PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, mengambil tindakan cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 31/SE/2025 tentang Kewaspadaan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Lonjakan kasus DBD sudah mengkhawatirkan sejak awal tahun 2025."
"Kita butuh partisipasi aktif dari semua pihak. DBD tidak bisa dilawan sendirian, perlu gerakan bersama," kata Walikota Agung Nugroho, Selasa (29/4).
Surat Edaran ditujukan kepada seluruh elemen masyarakat dan instansi di Kota Pekanbaru untuk meningkatkan upaya pencegahan secara masif.
Walikota Agung Nugroho menegaskan bahwa penanggulangan DBD memerlukan partisipasi aktif dari seluruh pihak.
Dalam surat edaran tersebut, Walikota menginstruksikan masyarakat untuk mengintensifkan Gerakan 3M Plus, yang meliputi menguras dan menyikat tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat tempat-tempat air, serta memanfaatkan atau mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, tidur menggunakan kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan rutin mengganti air di vas bunga, dispenser, serta tempat minum burung.
Lebih lanjut, Walikota Agung mengajak seluruh institusi untuk mengimplementasikan Gerakan 1 Rumah/Gedung 1 Jumantik (G1R1J) sebagai langkah aktif dalam memantau dan memberantas jentik nyamuk di lingkungan masing-masing.
Pemerintah Kota Pekanbaru juga mendorong edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya preventif yang berkelanjutan.
"Kita libatkan kader kesehatan, karyawan, peserta didik, hingga masyarakat untuk memantau lingkungan masing-masing. Jangan ada tempat kosong yang luput dari perhatian," ujarnya.
Walikota menekankan bahwa fogging bukanlah solusi utama dalam mengatasi DBD karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Oleh karena itu, fokus utama harus pada pemberantasan sarang nyamuk sejak dini.
"Kalau ada keluarga yang menunjukkan gejala DBD, segera bawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dan laporkan. Ini penting agar bisa cepat dilakukan penyelidikan dan penanganan," kata Agung.
"Mari saling mengingatkan, menjaga lingkungan bersih, dan bersama-sama kita cegah penyebaran DBD di Pekanbaru," pungkasnya.
Penyebab utama peningkatan kasus DBD adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi virus dengue. Selain itu, beberapa faktor lain juga berperan, seperti perubahan iklim, lingkungan, dan perilaku manusia.
Berikut penjelasan lebih detail mengenai faktor-faktor penyebab DBD:
1. Nyamuk Aedes aegypti: Nyamuk ini adalah vektor utama penularan virus dengue. Penularan terjadi saat nyamuk menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue dan kemudian menggigit orang sehat. Nyamuk Aedes aegypti suka berkembang biak di genangan air bersih, seperti di pot bunga, wadah air, dan bahkan genangan kecil di barang-barang bekas.
2. Perubahan Iklim: Perubahan suhu dan curah hujan dapat mempengaruhi populasi nyamuk. Cuaca yang hangat dan lembab dapat meningkatkan reproduksi nyamuk dan memperpanjang musim penyebaran penyakit. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan perubahan pola hujan, yang dapat menciptakan lebih banyak genangan air tempat nyamuk berkembang biak.
3. Lingkungan: Kepadatan penduduk, terutama di perkotaan, meningkatkan risiko penularan DBD. Kepadatan penduduk menciptakan lebih banyak peluang bagi nyamuk yang terinfeksi untuk menggigit dan menularkan virus. Lingkungan yang tidak bersih dan adanya tumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Sistem drainase yang buruk juga dapat menyebabkan genangan air dan memperburuk kondisi lingkungan untuk berkembang biaknya nyamuk.
4 Faktor Penyebab DBD yang Harus Diwaspadai: Penyebab DBD atau demam berdarah dengue adalah infeksi virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Meningkatnya infeksi virus ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti curah hujan tinggi atau daya tahan tubuh yang lemah.
Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD terlebih dahulu terinfeksi virus dengue (DENV) sebelum menjadi faktor utama yang menularkan penyakit ini ke manusia.
Sebagian besar kasus demam berdarah dengue ini terjadi di daerah tropis dan sub-tropis, terutama di Asia Tenggara, Afrika, serta Amerika Tengah dan Selatan.
DBD merupakan kondisi yang lebih parah dari demam dengue karena berpotensi mengancam nyawa. Gejala DBD ini meliputi sakit perut parah, gusi berdarah atau perdarahan di bawah kulit, perut bengkak, muntah darah, sulit bernapas, kulit terasa lembap dan dingin, hingga kehilangan kesadaran.
Untuk mencegah infeksi virus dengue di antaranya:
1. Curah hujan tinggi
Hujan terus-menerus dapat menimbulkan genangan air di berbagai tempat, termasuk di sekitar pemukiman. Genangan-genangan air biasanya terbentuk di talang air, ban bekas, kaleng atau botol bekas, pelepah daun, hingga lubang pohon.
Genangan yang terbentuk akibat curah hujan tinggi ini akan menjadi tempat bagi nyamuk berkembang biak. Saat populasi nyamuk penyebab DBD meningkat, maka risiko penularan virus dengue di masyarakat akan meningkat pula.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk menyingkirkan, menutup, dan menguras benda-benda di rumah yang berpotensi menimbulkan genangan air, seperti pot, drum, atau toren air sebelum hujan tiba, guna mencegah nyamuk berkembang biak dan menularkan penyakit.
2. Pernah menderita demam berdarah
Seseorang bisa terinfeksi virus dengue yang menyebabkan DBD sebanyak 4 kali selama hidupnya. Jika seseorang pernah mengalami demam dengue sebelumnya, maka ia berisiko tinggi terkena DBD apabila kembali terinfeksi virus dengue.
3. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
Penelitian menunjukkan bahwa daya tahan tubuh memengaruhi respons tubuh terhadap infeksi virus dengue. Daya tahan tubuh yang kuat hanya akan menyebabkan gejala ringan saat seseorang terkena demam berdarah.
Sementara pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, infeksi virus dengue dapat menyebabkan DBD dengan gejala yang parah, seperti kebocoran pembuluh darah dan peradangan hebat, terutama pada mereka yang memiliki penyakit penyerta.
4. Kebiasaan menggantung baju di kamar
Gantungan baju di kamar dapat menjadi sarang nyamuk penyebab DBD. Hal ini karena setelah menggigit manusia, nyamuk Aedes aegypti betina senang beristirahat ditempat gelap, seperti di sela-sela baju yang tergantung.
Oleh karena itu, hindari menggantung baju di kamar serta bersihkan kamar dan rumah secara berkala agar tidak menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Pastikan juga untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, dan istirahat yang cukup. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : demam berdarah dengue, dbd, pekanbaru, dbd meningkat,