Pemerintah dan pihak tim medis kesehatan sepakat bahwa kondisi kesehatan warga Riau pada umumnya sedang mengalami kencenderungan memburuk seiring penyebaran Virus Corona
embaga Melayu Riau (LMR) menduga warga berkulit hitam (sawo matang) lebih berisiko terkena Covid-19, kata H Darmawi Aris SE, dalam wawancara melalui sambungan teleponnya dengan riaupagi.com, Selasa (14/4/2020).
Memang virus ini menyerang tidak membedakan warna kulit, ras dan agama, tapi fakta ini terlihat di Riau memiliki ada dua warna kulit (hitam/sawo matang dan putih), jika dugaan itu benar memang sungguh menyakitkan, kata Darmawi yang menyebut dirinya juga sebagai warga Riau berkulit hitam (sawo matang).
Menurutnya, data dari Diskes mengungkap penduduk Riau dalam Orang Dalam Pemantauan (OPD) dan Pasien Dalam Pengawasan (DPD), lebih rentan terinfeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19 rata-rata berkulit hitam (sawo matang). Namun ada rasa kegembiraan kita, dimana kesembuhan PDP Riau, sampai hari Senin (13/4/2020) mengalami peningkatan. Data dari Dinkes Riau tercatat ada 102 orang PDP di Riau yang telah dinyatakan negatif (sehat) dan dipulangkan.
Dinkes Riau mengungkapkan jumlah PDP di Riau mulai dari 3 Maret sampai 13 April 2020, totalnya ada sebanyak 243 orang. Dari 243 tersebut, 123 pasien masih dirawat, 102 pasien sudah sehat dan dipulangkan, serta 18 orang meninggal dunia hingga dibulan April ini. Nah, yang meninggal setelah ditelusuri kebanyakan berkulit sawo matang yang juga memiliki latarbelakang masa hidupnya warga berada/berkemampuan, urainya.
Begitupun jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau, sampai hari ini ada sebanyak 16 kasus. Dari 16 kasus positif Covid-19 tersebut, dua pasien sudah sehat dan dipulangkan. Dan yang masih dirawat di ruang isolasi berjumlah 13 orang, sementara yang satunya lagi meninggal. Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Riau tercatat ada 31.889 orang. Dengan keterangan 12.874 orang masih dalam proses pemantauan dan 19.015 orangnya lagi telah selesai proses pemantauan. Angka ini adalah salah satu hal yang paling mengejutkan yang pernah saya saksikan sebagai warga kota ini, kata Darmawi.
Mengapa warga kulit hitam (sawo matang) rentan? Menurut Darmawi lagi, kondisi kesehatan warga yang berkulit hitam (sawo matang) umumnya lebih buruk dibandingkan komunitas lain.
Penyakit bawaan yang diderita warga kulit hitam menyebabkan mereka rentan. Kita tahu bahwa penyakit seperti diabet, hipertensi, obesitas, asma dan gula darah mempengaruhi penduduk mayoritas, kata dia menambahkan bahwa riwayat penyakit ini akan berdampak fatal begitu terkena Covid-19.
Kondisi lain, menurutnya, sulit mendapatkan akses kesehatan. Saya pernah konsultasi dengan pejabat kesehatan yang mengatakan bahwa umur harapan hidup penduduk kulit hitam lebih pendek dari pada warga kulit putih. Tapi soal kebenaran ini masih diragukan, ujarnya.
Meskipun virus corona disebut-sebut menciptakan kesetaraan masyarakat, data yang ada justru mengisyaratkan tingkat kerentanan terhadap infeksi beragam di permukiman yang berbeda. Pejabat kesehatan mengatakan penduduk yang mengalami masalah berat badan, diabetes dan tekanan darah tinggi sehingga mereka lebih rentan terhadap Covid-19.
Namun Wali kota Pekanbaru, DR H Firdaus ST MT sebelumnya juga menyikapi virus corona tidak memandang warna kulit, ras dan agama. Dia mengatakan petugas diturunkan untuk memeriksa berbagai toko untuk memastikan setiap orang mematuhi panduan jarak sosial. Menurutnya, adanya virus corona tentu mengedepankan kemungkinan penerapan jam malam di tempat-tempat dimana penduduk biasanya berkumpul di luar.
Wali kota mengatakan diabetes, penyakit jantung dan masalah pernafasan, Sangat banyak terjadi di masyarakat kita. Hal ini benar-benar mengungkapkan di masalah masyarakat kita, katanya menambahkan tingkat ketidakpatuhan terhadap perintah untuk tetap di rumah kemungkinan juga mempengaruhi, sebutnya didepan wartawan, Senin (13/4) kemarin.
Zona Merah Covid-19
Sementara di Kota Pekanbaru sendiri telah masuk sebagai salah satu daerah transmisi lokal (zona merah) Covid-19 di Indonesia. Dengan telah dimasukkannya Kota Pekanbaru sebagai daerah transmisi lokal di Indonesia, berarti dalam tanda kutip, kita semua ini bisa dianggap sebagai ODP atau orang yang beresiko, sebut Jubir Covid-19 Riau, dr Indra Yopi, Selasa (14/4/20).
Inilah saatnya masyarakat atau orang-orang sebisa mungkin untuk melakukan isolasi diri di rumah. Kalau tidak penting jangan keluar rumah, dan jikalau penting untuk keluar rumah, wajib menggunakan masker. Karena dengan telah dinyatakannya daerah kita sebagai transmisi lokal (zona merah), kita harus lebih waspada dan hati-hati, dan kita tidak tahu apakah kita beresiko dan orang yang kita jumpai itu beresiko atau tidak, tentunya kita tidak tahu. Maka dari itu bagusnya gunakan masker, selain dapat melindungi diri sendiri, kita juga melindungi orang lain, jelas Indra.
Petugas medispun tidak perlu menanyakan apakah pasien tersebut memiliki riwayat bepergian keluar daerah. Karena Pekanbaru sendiri telah dinyatakan sebagai daerah transmisi lokal virus corona. Saya pribadi setuju dengan diberlakukannya PSBB. Dengan PSBB tentunya ada tekanan yang lebih kuat lagi terhadap masyarakat, dan masyarakatpun dapat meningkatkan penjagaan terhadap diri sendiri maupun keluarganya, ujarnya.
3 Hektar Disiapkan Lahan Kuburan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kini telah menyiapkan 3 hektar lahan kuburan yang diperuntukkan bagi pasien terjangkit wabah virus corona (Covid-19).
Tanah ada 3 hektare luasnya. Dua hektare untuk pemakaman masyarakat muslim dan 1 hektare lagi untuk pemakaman non muslim, kata Gubernur Riau Syamsuar yang mengaku telah melakukan survey lahan perkuburan di Jalan Pasir Putih, Kabupaten Kampar.
Tanah pemakaman itu nantinya, kata Gubri untuk masyarakat yang meninggal akibat terjangkit wabah virus Covid-19 atau corona. Untuk masyarakat yang tidak berkeberatan dengan pasien Covid-19 maka dimakamkan di tempat pemakaman umum biasa. Bila ada penolakan, baru dimakamkan di lahan yang disediakan tersebut. Jadi pemakaman itu, untuk masyarakat yang terjangkit Covid-19, tempatnya sudah kita sediakan. Tapi kalau masyarakat tidak mempermasalahkan dimakamkan di tempat pemakaman umum biasa, bagi kami juga tidak masalah, terang Syamsuar.
Lahan pemakaman itu disediakan Pemerintah Provinsi Riau agar pengurusan jenazah yang meninggal bisa disegerakan bila ada hal-hal yang ditakutkan terjadi, misalnya penolakan warga. Walau sejauh ini belum ada warga Riau yang meninggal karena terjangkit wabah corona. (rp.sdp/*)
Tags : -,