INTERNASIONAL - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang baru saja pulih dari Covid-19, menyatakan Inggris tengah berada dalam fase berisiko maksimum dan meminta publik untuk tetap bersabar dalam karantina.
Berbicara untuk pertama kalinya di depan Downing Street No. 10, kediaman resmi dan kantor perdana menteri, pada Senin (27/4) sejak pulih dari Covid-19, Johnson menyatakan bahwa kita akan mulai membalikkan keadaan.
Tapi ia mengatakan tidak akan mencabut kebijakan karantina wilayah terlalu cepat. Johnson kembali bekerja pada Minggu (26/04), setelah sakit selama tiga minggu dan sempat masuk perawatan intensif, ICU seperti dirilis BBCIndonesia, Senin (28/4/2020).
Ia meminta maaf karena meninggalkan meja kerja lebih lama dari yang ia inginkan dan berterima kasih pada koleganya yang membantu tugasnya, juga publik untuk keberanian mereka. Infeksi virus corona di Inggris sampai Senin (27/04), mencapai lebih dari 154.000 dengan angka kematian lebih dari 20.700, di tengah angka penularan global mendekati tiga juta.
'Perampok tak kasat mata'
Dalam pidatonya pada Senin (27/04), Johnson menyatakan ia memahami kekhawatiran pemilik usaha yang tak sabar ingin karantina berakhir.
Tapi mencabutnya terlalu dini akan berujung pada gelombang kedua wabah dan mengakibatkan lebih banyak kematian, 'bencana ekonomi' dan berbagai perbatasan kembali diberlakukan. Saya berharap Anda dapat menahan ketidaksabaran Anda, katanya.
Ia menambahkan tanda-tanda menunjukkan kita sudah melewati puncak wabah - termasuk dari data semakin sedikit orang yang dirawat di rumah sakit dan menurunnya jumlah pasien di unit perawatan intensif.
Johnson membandingkan wabah dengan pengalaman diserang: Jika virus ini adalah penyerang, seorang perampok yang tidak kasat mata - yang saya bisa katakan berdasarkan pengalaman - maka saat ini merupakan momentum bagi kita untuk bersama-sama menjatuhkannya ke lantai.
Ini merupakan kesempatan untuk memanfaatkan posisi kita, ini juga momentum berisiko tinggi. Saya tahu akan ada banyak pihak melihat kesuksesan kita dan mulai berpikir apakah ini waktu untuk melonggarkan kebijakan pembatasan.
Sempat dirawat intensif
Johnson menghabiskan satu minggu di rumah sakit, termasuk tiga malam dalam perawatan intensif, setelah dirawat pada 5 April.
Selama dirawat di rumah sakit, ia menerima perawatan dengan oksigen untuk membantu pernapasannya.
Setelah keluar dari rumah sakit pada tanggal 12 April, Johnson mengatakan kondisinya bisa saja memburuk dan memuji staf di Rumah Sakit St Thomas di London pusat yang merawatnya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh tunangan PM Johnson, Carrie Symonds, yang tengah hamil dan dijadwalkan akan melahirkan dalam dua bulan.
Symonds saat ini melakukan isolasi mandiri karena menunjukkan gejala virus corona, namun ia tidak dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut.
Johnson belum melakukan pekerjaan resmi pemerintah selama masa pemulihan atas saran staf medis.
Namun, minggu lalu dia sudah berbicara dengan Ratu dan Presiden AS Donald Trump juga bertemu dengan para menteri senior, termasuk Raab dan Kanselir Rishi Sunak, untuk membahas langkah Inggris selanjutnya dalam menghadapi pandemi.
Belum jelas pada tahap ini apakah dia akan memimpin konferensi pers hari Senin - yang belum berlangsung selama sebulan.
Raab mengatakan kepada wartawan BBC, Andrew Marr, bahwa kembalinya Johnson akan menjadi dorongan bagi pemerintah dan dorongan bagi negara.
'Pasien paling terkenal di dunia'
Kondisi kesehatan PM Johnson menjadi perhatian publik di Inggris dan para pemimpin dunia. Ia disebut sebagai pasien virus corona paling terkenal di dunia.
Kondisinya menjadi perbincangan dan secara berkala, para menteri memberikan perkembangan terbaru.
Sebelumnya pada Senin (06/04) malam, Menteri Keuangan, Rishi Sunak, mengatakan bahwa Johnson membaik, sudah bisa duduk dan berkomunikasi secara positif dengan tim medis.
Selama di ruang perawatan intensif, kondisinya dilaporkan stabil dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan, ventilator.
Pihak Istana Buckingham mengatakan bahwa Ratu Elizabeth selalu mendapat informasi terkini tentang kondisi PM Johnson.
'Tak semua pasien Covid-19 perlu ventilator'
Sebelumnya, wartawan kesehatan dan sains BBC, James Gallagher, mengatakan pemindahan PM Johnson ke ruang perawatan intensif menunjukkan tingkat keparahan yang dideritanya.
Memang, tidak semua pasien di ruang perawatan intensif memakai ventilator, namun sekitar dua pertiga dari semua pasien virus corona harus dibantu dengan alat ini dalam 24 jam.
Penyakit ini menyerang paru-paru dan bisa menyebabkan pneumonia serta kesulitan bernapas.
Kondisi ini membuat tubuh sulit memompakan oksigen dalam jumlah yang cukup ke darah dan ke organ-organ penting.
Inilah yang menjadi perhatian utama tim medis, selagi sistem kekebalan tubuhnya memerangi virus.
Apa reaksi Presiden Trump atas kondisi Boris Johnson?
Ketika Johnson dibawa ke rumah sakit, Presiden AS Donald Trump, mengatakan dirinya mengirimkan harapan baik bangsa kita untuk Boris Johnson saat ia memerangi virus.
Semua rakyat AS berdoa untuknya. Dia adalah teman baik saya, pria baik dan pemimpin hebat, kata Trump, seraya menambahkan dia yakin bahwa sang perdana menteri dalam kondisi baik-baik saja, karena dia adalah orang yang kuat.
Boris Johnson telah bekerja dari rumah sejak diumumkan bahwa dia positif terinfeksi virus corona pada 27 Maret lalu.
Johnson terakhir terlihat di depan umum pada Kamis malam (26/03), saat memuji para petugas Badan Kesehatan Nasional Inggris, NHS (National Health Service), dan saat memimpin rapat membahas virus melalui teleconference, pada Jumat pagi.
Demikian pula pada hari yang sama, perdana menteri mengunggah video di akun Twitternya, dengan mengatakan bahwa dia masih menunjukkan gejala ringan.
Jadi sesuai kebijakan pemerintah, saya harus melanjutkan isolasi diri saya sampai gejala itu sendiri hilang, katanya.
Tapi kami terus bekerja sepanjang waktu untuk mengalahkan virus.
Siapa yang akan gantikan Boris Johnson jika berhalangan?
Pada Sabtu, tunangannya Carrie Symonds, mengatakan dalam Twitternya bahwa dia menghabiskan waktunya selama sepekan di tempat tidur, karena menunjukkan adanya gejala.
Dia mengatakan bahwa dirinya belum mengikuti tes apakah terpapar virus corona atau tidak.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Matt Hancock juga dinyatakan positif terkena virus corona dan pada Kamis lalu mulai beraktivitas seperti biasa, dengan ditandai memimpin sebuah jumpa pers harian.
Pada bulan lalu, juru bicara perdana menteri mengatakan apabila perdana menteri dalam kondisi tidak sehat dan tidak dapat bekerja, maka Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan menggantinya untuk sementara. (*)
Tags : -,