Virus Corona (Covid-19) belum reda, bahkan Tenaga Kesehatan mulai tertular dari pasien
eorang tenaga kesehatan di Kota Dumai terinfeksi Covid-19 atau Virus Corona. Pasien inisial RR (37) tersebut tertular dari pasien sebelumnya ME. Keduanya merupakan pasangan suami istri.
Menurut dr Indra Yovi, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Riau hingga saat ini sudah 4 tenaga kesehatan yang tertular Virus Corona. Dari jumlah itu, 3 di antaranya berprofesi dokter, dan 1 seorang perawat. Ada penambahan satu tenaga kesehatan yang positif Corona. Jadi total pasien positif Corona di Riau 36 orang, ujar Indra Yovi, Jumat (24/4).
Dari jumlah itu, 9 pasien yang sebelumnya positif Corona telah sembuh dan pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan 4 pasien meninggal dunia, dan sisanya 23 pasien dirawat. Yovi menyebutkan, pasien 35 (ME) dan 36 (RR) positif Covid-19 di Riau merupakan klaster acara Pertemuan Nakes Teladan di Dumai yang dihadiri pasien ME sepulang dari Batam. Seluruh kontak erat dari ME sudah ditracing dan dirapid-test. Serta hasil swab yang sudah keluar dan hasilnya positif adalah pasien 36 ini. Selanjutnya Riau akan dilakukan tracing kontak dari pasien RR, jelasnya.
Selain itu, saat ini di Riau ada 240 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih dirawat, 176 PDP negatif covid-19 dan dipulangkan, dan 51 PDP meninggal dunia. Kemudian terdapat 12.747 Orang Dalam Pemantauan (ODP) masih dipantau, sedangkan 31.742 ODP sudah selesai pemantauan.
Masyarakat diminta jalankan aturan
Juru Bicara (Jubir) Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi optimis bulan Juni angka kasus positif corona akan turun, asalkan masyarakat menjalankan aturan sesuai protokol kesehatan (prosedur Covid-19).
Jika kita selalu memakai masker, dan rutin melakukan cuci tangan dengan sabun serta menghindari berkumpul lima hingga sepuluh orang, maka kita akan bisa mengatasi penyebaran Covid-19 dan kemungkinan bulan Juni angka positif Covid-19 di Riau akan menurun, kata Jubir Covid-19 Riau, dr Indra Yovi.
Seandainya masyarakat Riau selalu menerapkan wajib memakai masker saat keluar rumah, hal itu akan mengurangi 30 persen transmisi. Karena dengan melakukan hal sekecil itu saja sudah cukup untuk mengurangi transmisi. Sedangkan jika ditambah dengan menghindari berkumpul lebih dari lima hingga 10 orang, maka akan mengurangi sampai dengan 60 persen transmisi di Riau, ucapnya.
Pertama mencuci tangan sering diterapkan, maka bisa mengurangi transmisi hingga 70 persen. Jika ketiga hal itu dapat kita lakukan dengan rutin maka akan menyelamatkan Riau dari penyebaran Covid-19, terangnya.
Menurutnya, jika masyarakat tidak mulai bergerak dan sulit sadar akan pentingnya menjalankan perintah protokol kesehatan, maka Corona di Riau akan berkepanjangan. Jika tetap berlanjut, ia khawatir ekonomi masyarakat akan terganggu. Kalau Covid-19 berlangsung lama di Riau, ekonomi masyarakat akan lumpuh dikarenakan aktivitas terhenti dan kesempatan bekerja akan sulit didapat, tuturnya.
Dumai dan Pelalawan akan terapkan PSBB
Menyikapi belum redanya Covid-19 Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi akan memperluas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terutama Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan.
Dua daerah tersebut sudah mengusulkan ke Pemprov Riau untuk diteruskan ke Kementrian Kesehatan untuk Penerapan PSBB untuk memutus mata rantai penularan virus corona, ujar Gubri.
Gubri Syamsuar, mengungkapkan, proposal usulan penetapan PSBB Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan tersebut ditargetkan akan disampaikan ke Menteri Kesehatan pekan depan. Ada dua daerah yang akan melaksanakan PSBB, Kota Dumai dan Pelalawan, kata Gubri, Jumat (24/4/2020).
Namun sebelum usulan disampaikan ke Menkes, pihaknya meminta agar masing-masing daerah terlebih dahulu melakukan sosialisasi terkait rencana kebijakan PSBB tersebut secara masif kepada masyarakat. Sehingga saat PSBB ditetapkan masyarakat tidak kaget lagi. Saya minta sebelum pelaksanaan PSBB disosialisasikan dulu. Nanti kami siapkan proposalnya untuk disampaikan ke Kemenkes, ujarnya.
Gubri berharap dengan bertambah daerah di Riau yang mengusulkan PSBB ini bisa diikuti oleh kabupaten lain yang bertetanggaan dengan Kota Pekanbaru yang sudah duluan melaksanakan PSBB. Gubri berharap tiga kabupaten yang berdekatan dengan Kota Pekanbaru, yakni Kampar, Siak dan Bengkalis agar segera mengusulkan PSBB. Riau ini beresiko tinggi dan masuk zona merah. Kita ini masuk peringkat 9 terbesar penyebaran covid-19. Sekarang ini Pekanbaru, Dumai dan Kampar masuk zona merah. Sebentar lagi Pelalawan masuk zona merah, tidak perlu menunggu lagi, ujar Gubri.
Dijelaskan Gubri, untuk memutus matai rantai penyebaran covid-19, tidak ada jalan lain selain menetapkan status PSBB. Jangan sampai terjadi kasus penyebaran di daerah terjangkit, masuk ke daerah yang belum terjangkit, dan semakin banyak masyarakat yang terdampak covid-19, akibat dari kontak dengan orang yang terjangkit. Apakah kita menunggu banyak yang meninggal, kita ingin memutus mata rantainya. Riau ini punya resiko tinggi mari kita bersatu melawan covid ini. Kiranya terbuka hati nurani kepala daerah dapat melaksanakan PSBB, kata Syamsuar.
Pelalawan masuk jona merah
Gubernur Riau Syamsuar juga menilai Kabupaten Pelalawan kini menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kategori Zona Merah atau Transmisi Lokal kasus penyebaran virus Corona Disease atau Covid-19, setelah Pekanbaru, Dumai dan Kampar.
Kementerian Kesehatan telah memberitahukan, bahwa daerah terjangkit yang telah terjadi di Riau ini adalah pertama Pekanbaru, kemudian disusul Dumai, selanjutnya Kabupaten Kampar, dan kemarin sudah menyusul lagi Kabupaten Pelalawan. Jadi sudah empat daerah di kita ini yang termasuk daerah dengan transmisi lokal penyebaran Covid-19, terang Gubernur Riau Syamsuar saat mengelar Video Conference (Vidcon) dengan seluruh Kepala Daerah Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau.
Gubri menjelaskan bahwa pengertian transmisi lokal yakni dimana penyebaran virus penyebab COVID-19 itu tidak lagi dari masyarakat luar ke kota/kabupaten tersebut, tetapi sudah dari masyarakat ke masyarakat daerah itu sendiri. Provinsi Riau sudah termasuk daerah yang berisiko tinggi penularan Covid-19. Jadi daerah kita ini sudah termasuk daerah terjangkit, papar Gubernur.
Tentu harus ada langkah-langkah bersama guna mengatasi hal ini agar tidak berkembang. Dan langkah menuju kesana, salah satu yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota yaitu Pambatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Upaya PSBB ini, ini sekaligus untuk melakukan upaya-upaya pengawasan dan memperketat yang bertujuan adalah memutus rantai penularan Covid-19, kata Syamsuar.
Menyikapi persoalan penerapan PSBB sebagai upaya memutus rantai penularan Covid-19, Bupati Kabupaten Pelalawan HM Harris usai mengikuti Vidcon bersama Gubernur Riau, kepada awak media mengatakan, jika soal PSBB sudah mendapat kajian dari provinsi, maka pihaknya akan mengikuti saja. Kalau Provinsi yang menetapkan dan kajiannya juga berasal dari Provinsi, saya yakin itu lebih matang, termasuk menanggulangi risiko sosialnya, risiko ekonominya, dan segala macam, terangnya.
Jumlah kasus positif corona Riau bertanbah
Sampai jelang memasuki bulan suci Ramadan, Riau kembali ada tambahan satu kasus positif virus corona (Covid-19) yang kini total berjumlah 36 kasus. Per hari ini, Kamis (23/4/2020) kemarin Provinsi Riau lagi-lagi ada tambahan satu kasus positif corona (covid-19), kata Juru Bicara (Jubir) Penanganan covid-19 Riau, dr Indra Yovi.
Dengan tambahan satu kasus tersebut, maka total kasus positif corona Riau berjumlah 36 kasus. Dan dari 36 itu, rinciannya 23 orang masih dilakukan perawatan di ruang isolasi rumah sakit, 9 orang sudah dinyatakan sehat (negatif) dan dipulangkan ke rumahnya, serta 4 meninggal dunia, ucap Indra.
Adapun pasien ke-36 positif Riau berinisial RR, umur 37 tahun yang merupakan warga Kota Dumai, dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit Dumai. Disebutkannya, pasien RR ini merupakan hasil contact tracing dengan pasien positif Riau yakni nyonya ME. Dan pasien RR ini merupakan seorang ASN yang sebelumnya menghadiri acara Tenaga Kesehatan (Nakes) teladan di kota Dumai bersama ME.
Seluruh terminal ditutup
Akibat jumlah orang terkena positif corona bertambah, pemerintah mengambil kebijakan menutup akses keluar masuk terminal seperti Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan terminal bus di Provinsi Riau mulai Sabtu (25/4/2020).
Terminal yang ada di daerah kita ini kan ada di bawah Kementerian Perhubungan, jadi saya akan komunikasi langsung dengan pihak terminal terkait persiapan mereka jelang penutupan besok, kata Syamsuar saat peninjauan hari terakhir pengoperasian Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Jumat (24/4/2020).
Gubernur Riau Syamsuar dengan tegas menindak lanjuti dari Peraturan Menteri Perhubungan nomor 25 tahun 2020 terkait larangan mudik lebaran dalam rangka pencegahan penyebaran Virus Corona atau Covid-19 . Di Riau terdapat tiga terminal, diantaranya ada di Pekanbaru, Kampar, dan Dumai. Sedangkan untuk Pelabuhan International yang ada di Dumai, terhitung mulai Jumat (24/4/2020) ini sudah tutup.
Di Dumai hari ini mereka sudah tutup, tidak ada kegiatan lagi, terutama dari luar negeri, itu sudah tidak ada lagi, kata Gubri.
Menurutnya, tidak lagi ada aktifitas penerbangan di Bandara SKK II Pekanbaru. Baik kedatangan maupun keberangkatan. Penghentian pengoperasian bandara akan berlangsung hingga 1 Juni 2020 mendatang.
Gubernur Riau menyampaikan bahwa dengan ditutupnya bandara ini maka tidak akan ada lagi layanan penerbangan yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Sehingga masyarakat yang punya rencana untuk mudik agar menunda keinginannya tersebut dan tetap berada dan berlebaran di Riau. Jangan mudik karena kita ingin memutus mata rantai penularan Covid-19 ini. Kita harus dukung ini, karena ini untuk keselamatan bersama, katanya. (rp.san/*)
Editor: Abdulah Sani
Tags : -,