NEWS DAERAH - Petani sawit mulai merasa khawatir dampak negatif Karantina diri akibat penyebaran Virus Corona bahkan kian masifnya pandemi corona dibarengi dengan pro kontra opsi akan penerapan lockdown (penutupan).
Ini sangat mengkhawatirkan bagi kehidupan petani kelapa sawit yang sangat bergantung kepada harga CPO dan tidak punya lahan pangan kecuali kebun sawit itu saja, ujar Yanto di daerah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Selasa (24/3).
Kekhawatiran para petani sawit ini bukan tanpa alasan. Dengan adanya Karantina diri, aktivitas pertanian sawit pun bukan hanya terhambat, karantina juga berimbas pada distribusi stok pangan seperti beras, sayur, buah-buahan atau kebutuhan gizi secara umum yang selama ini para petani sawit (plasma dan swadaya) selalu membeli di pasaran, terang dia.
Disadarinya, karantina diyakini bisa mencegah wabah meluas meski berdampak negatif pada ekonomi. Tapi dalam situasi tren harga CPO yang sulit ini, karantina juga bisa mengancam kehidupan para petani di kawasan sawit. Banyak para petani mengakui, COVID-19 saat ini telah berdampak pada harga TBS yang mulai perlahan turun. Sebab, terjadi penurunan transaksi yang rata-rata sudah dihantam oleh corona.
Memang pilihan karantina akan makin mempersulit petani karena bisa jadi aktivitas panen akan berkurang, distribusi pupuk terhambat, peremajaan sawit tidak capai target serta aktivitas pabrik kelapa sawit pun akan berkurang. Ketika petani tidak bisa lagi panen atau pabrik sawit tidak beroperasi maka petani akan kelaparan, kata Yanto memperkirakan.
Diperkirakan ada 10 juta petani di Indonesia bergantung pada sawit, kata Dahrul Rangkuti, aktivis Eka Nusa yang bergerak dibidang lingkubgan itu. Dahrul melihat, kalau masing-masing petani juga diberlakukan karantina akan membahayakan petani.
Akhirnya, pemerintah daerah juga diharapkan bisa memberikan jaminan distribusi pangan ke kabupaten dengan harga yang terjangkau, sebutnya.
Dia malah menyebutkan kini banyak pabrik kelapa sawit (PKS) yang menghentikan sementara operasionalnya, mengingat saat mengalami dan menghadapi buah trek. Jika mereka tetap buka para usaha pabrik juga menghadapi dalam pembayaran jaminan sosialisasi pencegahan COVID-19 ke desa-desa sawit dengan memobilisasi seluruh perusahaan sawit untuk ikut berpartisipasi membantu pemerintah memerangi virus corona, pungkasnya. (rp.sul/*)
Editor: Syamsul Bahri
Tags : -,