PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Pada malam takbiran pihak Polresta Kota Pekanbaru melakukan antisipasi kerumunan massa dan 3 jalan protokol pun ditutup.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya melalui Kasubag Humas Polresta Pekanbaru, Iptu Budhia menyatakan, menutup 3 jalan protokol pada malam takbiran, Sabtu (23/5/2020).
Penyekatan arus lalu lintas dimulai dari pukul 20.00 WIB hingga pagi hari. Ada 3 jalan besar yang dilakukan penyekatan yaitu Jalan Jenderal Sudirman, Jalan HR Soebrantas dan Jalan Diponegoro, ucap Budhia.
Penyekatan arus lalu lintas dilakukan untuk menekan keramaian yang akan terjadi di Kota Pekanbaru saat malam takbiran. Mengingat situasi keramaian akan berbahaya kepada masyarakat di tengah Virus Covid-19.
Mal terapkan protokol kesehatan
Kapolresta Pekanbaru Kombes Nandang Mu'min Wijaya didampingi Kasatreskrim Kompol Awalludin Syam, Kasatlantas Kompol Emil Eka Putra, dan Kapolsek Tampan Kompol Ambarita juga melakukan pemantauan guna mengantisipasi pengunjung pusat perbelanjaan yang kian hari makin membludak, salah satunya di Mal SKA.
Hadir juga Juru Bicara Umum Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut. Kapolres menyebut, tujuan ke lapangan sebagai salah satu pembelajaran dari kota lain di Indonesia agar tidak terjadi hal yang sama di Pekanbaru. Salah satu tujuannya ya itu. Diharapkan dengan adanya penerapan protokol kesehatan di mal dan pusat perbelanjaan yang ada di Pekanbaru dapat mencegah Covid-19. Tadi kami sudah mengecek, fasilitasnya Mal SKA lengkap, terangnya.
Pihak pengelola telah diberikan surat pemberitahuan untuk menerapkan protokol kesehatan di mal. Dengan adanya surat tersebut, harus sanggup menjamin adanya fasilitas kesehatan dan harus diterapkan, tegasnya.
Nandang bersama rombongan mengecek setiap pintu keluar masuk. Hasil pemantauan lengkap adanya tempat cuci tangan yang dilengkapi hand sanitizer. Para pengunjung yang akan berbelanja pun wajib melakukan anjuran kesehatan. Selain itu, memakai masker dan adanya pengecekan suhu tubuh melalui thermo scanner. Kemudian yang akan berbelanja dipastikan menjaga jarak dan antre. Tak hanya berkeliling di lantai satu namun hingga ke lantai dua. Memastikan setiap tenan pun menerapkan sistem jaga jarak serta pengunjung dan karyawan memakai masker.
Antisipasi lonjakan kasus covid-19
Sebelumnya Pemprov Riau juga telah melakukan antisipasi terjadinya penyebaran atau lonjakan jumlah kasus positif Covid-19 (virus corona) di Riau pada momen lebaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memperketat penjagaan di pintu masuk.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Riau akan selalu melakukan penjagaan di semua pintu masuk ke Riau dari daerah tetangga. Jadi tidak semua orang yang bisa masuk ke Riau, apalagi tanpa ada tujuan yang jelas. Ini semua kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran covid-19. Apalagi besok inikan momen Lebaran, ungkap Gubri, Sabtu (23/5/2020).
Kita akan terus melakukan penjagaan dengan ketat. Karena biasanya banyak masyarakat yang memanfaatkan momen mudik Lebaran ini untuk dapat pulang dan masuk ke Riau, terangnya.
Pemprov Riau sendiri, sebut Gubri, telah melarang seluruh masyarakat Riau termasuk orang yang bekerja di Riau untuk tidak melakukan mudik Lebaran pada tahun 2020 ini. Provinsi tetangga, seperti Sumatera Barat (Sumbar), pemerintahnya juga telah mengimbau seluruh masyarakatnya untuk tidak melakukan mudik, imbuhnya.
Gubri berharap dengan adanya larangan mudik ini, seluruh masyarakat hendaknya dapat mematuhinya. Terlebih ini juga untuk kebaikan bersama, terutama keluarga yang berada di kampung.
PSBB dievaluasi
Sedangkan pihak DPRD Riau minta pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Provinsi Riau dapat dievaluasi. Menurut Ketua Komisi I DPRD Riau, Ade Agus Hartanto harus ada evaluasi yang mesti dilakukan dalam penerapannya.
Kita kan sudah bilang dari awal harus dikaji betul, jangan latah-latahan. Kita ini kan PSBB untuk menghentikan penyebaran Covid-19 namun yang dilakukan pemerintah hanya penetapan status tanpa diiringi dengan protokol yang ada di PSBB itu sendiri. Dengan keadaan pandemi orang sudah susah, dengan PSBB orang lebih susah lagi, kata Ade Agus pada wartawan, Sabtu (23/5/2020).
Menurutnya, larangan-larangan kepada masyarakat dalam PSBB dinilai tanggung-tanggung karena masih ada ruang-ruang keleluasaan yang masih bisa dilanggar. Kemudian ia juga mengkritisi penututupan akses jalan yang pernah dilakukan Pemko Pekanbaru yang tidak efektif. Seharusnya saat ini yang dilakukan adalah mencegah masyarakat yang mau masuk ke Provinsi Riau bukan membatasi yang di dalam. Lebih baik pemerintah saat ini merazia yang tidak pakai masker, kemudian orang berkerumunan lebih dari lima orang, itu yang diprioritaskan, sebutnya.
Ade Agus mengingatkan, agar jangan sampai menjadi sentimen di masyarakat di mana masjid harus ditutup terlebih saat ini bulan Ramadan, namun tempat lain seperti mall tetap dibuka. Kalau memang belum siap, kita minta pak walikota, pak gubernur, cabut dulu PSBB itu jangan sampai PSBB orang PSBB kita. Tapi yang kita PSBB kan gak tahu. Kalau hanya penutupan jalan tak PSBB itu, tegasnya.
Kita hargai kerja tim Gugus Tugas namun memang jangan sampai paniknya dengan mengambil kebijakan kebijakan yang tidak berpikir lagi untuk kemaslahatan orang banyak, ujarnya. (rp. jon, muf, ely, san/*)
Editor: Surya Dharma
Tags : -,