Daik Lingga   2020/02/16 12:36 WIB

BARAJP Dorong Rehabilitasi Hutan Rimbang Baling Terusik

BARAJP Dorong Rehabilitasi Hutan Rimbang Baling Terusik

Barisan Relawan Jalan Perubahan (BARAJP) dorong program rehabilitasi lahan dan hutan (RHL) Rimbang Baling

class=wp-image-15395
Ir Ganda Mora MSi

LINGKUNGAN - Barisan Relawan Jalan Perubahan (BARAJP) upayakan Kelompok Tani Nagoi Mandiri dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang sudah dilakukan memorandum of understanding  (MoU) dalam pelaksanaan program rehabilitasi lahan dan hutan (RHL) Rimbang Baling di Kabupaten Kampar, Riau.

Kita sudah upayakan untuk melakukan kerjasama rehabilitasi ini seluas 2000 hektar diperlukan dan melibatkan dua desa. Ada 2000 hektar di hutan Rimbang Baling yang tergurus akibat kerusakan hutannya bahkan pihak BKSDA dan kelompok tani sudah melakukan MoU namun belum terealisasi, kata Ir Ganda Mora MSi, Ketua BRAJP Riau, Minggu (16/2).

Menurut Ganda, jika rehabilitasi dilakukan, BARAJP siap sebagai pendamping, rehabilitasi diperlukan agar sungai Subayang di desa penyangga ketika hujan turun air tidak keruh, itu perlunya dilakukan rehabilitasi hutan nantinya air sungai akan jernih dan eko wisata pun semakin baik, ujarnya.

Ada 2000 hektar di hutan Rimbang Baling yang tergerus, lahan itu perlu dilakukan penghutanan kembali melalui beberapa jenis bibit tanaman yang dikembangkan dan bisa dilakukan penanaman pohon Enau, Durian, Mahoni, Jengkol dan Petai. Jika terlaksana, flora dan fauna dan produksi oksigen semakin baik dan meningkat, sebutnya.

Abdulah, Ketua Kelompok Tani Nagoi Mandiri mengakui, anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Nagoi Mandiri siap mendukung Taman Wisata Alam (eko wisata) Rimbang Baling. Kemarin sudah dilakukan pertemuan dengan petugas BKSD Riau membahas persiapan kegiatan penanaman, bahkan sudah dilakukan MoU, namun saat ini belum dimulai, sebutnya.

Katanya dalam pertemuan tersebut sempat dibahas berbagai hal terkait persiapan teknis pelaksanaan penanaman bibit yang direncanakan pelaksanaannya 10.000 bibit pada areal seluas 2000 hektar ini.

Kepala Bidang Wilayah I Bukit Rimbang Baling KSDA Riau Handri Hansen Siregar SHut MSc dikonfirmasi soal adanya rencna MoU dengan Kelompok Tani Nagoi Mandiri belum bisa berkomentar, namun sebelumnya ia nya dalam bincang-bincang sebelumnya menyampaikan Hutan Rimbang Baling terus dilestraikan dan potensial dijalankannya program eko wisata.

Menurutnya, Bukit Rimbang Bukit Baling yang sebagian besar berada di Riau dan sedikit di Sumatera barat ini memiliki hamparan hutan daratan rendah perbukitan. Hutan Bukit Rimbang Bukit Baling memiliki fungsi ekologis sebagai penyangga kehidupan di Sumatera Tengah dengan mengatur tata air, penyuplai O2 serta habitat berbagai flora dan fauna langka. Kawasan ini juga merupakan hulu dan daerah tangkapan air berbagai sungai besar di Sumatera.

class=wp-image-19809

Hutan itu juga ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa (SM) karena menjadi rumah bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Salah satu species primata yang ditemukan di sana yaitu, surili sumatera atau simpai (Presbytis melalophos / mitred leaf monkey) dengan nama lokal nokah. Monyet endemik pulau Sumatera, dari famili Cercopithecidae termasuk primata langka, dengan status terancam (endangered) oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Nokah yang dijumpai disana merupakan subspesies berjenis Presbytis melalophos bicolar. Selain itu ada lutung (Trachypithecus cristatus) bernama lokal cingku, Macaca fascicularis atau cigak, siamang (Symphalangus syndactilus), ungko/owa (Hylobates agilis) dan beruk (Macaca nemestrina). 64 jenis burung seperti kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan rangkong badak (Buceros rhinoceros), keduanya dari suku Bucerotidae. Rangkong badak merupakan salah satu spesies burung rangkong terbesar di Asia. Satwa ini menghabiskan waktunya di bagian atas tajuk hutan dengan memakan buah-buahan, serangga, reptil kecil, hewan pengerat, dan burung-burung kecil, Elang Ular Bido (Spilornis cheela) atau crested serpent eagle, berwarna hitam dengan garis putih di ujung belakang sayap. Ada yang mengatakan bahwa kulit kaki dari elang pemangsa ular ini kebal terhadap bisa ular, sehingga dinamakan elang ular, terangnya. (rp.sdp/*)

Tags : -,