PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Diproyeksikan tingkat kemantapan jalan di Kota Pekanbaru mulai luntur dan berkurang pada tahun ini.
"Warga mulai resah melihat pemandangan yang menyusahkan, bagaikan gambaran jalan neraka yang harus dihadapi setiap harinya yang artinya makin banyak jalan rusak yang terlihat di jalanan."
"Jadi kemantapan jalan yang ada di Kota Pekanbaru diprediksi mengalami penurunan 1,09% menjadi 90,71% pada 2023. Sehingga jalan rusak akan bertambah di tahun ini dan semakin jauh dari target rencana strategis (renstra)," kata Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru, Nurul Ikhsan pada wartawan yang juga menyebut kerusakan sejumlah ruas jalan sudah diresahkan warga.
Iapun memprediksi sejak awal tahun hingga mendekati Ramadan 1444 Hijriah ini tidak ada tanda-tanda dilakukan perbaikan.
Seperti kerusakan di Jalan Kartama, Jalan Inpres, dan Jalan Pahlawan Kerja, Jalan Rambutan, Jalan Sidomulio Timur dan beberapa titik lainnya. Kondisi jalan yang rusak sangat menganggu aktivitas warga, bahkan sangat rawan terjadi kecelakaan terutama di malam hari karena juga kurang penerangan.
"Kita sudah sampaikan beberapa kali kepada pihak PUPR untuk Gercep (gerak cepat) melakukan perbaikan. Karena kita akui saat ini banyak masyarakat yang resah bahkan geram dengan kondisi jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki," ungkap Nurul Ikhsan, Minggu (12/3).
Tetapi Nurul kembali melihat, salah satu yang menjadi persoalan adalah alokasi anggaran. "Jadi ini masih cukup jauh untuk mempertahankan apalagi untuk mencapai target renstra," jelasnya.
Sementara dari target Renstra pada 2023 ini kondisi kemantapan jalan harus mencapai 95%. Menurut dia backlog atau daftar pekerjaan menjadi tertunda di bidang preservasi jalan sehingga tidak bisa diselesaikan pada tahun ini.
Menurut Nurul penurunan kemantapan kondisi jalan terjadi karena banyak jalan dan jembatan yang sudah berumur tua atau aging atau juga kenderaan bertonase berat.
Dimana saat ini hampir semua lini badan jalan dalam kota rusak, sehingga dibutuhkan penanganan segera. Namun belum bisa tertangani pada tahun ini.
Selain berumur tua, mutu jalan juga diakui menjadi masalah. Nurul menjelaskan tidak sedikit yang bermasalah dari penuaan dini atau early aging karena mutu yang kurang baik.
"Banyak juga yang early aging ini perlu perhatikan, tetapi ini memungkinkan bisa meningkatkan intensitas teknikal audit," jelasnya.
Selain itu penyebab banyak rusak seperti truk 'obesistas' atau Over Load Over Dimension, hingga keterlambatan penanganan dari kerusakan sebelumnya.
Begitu juga dengan bencana alam (banjir) membuat kerusakan jalan semakin cepat.
Dari komunikasi yang dilakukan Politisi Gerindra ini kepada pihak PUPR, ada beberapa pola kerja yang berubah dan terobosan yang lebih efektif yang akan dilakukan Dinas PUPR.
Pola dan terobosan ini diharapkan Nurul tidak sekedar di atas kertas dan omongan semata. Tetapi dibuktikan dan direalisasikan sehingga berdampak baik kepada masyarakat.
"Untuk dinas PUPR baru-baru ini ada perombakan dan diisi oleh pejabat-pejabat muda. Harapan kita tentu pola kerja yang katanya ada perubahan dan adanya terobosan baru yang dinilai efektif, tersusun dan tertata dengan baik bisa direalisasikan," ujar Nurul.
Komisi IV yang membidangi persoalan infrastruktur dan pembangun ini akan tetap melakukan pengawasan terhadap kinerja OPD tersebut.
"Kita akan tetap awasi pengerjaan oleh OPD tersebut. Tekanan kita, dengan anggaran OPD yang besar jangan sampai anggaran mubazir," sebutnya.
Jadi intinya, jangan sampai ditambal hari ini besok sudah rusak, jangan asal-asalan. Harus dicari apa pemarsalahannya jalan di pekanbaru tidak bertahan lama. Apakah memang kontur wilayah atau karena kondisi jalan tidak dibarengi dengan drainase yang tidak baik, tanya dia. (*)
Tags : jalan rusak, pekanbaru, warga resah lihat jalan rusak, bdana jalan rusak seperti neraka, jalan rusak tak kunjung diperbaiki, news kota,