Agama   2024/12/27 4:17 WIB

Wanita Indonesia Mengenakan Kebaya Sudah jadi Identitas, Kata Orang Eropa yang Melihatnya

Wanita Indonesia Mengenakan Kebaya Sudah jadi Identitas, Kata Orang Eropa yang Melihatnya

Kebaya jadi identitas khas Indonesia.

JAKARTA -- Pegiat kebaya dan budaya Indonesia Miranti Serad Ginanjar menyatakan bahwa kebaya merupakan identitas budaya bagi perempuan Indonesia dan tidak bisa dianggap sebagai sekadar pakaian semata. 

"Ketika saya sedang di Eropa, mereka di sana lebih menghargai kita bukan karena merek pakaian yang kita gunakan. Tetapi karena kita adalah perempuan yang mengerti dan menghormati budaya sendiri,” kata Miranti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat. 

Dalam sebuah workshop SMK yang digelar di Jakarta, Sabtu (21/12), Miranti mengatakan penghargaan dari masyarakat internasional sering kali datang dari bagaimana suatu bangsa mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya, bukan hanya dari mengikuti tren global. 

Terkait dengan kebaya, pakaian tradisional tersebut sudah mendapatkan pengakuan dan penghargaan karena mampu memberikan nilai lebih bagi perempuan Indonesia. Tiap sisinya mencerminkan kekayaan tradisi, sejarah, dan jati diri bangsa. 

Meski demikian, dibutuhkan adaptasi agar kebaya tetap relevan dalam kehidupan modern. Ia menyarankan desain kebaya yang lebih praktis dan fleksibel untuk mendukung aktivitas sehari-hari. 

Ia menilai melalui pendekatan tersebut kebaya dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang mencerminkan kecintaan terhadap budaya tanpa mengesampingkan kebutuhan zaman. 

Di sisi lain kebaya dinilainya juga mempunyai peluang besar dalam industri ekonomi kreatif. Dengan pengakuan UNESCO, kebaya kini mendapatkan sorotan internasional, membuka peluang bagi calon desainer muda untuk menciptakan kebaya yang relevan dengan generasi mereka.

“Sebagai anak muda, kita bisa mendesain kebaya yang modern tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya. Ini adalah cara agar kebaya tetap hidup, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional,” ujar Miranti. 

Dalam workshop itu turut dilakukan demonstrasi teknik kebaya kerancang yang dipandu oleh pewaris kebaya kerancang, yang bertujuan untuk mempraktikkan bagaimana teknik jahit tradisional ini tetap relevan dengan menggunakan mesin modern tanpa mengurangi nilai seni dan keasliannya. 

Sekitar 200 siswa yang hadir menyaksikan langsung demonstrasi itu dan diharapkan dapat menjadi motivasi generasi muda agar tidak hanya melihat kebaya sebagai busana tradisional, tetapi juga sebagai bagian penting dari identitas budaya bangsa yang harus dijaga.

Acara bertema kebaya

Perancang busana Didiet Maulana mengatakan perlu lebih banyak acara-acara yang melibatkan kode busana atau dress code bertema kebaya supaya warisan budaya Indonesia tetap hidup.

"Yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah pastinya semakin banyaknya atau acara-acara yang menggunakan kebaya sebagai dress code atau kode busana yang dipakai dalam setiap acaranya, dan juga dengan memasukkan kebaya tidak hanya untuk acara-acara yang formal tapi kasual akan membuat kebaya bisa menjadi lebih hidup," kata Didiet beberapa waktu lalu.

Didiet mengatakan dengan banyaknya acara bertema kebaya artinya akan ada pertumbuhan di sektor ekonomi yang dipengaruhinya karena akan semakin banyak permintaan baju kebaya.

Tidak hanya bagi penjahit atau desainer baju yang terpengaruh oleh naiknya popularitas kebaya, namun juga para penjual dan pengrajin aksesori atau kain yang merupakan bagian dari pakaian kebaya akan mendapatkan manfaat baik dari kebaya.

"Hal ini tentu akan memberikan siklus ekonomi atau cycle ekonomi yang sehat tidak hanya untuk para desainer atau para penjahit saja tetapi juga ekosistem yang berdiri di belakangnya atau pelengkapnya, seperti perajin aksesori, perajin kain, perajin songket, perajin tenun yang memang terlibat dalam penampilan kebaya tersebut," kata Didiet.

Didiet mengatakan dengan ditetapkannya kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO diharapkan bisa menjadi pendorong agar pakaian khas Indonesia bisa dipakai di keseharian masyarakat seperti layaknya kimono dari Jepang atau kain sari dari India.

Diakuinya kebaya oleh UNESCO juga bisa menambah semangat masyarakat untuk merawat kebaya sebagai satu warisan budaya dari Indonesia.

"Ini akan menambah semangat untuk kami bangsa Indonesia dalam merawat kebaya dan semakin bangga karena kebaya bisa menjadi satu warisan budaya yang memang salah satunya berasal dari Indonesia," katanya.

Turis pakai kebaya

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyatakan bahwa kebaya memiliki potensi untuk memberikan pengalaman menarik bagi para turis sebagai salah satu pakaian tradisional seperti hanbok asal Korea. “Kita bisa memberikan pengalaman untuk wisatawan, mereka datang ke Indonesia, lalu kita membuat kebaya kita seperti di Korea, (para wisatawan asing) pakai hanbok, kita dorong mereka pakai kebaya dan jalan berkeliling Indonesia,” kata Ni Luh saat ditemui ANTARA usai mengikuti Pra-Rakornas di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menanggapi kabar kebaya yang diresmikan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO, Ni Luh mengatakan kebaya sebagai salah satu pakaian tradisional, dapat dijadikan sebagai ikon fesyen yang menunjang identitas bangsa. Didapatkannya pengakuan dunia melalui UNESCO menurutnya dapat dijadikan momentum untuk mengembangkan pemanfaatan kebaya itu sendiri.

Salah satunya yakni memberikan pengalaman bagi para turis berkeliling menikmati keindahan Tanah Air sambil memakai kebaya. Ni Luh turut mengapresiasi capaian pada budaya Indonesia tersebut dan menyatakan akan terus mendukung Kementerian Kebudayaan untuk terus mengusulkan lebih banyak warisan budaya, agar wisatawan dapat tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia.

“Untuk kebaya, kita juga terus mendorong itu (sebagai warisan budaya yang diakui dunia), kebaya sudah sangat Indonesia sekali, itu perlu kita dorong."

Pada Rabu (4/12), UNESCO secara resmi telah menetapkan kebaya sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTb) kemanusiaan. Keputusan ini diumumkan dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Asuncion, Paraguay tanggal 4 Desember 2024. 

Pengajuan itu dilakukan oleh Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, hingga Thailand Hanya berbeda satu hari setelah Reog Ponorogo diakui pada Selasa (3/12). Pengesahan tersebut membuat kebaya menjadi WBTb ke-15 yang diakui oleh UNESCO. (*)

Tags : kebaya, budaya indonesia, kebaya indonesia, kebaya diakui unesco, wanita indonesia pakai kebaya, indentitas wanita indonesia pakai kebaya,