KAMPAR - Virus corona diceseas 19 (covid-19) telah menggangu geliat ekonomi di desa. masyarakat desa kini banyak berdiam di rumah.
Masyarakat desa yang mayoritas bertani menurunkan daya belinya diakibatkan komoditas perkebunan yang dijual ke pengumpul (tauke) turun harga. Akibatnya masyarakat cenderung membeli keperluan barang harian sesuai kebutuhan saja.
Pasar-pasar desa ikut terdampak, transaksi jual beli jadi lesu. Begitupun dialami Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Dari pantauan di lapangan pengelola BUMDesa mengaku omzet penjualan menurun drastis sejak terjadinya pandemi covid-19.
Berbagai macam Unit usaha Bumdesa yang terdiri dari unit usaha simpan pinjam, usaha toko buku, waserda, pembiayaan, peternakan ayam, pariwisata, pasar desa, penyedian saprodi dan usaha usaha lainnya ikut terimbas. Adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Pendidikan yang meliburkan semua anak sekolah juga berdampak pada transaksi pada usaha Toko buku serta usaha fotokopi.
Surat Edaran (SE) Bupati Kampar Nomor 8 tahun 2020 tentang Desa Tanggap Covid-19 dan PKTD (padat karya tunai desa) membuat daya beli masyarakat menurun di unit BUMdes. Seperti di kecamatan Gunung Sahilan, Tapung dan Tapung Hilir Waserda (kedai harian) pengelola usaha yang ada di kecamatan Koto Kampar Hulu, Gunung Sahilan, Salo, Perhentian raja, Tapung hilir, Kuok, Kampar kiri tengah dan Tambang juga mengalami penyusutan.
Menurunya harga komoditas perkebunan juga berpengaruh pada penjualan sarana produksi pertanian di kecamatan Kampar kiri hulu, Kampar kiri hilir, dan kecamatan Kampar kiri. Ini juga terdampak pada unit unit usaha lainnya yang dikelola BUMDesa seperti pembiayaan, ternak ayam, pengelolaan sampah serta usaha industri kecil. (rp.rom/*)
Editor: Elfi Yandera
Tags : -,