Headline Sorotan   2020/05/10 15:04 WIB

Pandemi Covid-19: 'Bantuan Sosial Tunai' Buat Tukang Cukur Bertahan

Pandemi Covid-19: 'Bantuan Sosial Tunai' Buat Tukang Cukur Bertahan

Bantuan Sosial Tunai (BST) membuat para tukang cukur mampu bertahan dimasa pembatasan karena pandemi virus corona

class=wp-image-21031

ara tukang cukur mencari cara untuk bertahan. Keharusan menjaga jarak telah menyulitkan usaha pangkas rambut, yang memerlukan kontak dekat dengan pelanggan. Di Kota Pekanbaru, Riau, ada tukang cukur membuka layanan datang ke rumah pelanggan demi memberikan rasa nyaman dan aman dari paparan virus.

Layanan cukur bisa dilakukan datang ke rumah pelanggan, saya melakukan itu untuk menghindar dari peraturan PSBB, kata Arman, tukang cukur dibilangan jalan Adi Sucipto, Kecamatan Marpoyan Damai dalam bincang-bincangnya, Minggu ini.

Sejak pemerintah mendeklarasikan kondisi darurat wabah Covid-19, banyak orang diimbau agar tidak keluar rumah demi menekan penyebaran virus. Salah satu tukang cukur rambut Arman melakukan inovasi pelayanan dengan slogan Anda di Rumah, Kami yang ke Rumah Anda sejak sepekan lalu untuk membantu pelanggan yang butuh rambutnya dipangkas tanpa harus keluar rumah.

Laki-laki berusia 45 tahun itu menjelaskan, ia memberlakukan standar operasi yang berbeda di masa pandemi ini. Setiap peralatan mencukur rambut disemprot terlebih dahulu oleh cairan alkohol 70% sebelum maupun sesudah digunakan; dan ia selalu mengenakan masker dan sarung tangan sekali pakai. Selama mencukur saya pakai masker itu dan sarung tangan yang sekali pakai untuk menjamin keamanan pelanggan, kata dia.

Setiap pelanggan bisa mengontaknya [heandpon] memesan minimal satu hari sebelumnya untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Adapun tarifnya lebih Rp20.000 dari pangkas rambut biasa di salon, bagi pelanggan di wilayah perkotaan, dan sedikit lebih mahal khusus daerah karena jaraknya jauh. Untuk sekarang melayani dikota ini saja yang bisa saya datangi pakai sepeda motor, imbuhnya.

'Sepi pelanggan'

Pemangkas Rambut di Pekanbaru, sejak awal Maret 2020 sepi, banyak pekerja pangkas rambut di Pekanbaru pulang kampung setelah usahanya gulung tikar akibat wabah virus corona.

class=wp-image-23149

Karena banyak pangkas rambut yang tersebar di Kota Pekanbaru kehilangan konsumen hingga 100 persen, kata Tasman, seorang tukang cukur lainnya di bilangan jalan Tuanku Tambusai.

Menurutnya, sebelumnya dalam satu hari gerai pangkas rambut bisa mendapatkan minimal Rp 200.000. Akibatnya sebagai pekerja informal, para penata rambut kesulitan memenuhi berbagai kebutuhan hidup.

Pekanbaru belum melonggarkan aturan karantina virus corona, malah diperpanjang peraturan PSBB membuat para penata rambut belum bisa bekerja seperti biasa. Begitu juga halnya salon-salon belum bisa buka untuk pertama kalinya sejak PSBB wilayah mulai pada 17 April. Namun bisnis belum berjalan seperti biasa tidak ada ruang tunggu, tidak ada majalah, tidak ada potongan kering, dan kewajiban mengenakan masker bagi pelanggan dan penata rambut.

Aturan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk ekonomi dan urusan sosial mengharuskan jarak minimal 1,5 meter antara pelanggan dan idealnya tidak ada pengeringan rambut atau blow-dry. Sarung tangan harus dikenakan sampai rambut pelanggan dicuci (untuk mematikan bakteri) tapi boleh dilepas saat memotong rambut.

Peraturan pemerintah juga melarang pembicaraan tatap muka - segala komunikasi mengenai potongan atau warna rambut harus dilakukan lewat cermin dan dijaga sesedikit mungkin. Badan pengawas mengatakan aturan-aturan itu diperlukan karena pada dasarnya rias rambut adalah kegiatan yang intim.

Saat menata rambut, pekerja mengalami kontak yang lebih dekat dengan pelanggan daripada di usaha ritel, ujar salah satu penata rambut [salon] dibilangan jalan Rambutan, Pekanbaru.

Diakuinya, salon juga wajib mencatat nama pelanggan sehingga pelacakan kontak infeksi bisa dilakukan bila diperlukan. Salon-salon belum bisa buka pada tanggal 4 Mei namun harus dijalankan pada maksimal 30% dari kapasitas normal dan pelanggan harus membuat janji terlebih dahulu.

Untuk mengatasi ini, para usaha salon-salon juga memainkan sistem pemesanan daring dikarenakan masih tingginya volume warga yang membutuhkan potong rambut. Namun seberapa sulit aturan ini dipenuhi dan bagaimana mereka mengubah potongan rambut?

Betty (30), salah satu usaha salon penata rambut pribadi yang melayani layanan daring di Pekanbaru mengaku masih menunggu pedoman dari pemerintah agar ia bisa kembali bekerja. Ia khawatir harus menunggu lama. Ia mengatakan sebagian besar aturan kedengaran masuk akal tapi sulit diikuti, terutama memotong rambut pelanggan yang mengenakan masker.

Tali masker akan menyusahkan pemotongan rambut di dekat telinga, Kecuali jika mereka mengenakan topeng yang melekat di wajah, saya tidak tahu bagaimana cara melakukannya, sebutnya.

Tapi entah benar atau tidak tukang cuku dan penata rambut kini mereka juga teribas ekonominya, sementara potong rambut adalah pengalaman yang menenangkan atau membuat stres sebelum masa pandemi, sepertinya pasca PSBB, pengalaman mereka akan sangat berbeda. Aturan penjarakan sosial akan berarti salon tidak bisa melayani klien sebanyak biasanya.

Para usaha salon-salon selama ini juga fokus pada perawatan rambut yang berkelanjutan, dan berharap tetap dapat memberikan beberapa kemewahan yang meliputi layanan pijat kepala, keramas, dan minuman. Apa pun langkah-langkah baru yang diperkenalkan oleh pemerintah pada saatnya tiba, tampaknya jelas bahwa ongkos potong rambut akan naik, melihat gejala pembatasan diri telah menekan para usaha penata rambut pribadi ini.

Namun diperoleh informasi pemerintah setempat akan mengeluarkan aturan baru potong rambut seperti:

  • Salon hanya melayani pelanggan yang telah membuat janji demi menghindari pelanggan menunggu di dalam salon
  • Pelanggan dan penata rambut harus menjaga jarak 1,5m kecuali saat memotong rambut
  • Pelanggan dan penata rambut harus mengenakan masker
  • Komunikasi langsung tidak diizinkan diskusi tentang gaya rambut, warna, dll harus dilakukan lewat cermin dan dijaga sesedikit mungkin
  • Tidak mengeringkan rambut, jika memungkinkan
  • Harus ada sirkulasi udara segar, yang menurut peraturan harus 100m3/jam per penata rambut
  • Gunting dan alat-alat lain harus disemprot disinfektan dengan cermat antara penggunaan, begitu pula kursi penata rambut
  • Kain pangkas rambut harus dicuci setelah setiap penggunaan dan, jika memungkinkan, ada kain sekali pakai yang dikenakan paling atas
  • Pelanggan harus mencuci tangan saat memasuki salon

BST meringankan tukang cukur

Ditengah pandemi Virus Corona dan banyaknya keluhan para tukang cukur, ternyata mereka bisa sedikit ringan karena pemerintah mengeluarkan kebijakan Bantuan Sosial Tunai (BST) melaui Kantor Pos terdekat.

class=wp-image-23150

Di Kota Pekanbaru BST mulai disalurkan sekitar 20.000 keluarga penerima manfaat. Ratusan warga mulai mendatangi kantor pos sejak Jumat (8/5) pada penyaluran perdana di Pekanbaru. Warga diminta untuk tetap menjaga jarak saat duduk dan mengenakan masker ketika menunggu giliran pencairan BST. BST ini sangat membantu, apalagi sekarang untuk cari penghasilan di luar sulit karena ada virus Corona, kata Tasman salah seorang warga penerima manfaat yang dirinya juga tukang cukur yang siap melayani konsumne secara daring.

Wakil Kepala Kantor Pos Pekanbaru dijalan Jenderal Sudirman, Satria Murni sebelumnya pada wartawan mengatakan, pihaknya ditugaskan oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk melakukan penyaluran BST. Total ada sekitar 20 ribu penerima di Kota Pekanbaru, yang akan mendapatkan BST selama tiga bulan mulai bulan April hingga juni 2020.

Bagi warga yang namanya sudah terdata, begitu nama mereka dipanggil oleh petugas, hanya butuh sekitar 5-10 menit proses adminsitrasinya. Proses pencairan tidak membutuhkan waktu yang lama. Mereka yang sudah mendapatkan uang BST sebesar Rp600 ribu harus bersedia difoto oleh petugas sebagai bukti serah terima bantuan.

Kantor Pos menerapkan sistem pembagian dalam tiga tahap setiap bulannya. BST ini juga dikhususkan untuk masyarakat golongan menengah ke bawah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain membuka layanan pembagian di Kantor Pos, kita juga turun ke lapangan untuk mengantarkan ke warga yang sakit langsung ke rumahnya, ujar Satria Murni. (rp.ron, jon,kam, sul/*)

Editor: Elfi Yandera

Tags : -,