Pemberlakuan social dan physical distancing yang dianjurkan pemerintah dalam upaya menjaga penyebaran Covid-19 sepertinya tidak berlaku di lokasi pasar-pasar tradisional
emberlakuan social dan physical distancing yang terus dianjurkan pemerintah dalam upaya menjaga penyebaran Covid-19 maupun penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, rupanya tidak berlaku di lokasi pasar-pasar tradisional di Bulan Ramadan 1441 H.
Masyarakat tumpah ruah dan bergerombol serta berdesak desakan di lokasi pasar tradisional (simpang empat Arengka) jalan Sukarno Hatta Pekanbaru itu seolah tak takut lagi akan penyebaran virus corona. Saking banyaknya, arus lalu lintas disekitar pasar tersendat akibat banyaknya kendaraan yang terparkir khususnya sepeda motor.
Mereka kebanyakan merupakan masyarakat yang akan berbelanja bahan pokok untuk kebutuhan munggahan dan kebutuhan sahur di Bulan Ramadhan. Pasar tradisional yang paling banyak dikunjungi warga seperti Pasar Arengka di Kecamatan Marpoyan Damai itu, sejak dini hari telah ramai dikunjungi para pembeli. Sedangkan pedagang yang banyak didatangi pembeli adalah penjual daging sapi, pedagang daging ayam, pedagang ikan dan sayur-sayuran.
Tak heran jika beberapa bahan yang dijual rata-rata harganya lebih mahal dibanding biasanya. Berdasarkan pantauan dilapangan, di Pasar Arengka, sejak satu hari menjelang puasa Ramadan 1441 H, untuk harga daging sapi misalnya biasanya dijual antara Rp 110 ribu hingga Rp 115 ribu per kg, kini dijual antara Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per Kg atau mengalami kenaikan antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kg.
Begitu pula dengan harga daging ayam baik hayam ras maupun kampung. Harga daging ayam ras yang biasa di jual Rp 29.500 per kg. Kini harganya tembus Rp 40.000 per kg. Begitu pula dengan harga ayam kampung yang biasa dijual Rp 60.000 per kg, naik menjadi Rp 65.000 hingga Rp 70.000 per kg. Adapun untuk harga sayuran, harga yang cukup tinggi terjadi pada harga bawang merah dan bawang putih. Harga per kilo bawang merah kini dijual Rp 48.000 per kg. Sementara bawang putih dijual Rp 40.000 hingga Rp 42.000 per kg.
Sedangkan untuk harga sayuran jenis cabe yang biasanya mengalami lonjakan harga ketika menjelang Bulan Ramadan, kini harganya cukup stabil. Cabe merah besar misalnya, kini harganya Rp 30.000 per kg. Begitu pula dengan cabe merah keriting, kini dijual dengan harga Rp 27.000 per kg. Adapun untuk harga sayuran, harga yang cukup tinggi terjadi pada harga bawang merah dan bawang putih. Harga per kilo bawang merah kini dijual Rp 48.000 per kg. Sementara bawang putih dijual Rp 40.000 hingga Rp 42.000 per kg.
Sedangkan untuk harga sayuran jenis cabe yang biasanya mengalami lonjakan harga ketika menjelang Bulan Ramadan, kini harganya cukup stabil. Cabe merah besar misalnya, kini harganya Rp 30.000 per kg. Begitu pula dengan cabe merah keriting, kini dijual dengan harga Rp 27.000 per kg. Harga yang cukup tinggi masih terjadi pada harga gula pasir. Kini harga gula pasir di Pasar Cikurubuk masih dijual dengan harga Rp 17.500 hingga Rp 18.000 per kg. Padahal harga HET pemerintah sendiri harga gula pasir hanya Rp 12.500 per kg.
Nuri (43), salah seorang pedagang sayur di Pasar Arengka mengatakan, untuk musim munggahan puasa tahun ini harga sayuran relatif setabil. Bahkan untuk harga cabe merah yang biasanya tembus Rp 80.000 per kg, kini masih diharga Rp 30.000 per kg. Sekarang mah stabil pak ga seperti tahun lalu, lagian yang belinya juga tidak terlalu banyak, kata Yeni.
Sementara itu, Mansur salah seorang penjual daging di Pasar Arengka ini mengatakan, harga daging sapi sejak jelang puasa tahun ini relatif sama dengan harga normal, kalaupun ada yang menaikan harga itu sebatas penawaran saja. Ya kalau pedagang biasanya gitu, ditawarkan dulu harga diatas, tapi kalau yang belinya nawar harga normal juga nantinya dikasih, kata dia.
Kiat puasa dengan aman saat pandemi virus corona
Setiap tahun, banyak Muslim berpuasa selama satu bulan lunar - 29 atau 30 hari - sebagai bagian dari ritual mendedikasikan diri untuk ibadah dan kontemplasi sebagian warga masih mengindahkan penerapan PSBB.
Memang berpuasa adalah kewajiban bagi semua umat Islam dewasa yang bisa menjalani hari dengan aman tanpa makanan dan minuman. Namun ada beberapa pertimbangan dalam hal puasa saat pandemi. Bahkan untuk memerangi infeksi, seseorang membutuhkan banyak energi, kata DR (HC) H Mansur, salah satu warga di Kelurahan Sidomulio Timur diminta pendapatnya terkait penyebaran virus corona di Ramadhan ini.
Diakuinya, tidak makan atau minum dalam periode yang lama bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Umat muslim sebaiknya tetap memakan makanan yang bervariasi, termasuk banyak sayuran beragam warna, buah-buahan, kacang-kacangan dan polong-polongan. Namun menjaga aspek-aspek lain dari kesehatan dengan berusaha tidur yang cukup dan berolahraga serta menghilangkan stres jika memungkinkan bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu cara terbaik untuk melindungi kesehatan untuk mencegah terpapar virus tetap mencuci tangan, bagi mereka yang bisa, tinggal di rumah lebih bagus, ungkapnya.
Ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan bila tetap ingin berpuasa, termasuk makan karbohidrat kompleks yang dilepaskan lebih lambat, seperti roti gandum dan beras, serta mengecek gula darah lebih sering. (rp.ron/*)
Editor: Elfi Yandera
Tags : -,