PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Sebelum fajar, petugas keamanan memakai masker dan sarung tangan ketika mereka memasang blokade tersembunyi di persimpangan Arengka yang juga terdapat flay over.
Tugas mereka adalah menghentikan kenderaan yang masuk dan keluar Kota Pekanbaru. Mereka tak biasanya melakukan hal ini, tapi saat ini memang bukan saat-saat biasa. Kami mencegah warga menyelinap, sampai pandemi ini usai, kata petugas Perhubungan yang juga didampingi pihak kepolisian. Kami harus melindungi ibu, istri dan anak-anak.
Dari 296 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dengan rincian 136 orang telah dinyatakan sembuh dan pulang sedangkan 125 orang masih dirawat dan 35 orang dinyatakan meninggal dunia di Kota Pekanbaru. Hampir seluruhnya terhubung baik pada kawasan permukiman yang kini tengah menghadapi wabah lebih besar.
Pemerintah Kota Pekanbaru menyatakan mereka yang kembali dari pekerjaan harus menghabiskan waktu mengisolasi diri. Tapi beberapa orang tidak patuh. Petugas setelah menerima sebuah petunjuk, satu tim patrol terlihat menghentikan beberapa mobil dan sepeda motor dipersimpangan Arengka. Para pemilik kenderaan mengaku tak melakukan kesalahan apa-apa, tapi dari pemeriksaan ditemukan ada yang memiliki surat izin kerja.
Ada juga pemilik sepeda motor yang tak mengenakan masker, Petugas lalu memerintahkan balek kanan. Hal seperti ini terjadi belasan kali sehari. Warga yang bekerja banyak yang bekerja di sektor informal dan ada juga pedagang dan tukang bangunan.
Sekalipun ada kebijakan pembatasan gerak pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19, sampai akhir April namun pekerja masih diperbolehkan melintas. Kalau saya tak bekerja, tak ada yang menolong saya bahkan untuk kebutuhan pokok. Saya tak bisa katakan betapa sulitnya hal ini, kata salah seorang buruh pekerja di sektor bangunan disekitar Jalan Raya Bangkinang.
Banyak warga di bulan Ramadan, yang masih bekerja menghadapi barisan panjang diperiksa gejala-gejala Covid-19 oleh petugas. Saya bisa apa? Keadaan keuangan saya buruk sekali. Saya tak bekerja tiga minggu, sebelum pergi ke luar ini. Saya perlu uang, kata salah satu pengendara sepeda motor yang mencoba melintas mendapat pemeriksaan oleh petugas.
Sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar memuji kerjasama Pemko dan kepolisian dalam menghadapi virus corona, yang mencakup bersama petugas kesehatan dan keamanan. Kita sudah melakukan hal yang baik dalam bentuk upaya bersama melawan virus yang jadi musuh kita.
Gubernur Syamsuar juga telah menegaskan telah mengambil kebijakan untuk memberlakukan PSBB untuk Provinsi Riau dalam waktu dekat. Ini untuk membebaskan Provinsi Riau dari wabah Covid-19 (virus corona).
Gubernur mengaku telah mendengar beberapa kajian dari para ahli medis dan ahli epidemologi yang ada di Riau, yang mana para ahli tersebut manyampaikan dalam rangka membebaskan Riau dan menurunkan angka kasus PDP maupun positif Covid-19, Riau diharapkan berlakukan PSBB, kata Gubri, Jumat (1/5/2020) sore di Gedung Daerah saat conferensi pers.
Alhamdulillah, semua Gugus Tugas, Forkopimda tokoh agama, tokoh masyarakat dan universitas mendukung Riau berlakukan PSBB.
Pemprov Riau, sebut Gubri, tengah menyiapkan semua persyaratan dan juga melampirkan semua kajian untuk diajukan kepada Menteri Kesehatan (Menkes). Sehingga dalam waktu dekat ini, 12 kabupaten/kota se-Riau akan melaksanakan PSBB.
Kita akan sempurnakan Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengacu kepada temuan permasalahan saat diberlakukannya PSBB Pekanbaru. Dan apa yang diterapkan di Pekanbaru, akan diterapkan juga di semua kabupaten/kota.
Dengan begitu, kita akan lebih baik lagi dalam menjalankan PSBB, baik dalam menerapkan sanksi hukum, maupun dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, jelasnya.
Harapnya, dengan diberlakukannya PSBB di Riau, akan dapat lebih cepat menuntaskan penyebaran Covid-19 dan kehidupan kitapun dapat kembali seperti sedia kala, tuturnya. (rp.ron/*)
Editor: Elfi Yandera
Tags : -,