Lingkungan   2020/03/18 15:26 WIB

Seiring Waktu, Banyak Hewan yang Punah

Seiring Waktu, Banyak Hewan yang Punah

Seiring berjalannya waktu, banyak hewan di dunia ini yang mengalami kepunahan

class=wp-image-21071

misi berbahaya limbah gas dan sampah dari banyak industri sekarang memiliki dampak yang sangat serius terhadap laut dan atmosfer.

Sedangkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan lingkungan belum membaik. Hal itu menyebabkan banyak hewan mulai punah, dan hewan langka yang berharga sekarang hanya tersisa sekitar 1.600 spesies di dunia dan diambang kepunahan.

Lalu hewan apa yang saat ini sangat langka di dunia itu? Beberapa hewan di dunia ini mungkin terancam punah akibat ulah manusia. Karena itu sebagian dilindungi di hutan lindung supaya terjaga dengan baik. Selain itu ada juga hewan yang sangat berharga, dan bahkan dijaga sangat ketat.

Karena terlalu berharga, hewan ini dijaga selama 24 jam oleh pasukan militer khusus dengan senjata api. Mengutip The Guardian, pemanasan global, iklim dan lingkungan semakin kotor. Hingga ada hewan paling berharga di dunia, hanya ada satu yang tersisa di dunia, dan pasukan khusus melindunginya dengan senjata 24 jam sehari.

Sampai dijaga seketat itu memang spesies apakah itu? Dikatakan lebih berharga daripada panda raksasa Tiongkok, hewan ini adalah badak putih jantan dari Afrika. Konon dagingnya yang sangat lezat, serta memiliki kepala dan tanduk sangat berharga.

Hewan ini adalah salah satu yang sangat diburu di masa lalu. Sampai dijaga seketat itu memang spesies apakah itu? Dikatakan lebih berharga daripada panda raksasa Tiongkok, hewan ini adalah badak putih jantan dari Afrika. Konon dagingnya yang sangat lezat, serta memiliki kepala dan tanduk sangat berharga.

Tanduknya juga dikatakan bisa menjadi obat, maka banyak pemburu meracuninya dan mengambil tanduknya secara diam-diam. Saat ini spesies ini hanya tertinggal satu di dunia. Badak putih juga tidak bisa bereproduksi secepat unggas. Jadi karena hanya tersisa satu-satunya di dunia, hewan ini dijaga sangat ketat oleh pasukan milter khusus. Selama 24 jam hewan ini terus dijaga ketat oleh prajurit.

Mereka juga merawatnya dengan sungguh-sungguh dan sangat baik. Bahkan, jika sampai hewan ini terluka pasukan ini pun akan dihukum berat. Di bawah komando pasukan khusus, kini badak putih hidup dengan tenang.

Hewan ini kini mampu bertahan hidup selama bertahun-tahun berkat pasukan khusus. Namun, hewan ini juga semakin tua, dan banyak orang khawatir jika hewan ini akan benar-benar musnah dari dunia.
Banyak ahli bekerja keras untuk mengembangkan teknik yang bisa membuatnya berkembang biak.

Hal ini mengingatkan kita sebagai manusia, memiliki tingkat tanggung jawab tertinggi untuk melindungi semua hewan. Perlakukan hewan dengan baik, terutama spesies yang akan menghilang.

Badak Riau Sudah Punah

Sementara di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau dahulunya pernah ditemukan Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis). Diperkirakan sudah 14 tahun badak itu tidak terlihat jejaknya. Terakhir jejak badak terlihat di kawasan hutan lindung Mahato Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau pada tahun 1992 silam.

Laporan dari masyarakat yang kita terima, jejak badak terakhir terlihat di kawasan hutan lindung Mahato tahun 1992. Hingga sekarang sudah 14 tahun kita belum pernah mendapat laporan ditemukan jejak badak. Apakah itu bertanda punah, saya pun tidak tahu pasti, kata Aktivis WWF Riau, Nucahlis Fadli yang dirilis detik.

Badak Sumatera ini sudah langka. Jejak badak bercula salah satu memang pernah ditemukan 14 tahun silam di hutan lindung Mahato. Namun, kini hutan lindung Mahato sudah porak-poranda. Sebagian besar menjadi perkebunan kelapa sawit dan perkampungan penduduk.

Kalau kondisi hutan lindung saja sudah beralih fungsi, bagaimana bisa menjamin masih ada badak Sumatera di sana. Habitat badak yang terus terusik dari perluasan kebun sawit, HPH dan perkampungan merupakan ancaman serius kelangsungan badak itu sendiri, urai Fadli.

Di era 80-an, tutur Fadli, pemerintah Indonesia pernah membuat program untuk menangkap badak di Riau, Jambi, dan Bengkulu. Program ini awalnya sebagai upaya penyelamatan Badak Sumatera dari ancaman perluasan HPH serta perkebunan sawit. Perluasan HPH, Hutan Tanaman Industri, perkebunan sawit dan ilegal logging, merupakan ancaman serius.

Belum lagi perburuan liar yang ramai di kawasan hutan alam Sumatera. Itu sebabnya, pemerintah melakukan program penangkapan badak Sumatera untuk ditangkarkan di kebun binatang.

Waktu itu badak diburu pemerintah. Dengan harapan Badak Sumatera bisa dilestarikan di berbagai kebun binatang di Indonesia dan Amerika. Program itu dilakukan demi mengatasi perburuan liar dan ancaman kepunuhan dari habitat badak yang dikonversi. Namun sayang, program penangkaran Badak Sumatera tidak berjalan mulus, kata Fadli.

Koleksi Badak Sumatera di kebun binatang sama sekali tidak bereproduksi. Lebih mengenaskan lagi, 60 persen koleksi beberapa kebun binatang mati karena karena faktor nutrisi dan kecelakaan dalam proses perkawinan. Kalau tidak salah, hanya satu Badak Sumatera yang berhasil ditangkarkan, itu pun ada di Amerika, kata Fadli.

Menurut Fadli, ahli badak meyakini Badak Sumatera memang sulit ditangkarkan di luar habitatnya. Ruangan gerak yang sempit dan kurang alami yang ada di kebun binatang merupakan penyebab utamanya. Di alam bebas badak jantan dan betina betul-betul terpisah hampir sepanjang waktu, kecuali selama masa kawin. Maka seharusnya pemisahan jantan dan betina harus semirip mungkin dengan apa yang terjadi di alam, tandas Fadli. (*)

Tags : -,