51 orang dirawat di rumah sakit; 29 orang menjalani karantina; dan 350 orang isolasi mandiri. "Sekarang ini dalam tahap yang sangat mengkhawatirkan. Banyak yang bergejala, mungkin disebabkan tubuh pasien itu kelelahan atau kurang sehat ketika diserang corona," kata Nugraheni.
Aktifitas bongkar muat di Pelabuhan Rakyat, Pelantar II
Nugraheni menambahkan, jumlah ruang rawat inap untuk pasien corona di Tanjungpinang hampir penuh, sehingga perlu diantisipasi agar ruang rawat inap tetap tersedia. "Pemprov Kepri akan menyiapkan ruang inap baru di Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib (RSUP Kepri)," kata Nugraheni.
RSUP Kepri memiliki banyak ruangan, sehingga dapat digunakan untuk ruang inap pasien Covid-19. "Ruang inap RSUD Tanjungpinang terbatas, makanya akan ditambah melalui ruang rawat inap RSUP Kepri," kata Nugraheni.
Meski demikian, Nugraheni berharap tidak terjadi penambahan pasien baru lagi di Tanjungpinang, mengingat kondisi sekarang sangat memprihatinkan. "Kami imbau masyarakat menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Jangan memaksakan diri, karena angka peningkatan di Tanjungpinang cukup tinggi saat ini," kata Nugraheni.
Masker ditebar untuk meminimalisir wabah
Guna meminimalisir penularan virus corona di Kota Tanjungpinang, Indonesia Bersatu Berantas Corona Tanjungpinang peduli membagikan masker kain gratis kepada masyarakat. "Ada kita salurkan 3.120 lembar masker kain kepada masyarakat. Pembagian di daerah keramaian Pasar Potong Lembu, Pasar Bawah, KUD, Pasar Batu 9, dan Teluk Keriting,” kata Penggagas Indonesia Bersatu Berantas Corona Tanjungpinang, Ratna Zhu melalui rilisnya.
Indonesia Bersatu Berantas Corona Tanjungpinang bagikan masker kain gratis.
“Kami dari semua lapisan masyarakat dengan mengumpulkan sumbangan, untuk melakukan kegiatan pembagian masker kain ini,” ujarnya.
Pihaknya juga akan mengumpulkan dana untuk dibelikan sembako dan dibagikan ke masyarakat kurang mampu terutama yang terimbas virus corona. “Prioritas kita (pembagian sembako,red) kepada pekerja harian, buruh harian, tukang ojek, tukang parkir, dan masyarakat berpenghasilan rendah lainnya,” jelasnya.
Zhu mengimbau agar masyarakat peduli dan bersama-sama memutus mata rantai virus corona dengan semangat Indonesia bersatu berantas corona. “Mari kita putus mata rantai penyebaran virus ini. Bagi yang ekonomi mampu, bantulah masyarakat lemah”.
Ia minta semua orang untuk dapat bergandeng tangan memutus mata rantai penyebaran virus corona dan saling membantu kebutuhan pokok, semua bisa bertahan dan sehat meskipun dalam karantina lokal. “Kita harus bersatu dan kompak membantu sesama. Yang penting, semua bergerak demi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara. Dengan cara ini, semoga kita bisa putus penyebaran virus corona,” ujarnya.
Dampak virus corona
Dampak wabah virus corona sungguh sangat terlihat bagi kalangan pengusaha, rumah toko [Ruko] dan toko, kedai kaki lima bahkan pasar tradisional menjadi sepi di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Ini seiring Pemerintah Kota [Pemko] telah mengeluarkan surat imbauan untuk mencegah penularan COVID-19. Selain itu jalan juga mulai dari kawasan Kota Lama hingga di Bintan Centre tampak lengang.
Sejumlah kedai kopi dan warung makanan siap saji masih buka. Toko pakaian, toko klontong dan swalayan juga masih beraktivitas. Pasar tradisional di kawasan Kota Lama, Potong Lembu dan Bintan Centre juga tetap buka tapi tak seramai sebelum mewabahnya virus corona. Biasanya di pasar ini, terdapat ribuan pembeli dan pedagang berinteraksi. Di Pasar Baru Tanjungpinang masih banyak pedagang dan pembeli yang tidak menggunakan masker. Hal serupa juga terlihat di Pasar Potong Lembu dan Pasar Bintan Centre, meski tidak separah Pasar Baru.
Aktifitas pedagang di pasar Potong Lembu Tanjungpinang sedikit berkurang pembeli
Direktur Utama BUMD Tanjungpinang Fahmi, mengatakan, pasar sulit ditutup karena kebijakan itu tidak akan didukung pedagang. Penutupan pasar juga berpotensi menimbulkan gejolak karena berhubungan kebutuhan masyarakat. Karyawan BUMD Tanjungpinang beberapa hari lalu gotong-royong di pasar, dan menyemprot disinfektan. "Kami sudah menyosialisasikan kepada pedagang untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta patuhi protokol kesehatan," ucapnya.
Pasar Potong Lembu Tanjungpinang
Perhatian Pemko di tengah pandemi
Pemerintah Kota Tanjung Pinang tidak lepas tangan dengan adanya wabah virus corona. Misalnya memberikan pelatihan berjualan online bagi 200 orang pedagang yang berasal dari Pasar Baru I dan II, Pasar Bintan Center dan Pasar Potong Lembu, untuk peningkatan penjualan dagangan di samping tetap berjualan secara langsung di pasar.
"Saat ini, kita masih berdampingan dengan Covid-19. Untuk itu, pemko terus berikhtiar menguatkan perekonomian secara nasional, khususnya di kota Tanjungpinang," kata Wali Kota Tanjungpinang Rahma yang menjelaskan pelatihan diberikan khusus untuk para pedagang pasar rakyat.
Walikota juga meminta pedagang pasar untuk mulai memanfaafkan media sosial (online) dalam menjual produknya. Saat membuka acara peningkatan pemahaman pemanfaatan media sosial (online) sebagai distribusi barang untuk pedagang pasar rakyat di kota Tanjungpinang, di pasar Bintan Center Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Senin 29 Maret 2021 kemarin, Rahma meyakinkan Pemko tetap mendorong para pedagang pasar rakyat untuk bisa menjual barang-barang secara online guna meningkatkan omset dari dampak pandemi Covid-19.
Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma S.IP
"Pelatihan ini gratis. Karena itu, manfaafkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Utamakan etika saat berjualan secara online, jangan sampai saling menjatuhkan kompetitor lain. Jadi, bersaing secara sehat," katanya yang didampingi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, Atmadinata.
Kelihatannya pada kesempatan itu pelatihan diikuti sekitar 200 pedagang dengan rincian 80 orang dari Pasar Bintan Center, 40 orang dari Pasar Potong lembu dan 80 orang dari Pasar Baru I dan II yang pelatihannya berlangsung selama tiga hari. (rp.sul/*)
Tags : virus corona, Pelabuhan, thermo-scanners ,