PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Wakil Sekretaris Jenderal [Wasekjend] Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Pusat Jakarta mengkritik soal semangat kolaborasi Gubernur Kepri [GubKepri] dan Wakil Gubernur Kepri [WagubKepri] yang sempat terpecah kembali gara-gara diantaranya tak pernah ngantor selama satu tahun lebih.
“Saat ini, di era media sosial, masyarakat dapat dengan mudah menyampaikan kritik terkait kinerja pemerintah. Masyarakat sebagai konstituen memang diberikan ruang menyampaikan kritik terhadap para pembuat kebijakan,” kata Larshen Yunus, Wasekjen KNPI Pusat Jakarta ini, Rabu (22/8/2023).
"Baru-baru ini, kita dihebohkan dengan semangat kolaborasi GubKepri Ansar Ahmad dan WagubKepri Marlin Agustina sudah mulai luntur bahkan terus memanas," sebutnya.
Menurutnya, semangat kolaborasi GubKepri dan WagubKepri ini sempat diperdebatkan di media sosial, terkhusus mengenai tugas pokok Wagubkepri yang stagnasi.
"Dari perspektif demokrasi, proses kebijakan pembangunan seharusnya berjalan terbuka dan kolaboratif, menempatkan masyarakat sebagai mitra. Masyarakat di sini tentu termasuk kaum muda, yang menempati 60 persen porsi konstituen di Indonesia wajar mengkritik persoalan itu yang terus menghangat," katanya.
'Hubungan retak'
Sebelumnya, isu hangat belakangan ini hubungan antara GubKepri dan WagubKepri terus memanas bahkan mengalami keretakan.
Keretakan hubungan keduanya terlihat sejak awal menjabat hingga saat ini.
Ansar dalam sela-sela kunjungan kerjanya di Batam mengatakan WagubKepri sudah lebih dari setahun tidak pernah berkantor di Komplek Kantor Gubernur di Dompak, Tanjungpinang.
"Sudah 1,3 tahun Ibu WagubKepri tidak pernah masuk kantor. Beliau hanya keliling berkampanye. Ya kalau menggunakan fasilitas pemerintah, tolong hak dan kewajiban dipenuhi. Saya berkali-kali berharap supaya Ibu datang ke kantor. Laksanakan kerja kalau perlu diskusi, saya terbuka," kata Ansar, didepan media, Sabtu (12/11/2022) lalu.
Mantan Bupati Bintan itu menyebutkan bahwa seingatnya WagubKepri, Marlin Agustina hanya beberapa kali melakukan tugas yang diberikan. Hal itu pun dilakukan Marlin saat Ansar sedang di luar kota.
"Kalau tidak salah beberapa kali ditugaskan ke DPRD. Beliau datang karena hari kemerdekaan. Tapi tugas pokoknya juga seharusnya dilaksanakan. OPD kita harus dievaluasi terus. Jadi ada tempat untuk asistensi," ujarnya.
Ansar menepis kalau dirinya membatasi ruang gerak WagubKepri Marlin dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Ia menyebutkan dalam UU Otonomi daerah sudah jelas mengatur tugas dan fungsi GubKepri dan WagubKepri.
"Ibu [Marlin] dalam melaksanakan tugas kan sudah diatur dalam UU. Saya rasa tidak perlu ngomong di mana-mana saya tidak kasih tugas ini itu. Tugas masing-masing sudah dijamin. Kepala daerah tugas dan tanggung jawabnya. Gimana Ibu mau bekerja kalau tidak ada di kantor," ujar Ansar.
"Dulu saya 10 tahun sebagai Bupati di Bintan, hubungan dengan wakil bupati tidak ada problem. Kita tahu masing-masing tugasnya. Saya ini pemimpin yang sudah cukup lama memimpin. Tapi kalau semua disegmentasikan begitu susah kita memberitahunya," sebutnya mencontohkan.
"Menurut saya kalau hak nya diambil. Kewajibannya juga dilaksanakan saja. Ada sisi yang bisa dilaksanakan oleh WagubKepri. Ada sisi yang bisa saya lakukan," tambahnya.
Memanasnya hubungan Ansar-Marlin bukan kali ini saja. Perpecahan pasangan ini, diketahui, sudah terasa tak lama setelah pelantikan 25 Februari 2021. Diduga pemicu keretakan Ansar dan Marlin itu terkait kesepakatan soal bagi-bagi jabatan yang tak tercapai.
Kesepakatan keduanya dilakukan sebelum pilkada 2020 lalu. Empat posisi itu adalah Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepri dan tiga kepala dinas.
Diketahui, keduanya maju pada Pilkada Kepri diusung oleh partai Golkar, Nasdem, PAN dan PPP. Pasangan itu menang dengan perolehan suara sebesar 308.553 dengan presentasi 39.97 persen.
Suara pasangan itu mengungguli petahana Isdianto dan Suryani yang memperoleh suara 280.160 dengan presentasi 36.29 persen. selanjutnya di posisi ketiga ada pasangan Soerya Respationo dan Iman Sutiawan dengan perolehan 183.317 suara dengan persentase 23.74 persen.
Tetapi kembali disebutkan Larshen Yunus yang menilainya, selain menyimbolkan civic space yang aktif, kritik dari warga penting untuk mengukur kualitas desain dan implementasi kebijakan pembangunan di Kepri itu.
"Jadi semangat kolaborasi antar keduanya itu [GubKepri dan WagubKepri] agar produk-produk kebijakan publik memberikan dampak sosial yang besar," katanya.
Menurutnya, sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, sejatinya hal tersebut menjadi peluang untuk menumbuhkan empati sosial. Salah satu alasan mengapa platform media sosial seperti TikTok, Instagram, atau yang lainnya digemari adalah teknologi ini memudahkan mereka memberikan aspirasi dan pandangannya.
Tetapi WagubKepri Marlin Agustina akhirnya bereaksi terkait tudingan GubKepri Ansar Ahmad yang menyebutnya jarang masuk kantor.
Reaksi WagubKepri Marlin Agustina ini ia sampaikan sesudah menjalankan ibadah Umrah dan kembali beraktivitas sejak awal pekan ini.
GubKepri, Ansar Ahmad sebelumnya mengkritik WagubKepri, Marlin Agustina Rudi yang disebutnya jarang masuk kantor yang ada di Dompak, Kota Tanjung Pinang beberapa waktu lalu, termasuk dalam urusan pembagian tugas dan kewenangan.
Ansar Ahmad pun membuka ruang untuk berdialog jika terdapat hal yang ingin dibicarakan untuk membangun Kepri kedepan.
Marlin Agustina menolak disebut jarang masuk kantor seperti yang disampaikan GubKepri Ansar Ahmad.
“Tidaklah benar. Selama ini saya menjalankan tugas sebagai WagubKepri. Saya yang merasakan, saya yang menghadapi dan cukup saya yang tahu,” ujar Marlin Agustina saat berada Batam Center, Kota Batam, Kepri, Jumat (25/11/2022).
Ia juga menuturkan hubungannya dengan Ansar Ahmad baik-baik saja selama ini, termasuk soal pembagian wewenang.
Menurutnya, mereka sering berbagi tugas agar pekerjaan kepala daerah bisa berjalan dan saling melengkapi.
Ia pun menyebut isu keretakan hubungannya dengan GubKepri adalah isu lama.
Sebaiknya, persoalan ini tidak diumbar di ruang publik.
“Hidup ini jangan bahas masa lalu, karena itu sudah lewat. Sekali-sekali bisa kita lihat, untuk memberi pelajaran bagi kita jangan mencemaskan masa depan karena tidak tahu apa yang ada di masa depan,” ujar Marlin Agustina.
Ia mengaku, dirinya ingin terus bekerja menjalankan amanah masyarakat Kepri untuk bekerja sebagai WagubKepri.
“Apa yang ada di depan saya itu yang saya kerjakan, saya bekerja saja. Karena saya sudah diberikan amanat yang luar biasa jadi apa yang bisa saya lakukan sesuai, akan saya kerjakan, yang penting saya tak menjelekkan orang, tak menjatuhkan orang,” katanya.
Pertemuan GubKepri, WagubKepri dan Walikota Batam sebelumnya terjadi saat pisah sambut jabatan Panglima Komando Wilayah Pertahanan I atau Pangkogabwilhan I di Gedung Daerah Tepi Laut, Kamis (12/8/2021) malam.
Ini diketahui merupakan pertemuan untuk pertama kalinya setelah ketiganya diisukan pecah kongsi.
Dalam silaturahmi menyambut Laksamana Muda TNI Muhammad Ali yang menggantikan Laksamana Madya TNI I Gede Nyoman Ariawan, GubKepri Ansar Ahmad, Walikota Batam Muhammad Rudi bersama WagubKepri Marlin Agustina tampak dalam suasana akrab.
Ketiganya tampak bercengkerama dengan menerapkan protokol kesehatan. Dalam pertemuan itu, tak tampak kabar pecah kongsi antara mereka.
Seperti yang banyak berkembang, saat itu GubKepri dan WagubKepri tidak duduk satu meja. Sebab sudah ketentuan protap dari protokoler.
Sebelum duduk pada posisi yang sudah ditentukan, Ansar Ahmad, Marlin Agustina dan Muhammad Rudi menyempatkan untuk berbincang bersama seakan tidak ada persoalan yang terjadi.
Pemandangan yang serupa juga terlihat saat acara tersebut selesai. Bahkan dari raut wajah Ansar Ahmad, Marlin Agustina dan Muhammad Rudi sedang tertawa.
Marlin Agustina juga terlihat menyusun sepuluh jari. Sementara Muhammad Rudi mengangkat tangan tanda hormat dan pamit untuk pergi.
Larshen Yunus menyikapi itu menilai, publik juga harus melihat apa yang terjadi di tingkat pemimpin daerah itu.
"Tidak semata-mata hanya dengan membaca yang tertulis."
"Namun kita harus melihat bahwa, para pemimpin daerah merupakan orang-orang politik yang menyadari benar bahwa mereka itu punya kepentingan yang lebih besar untuk membangun daerahnya. Apalagi keduanya adalah putra derah Kepri," ujarnya.
Disampaikannya, tentu dalam hal ini tidak bisa hanya dilihat semata-mata konflik sedang terjadi. Bahkan konflik itu dapat dipandang dengan hal yang positif.
“Dengan adanya polemik di masyarakat yang melihat bahwa seolah-olah pemimpin sedang berkonflik padahal sedang membangun hubungan untuk kemudian sama sama menyadari juga kalau wajib bersama bergandeng tangan dalam membangun daerahnya,” ungkapnya. (*)
Tags : gubernur kepri, ansar ahmad, wakil gubernur kepri, marlin agustina, hubungan gebenur-wagub kepri retak, News,