"Di tengah pandemi virus corona bisa membuat orang kehilangan pekerjaan, karantina wilayah juga bisa membuat mereka kesulitan bertahan hidup"
edikitnya 476 paket sembako dibagikan kepada warga yang dinilai kurang mampu akibat terimbas covid 19. Paket stimulus yang diluncurkan PT Mustika Agung Sawit Gemilang (MASG) yang beroperasi di Desa Simalinang Darat, Indragiri Hulu (Inhu), Riau dalam menghadapi ancaman kelesuan ekonomi akibat penyebaran wabah virus corona perusahaan dinilai 'tidak melupakan kelas ekonomi kebawah' dan turut meringankan beban masyarakat sekitar operasional perusahaan.
Tidak hanya kelas ekonomi miskin saja yang keuangannya terdampak, tapi perusahaan juga mengutamakan karyawan pabrik, yang menurut manajemen perusahaan pandemi virus corona akan menambah jumlah penduduk miskin. Untuk itu ada ratusan pekerja dan buruh menjadi perhatiannya dan dibagikan per Sabtu (3/5/2020).
Sebut saja namanya Afiandi (40), salah buruh di pabrik PKS MASG, salah satu warga kelas miskin memiliki kekhawatiran ekonomi. Meski dirinya tidak dirumahkan, karyawan perusahaan pengolahan CPO tersebut mengatakan khawatir dengan kondisi keuangannya karena pemasukan perusahaan tempatnya bekerja telah berkurang produksinya sejak tiga bulan terakhir.
Perusahaan tempat Afiandi bekerja mengandalkan pabrik sawit mengurangi produksinya di tengah penurunan ekonomi akibat wabah virus corona, namun ia masih pergi bekerja, meski manajemen perusahaan sudah mengumumkan adanya penyusutan. Kalau sepi terus kan. rumah saya juga masih nyicil, masih angsuran, kerjaan juga kayak gini, biasanya saya bisa membantu cicilan rumah tapi sekarang kan sulit, kata Afiandi.
Dalam situasi begini, tapi perusahaan masih peduli dengan nasib karyawan meringkan beban hidup dan ekonomi lesu, dengan membagikan bantuan sembilan bahan pokok (sembako) ditengah pandemi corona.
Afiandi mengetahui bahwa ada kemungkinan ia tidak mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) tahun ini, mengingat pesanan buah sawit ke pabrik berkurang dan gaji saat ini mengandalkan kebaikan atasan. Dia berharap dengan kebaikan dan rasa kepedulian perusahaan memperhatikan kekhawatiran pekerja seperti dirinya yang saat ini pemasukannya terancam.
Kalau saya sebagai kelas kecil khawatirnya karena pekerjaan itu ya, terus sepi. [untung perusahaan] tetap memperhatikan nasib kami, tambahnya.
Community Development Officer (CDO) PT MASG Peranap, Zulkifli Panjaitan S.Sos MM kepada sejumlah wartawan Sabtu (2/5) menyikapi kelesuan ekonomi ditengah pandemi corona, dia mengaku perusahaan mencurahkan kepedulian itu dengan menyalurkan paket sembako terhadap warga Kelurahan Peranap, Gumanti dan warga Desa Simalinang Darat.
Sistim pembagiannya tidak dilakukan sekaligus karena untuk menghindari terjadinya pengumpulan orang dalam jumlah banyak. Rincian jumlah yang didata oleh aparat desa masing masing adalah, Kelurahan Peranap yang berhak menerima sembako itu adalah sebanyak 155 kk, Desa Simalinang Darat 159 kk dan Desa Gumanti 162 kk hingga jumlahnya mencapai 476 kk.
Perusahaan telah menitipkan dalam 1 paket sembako terdiri dari 1 kampit beras isi 10 kg, 1 does indomei, 1 kg minyak goreng, dan 1 kotak roti kering. Senin (4/5) hingga (14/5) mulai dibagikan, karena guna menghindari terjadinya kumpulan orang dalam jumlah banyak, maka pihak perusahaan membagikan sembako itu 50 paket saja setiap harinya. Itupun cara pengambilannya dilakukan setiap 10 orang di kantor PKS, kata dia.
Menurutnya, bantuan sembako dilakukan karena banyaknya warga masyarakat disekitar PKS yang terimbas akibat virus covid 19 ini, sementara warga dianjurkan untuk lebih banyak tinggal di rumah saja jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Perusahaan tetap memperhatikan karyawan dan warga sekitar, terlebih akibat covid 19 ini banyak yang terimbas dengan berbagai aktivitasnya. Ini bantuan untuk masyarakat Inhu juga telah disalurkan melalui Polres Inhu berupa beras 100 kampit dan 50 does indomei, sebutnya.
Diakuinya, pandemi virus corona memang akan menambah jumlah penduduk miskin di perdesaan dan perkiraannya tentu pandemi ini mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan, dan pendapatan warga berkurang. Kalau kita melihat stimulus yang diberikan itu memang terasa kurang sekali dan tidak sensitif terhadap yang rentan miskin.
Kalau saya bandingkan itu [stimulus] ini tidak ada apa-apanya, namun bisa meringankan kebutuhan masyarakat apalagi di bulan Ramadhan ini.
Karena yang dibutuhkan ini adalah bagaimana caranya mereka tidak jatuh ke jurang kemiskinan karena hilangnya pendapatan dalam 1-2 bulan terakhir pasca Covid-19. Saya kira program-program yang serupa dari pemerintah setempat juga ada dan sebenarnya telah menyasar pada orang miskin, sementara yang rentan miskin di perdesaan juga jumlahnya cukup banyak, dan ini yang harus dipikirkan pemerintah, sementara ini dari kami [perusahaan] yang bisa meringankan beban warga, ujarnya. (rls)
Tags : -,