Pekanbaru   2020/04/23 22:47 WIB

Terapkan PSSB, Pemko Pekanbaru Belum Salurkan Sembako

Terapkan PSSB, Pemko Pekanbaru Belum Salurkan Sembako

PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Akses pintu masuk ke Ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru akan diperketat. Baik akses masuk melalui jalur darat di perbatasan, laut di pelabuhan dan udara di Bandara SSK II Pekanbaru. Pembatasan orang masuk dan keluar dari Kota Pekanbaru diberlakukan menyusul diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pelabuhan dan bandara tidak tutup, tapi diperketat, pergerakan orang dibatasi, tapi logistik harus tetap jalan. Karena di Pekanbaru kan stok kebutuhan pangannya masih bergantung ke daerah lain, kata Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Riau di Gedung Daerah.

Setelah PSBB diberlakukan, masyarakat miskin, rentan miskin dan masyarakat terdampak virus corona akan mendapatkan bantuan. Bantuan ada yang berupa paket sembako dan uang tunai yang disiapkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Nanti akan ada bantuan paket sembako menjelang ramdahan. Kemudian masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan jaminan sosial dari pemerintah pusat, akan kita bantu dari Pemko Pekanbaru sebesar Rp 300 per bulan, per KK khususnya untuk masyarakat miskin dan rentan miskin serta keluarga terdampak covid-19 yang tidak tercover oleh bantuan jaminan sosial,kata Firdaus.

Masyarakat tidak dibenarkan keluar rumah, maka masyarakat miskin, rentan miskin dan terdampak covid-19 akan mendapatkan bantuan harian. Jadi selain bantuan sembako dan bantuan bulanan, nanti juga akan ada bantuan harian, selama 14 hari atau bisa diperpanjang kalau situasi belum kondusif, ujarnya.

Pemko Kucurkan Rp115 Miliar Untuk Bantuan Sembako

Intuk bantuan sembako bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah menyiapkan dana sebesar Rp115 miliar. Kabag Humas Setdako Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan, Pemko masih melakukan validasi data terhadap masyarakat yang berhak menerima bantuan. Diantaranya, masyarakat miskin, masyarakat rentan miskin, Orang Dalam Pemantauan (ODP), keluarga Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan keluarga pasien positif Covid-19.

Saat ini sedang berproses validasi data. Kan Wali Kota sudah menyebutkan, paling lambat kita salurkan satu atau dua hari Ramadhan. Kami juga mengupayakan sebelum Ramadhan kalau bisa disalurkan, kata Irba, Senin (20/4).

Dari data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru, dilakukan validasi kembali terhadap data yang sebelumnya. Karena kan ada juga yang sudah meninggal, yang pindah. makanya kita cocokan lagi, jelasnya.

Pemko Pekanbaru telah menyiapkan anggaran sebesar Rp115 Miliar untuk pemberian bantuan sembako kepada masyarakat yang terdampak akibat Covid-19. Sementara untuk ketersediaan sembako yang akan disalurkan ada 100 ton beras yang juga telah tersedia. Selain beras, ada bahan pokok lainnya yang akan diberikan berupa minyak goreng, telur, indomie, dan gula. Irba menyebut, saat ini juga tengah dilakukan pengemasan paket sembako yang akan dibagikan.

Setdako Akui Masih Validasi

Sampai saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru belum menyalurkan bantuan sembako ke warga kurang mampu sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dimulai. Pemkot Pekanbaru beralasan masih memvalidasi data warga yang berhak menerima bantuan.

Kita memang belum menyalurkan bantuan sembako untuk masyarakat miskin yang terdampak dari virus Corona (COVID-19) di Pekanbaru. Karena memang dibutuhkan validasi soal jumlah masyarakat yang memang layak untuk menerimanya, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru M Noer MBS dikonfirmasi lewat ponselnya, Kamis (23/4/2020).

M Noer mengatakan data yang diajukan Pemkot Pekanbaru ke Kementerian Sosial RI tidak sinkron. Dia menyebut banyak data warga yang akan menerima bantuan sembako terdampak COVID-19 dicoret di pemerintah pusat.

Jumlah penerima bantuan sembako yang diajukan ke Kementerian Sosial dianggap melebihi data masyarakat miskin yang selama ini dilaporkan. Menurutnya, data yang diajukan mengikuti perkembangan terbaru. Mereka menganggap data yang kita ajukan melebihi data masyarakat miskin yang ada selama ini. Data yang kita ajukan tentunya mengikuti perkembangan selama wabah COVID ini, di mana jumlah warga yang terdampak tentu semakin banyak. Inilah yang tidak sinkron dengan Kementerian Sosial, kata M Noer.

Dia mengatakan bantuan sembako bakal dibagikan menjelang Ramadhan. Ada 20 ribu kepala keluarga (KK) yang akan menerima bantuan pada tahap pertama. Menjelang pembagian sekitar dua hari ke depan, kita masih melakukan validasi penerimaan ini. Kita tidak menampik jumlah warga yang terdampak COVID-19 ini tentu semakin banyak. Hampir semua sektor usaha terdampak, banyak yang putus kerja yang selama ini tentunya tidak terdata sebagai warga miskin. Jadi memang ada perbedaan antara yang kita ajukan dengan pihak Kementerian Sosial, tutupnya. (rp.sdp/*)

Tags : -,