Headline Tni - Polri   2020/06/03 16:16 WIB

TNI Bentuk Satuan Nubika Gabungan

TNI Bentuk Satuan Nubika Gabungan

JAKARTA - Siang hari, tepat pukul 12.00 waktu Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad). Jarum jam membentuk sudut 0 derajat. Pada saat itulah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menerima penulis di ruangan kerjanya. Wawancara dilakukan dalam suasana menjaga jarak sosial atau fisik. Menggunakan protokol kesehatan menghadapi perang melawan covid-19. Penyakit menular yang disebabkan virus corona dan ditemukan pertama kali di Wuhan, Cina, Desember 2019.

Duduk tegak di kursi kerjanya. Jenderal Andika Perkasa mengenakan kaos loreng dan celana panjang loreng pakaian dinas lapangan. Penuh senyum keakraban memancarkan optimisme. Ia didampingi kepala dinas Penerangan Angkatan Darat, Nefra Firdaus Lubis. Nefra masih menggunakan pangkat kolonel (Infanteri), karena surat keputusan naik pangkat menjadi brigadir jenderal, belum turun.

Jenderal Perkasa mengungkapkan betapa pentingnya TNI Angkatan Darat membangun satuan Nuklir Biologi Kimia (nubika). Apalagi di tengah pandemi covid-19. Satuan Nubika menjadi salah satu ujung tombak, seperti juga dilakukan negara-negara lain. Memang bukan seperti sudut nol derajat.

Kami membangun tidak dari nol ya. Karena TNI AD sudah memiliki satuan kompi nubika di bawah Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad). Kami akan terus mengikuti perkembangan teknologi militer dan mengembangkan satuan nubika, kata jenderal bintang empat dengan tubuh perkasa, tegap, dan berotot itu, pada pertengahan Mei 2020 lalu.

Mantan panglima Kostrad itu mengakui, ke depan pola operasi militer tidak selalu menghadapi kemungkinan ancaman militer konvensional yang bersifat high intensity war. Karena itu pihaknya perlu menciptakan struktur organisasi yang mampu memberikan survivavibility dan sustainability dalam skenario perang nubika.

Apa yang dikemukakan mantan Komandan Kodiklatad itu memang benar jika melihat perbandingan militer di negara-negara maju. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, misalnya. Ia memerintahkan Komandan Jenderal (Danjen) Zeni Angkatan Darat Letnan Jenderal Todd T Semonite.

Perintah mengambilalih hotel-hotel dan bangunan pabrik yang tidak berfungsi selama covid-19. Pasukan Zeni Amerika Serikat diperintahkan membuat beberapa rumah sakit darurat di hotel-hotel dan pabrik-pabrik tersebut. Selain itu untuk antisipasi perang nubika.

Hal yang sama dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia juga memerintahkan Pasukan Nubika Rusia mengambilalih pengamanan di pelabuhan udara dan pelabuhan laut, stasiun kereta, dan terminal bus. Pengamanan nubika untuk antisipasi perang biologi selama pandemic covid-19. Pasukan nubika Rusia dengan masker gas dan bersenjata khusus, berada di lokasi-lokasi transportasi umum.

Kemampuan Zeni
Covid-19 membuka cakrawala, betapa pentingnya sebuah negara memiliki satuan nubika, selain militer medis untuk menghadapi bahaya nubika. Mantan Panglima Kodam Tanjungpura itu mengakui pada saat reorganisasi tahun 1985, karena keterbatasan dan perampingan organisasi, TNI memangkas Pusat Nubika Kobangdiklatad. Kobangdiklatad kini menjadi Kodiklatad.

Saya ingin kelak di tiap Kodam ada satu kompi Zeni Nubika BS (berdiri sendiri). Bertanggung jawab kepada Panglima Kodam. Sekaligus memperkuat satuan Nubika Pusziad di bawah koordinasi Mabesad, kata Jenderal Perkasa, abituren Akademi Militer (Akmil) 1987.

Menurut Kepala Pusziad Mayjen Muhammad Munib, satuan Nubika intinya adalah korps zeni dibantu korps kesehatan. Walau dahulu berbentuk Pusat Nubika Kobangdiklatad, tetapi belum memiliki pasukan lapangan. Barulah pada 1986, TNI Angkatan Darat membentuk Kompi Zeni Jihandak dan Kompi Zeni Nubika.

Embrio pasukan dua kompi itu diambil dari prajurit empat kesatuan Yonzikon (11, 12, 13, dan 14) Resimen Zeni. Itulah sebuah satuan yang dirancang menjadi batalyon zeni reaksi cepat nubika. Namun, hingga 34 tahun berlalu, satuan ini tetap sebagai kompi saja, ungkap Mayjen M Munib. Wawancara berlangsung di Markas Pusziad, Matraman, Jakarta Timur, pertengahan Mei 2020 lalu.

Dikemukakan, seperti kompi zeni jihandak, berkali-kali pula sebenarnya kompi zeni nubika diusulkan ditingkatkan menjadi detasemen zeni nubika, sebelum menjadi batalyon. Namun selalu kandas dengan alasan anggaran pertahanan yang minim. TNI menghormati keputusan negara, kata mantan komandan Yonzikon 12 di Palembang.

Terminologi

Dari sisi terminologi militer, sebutan pimpinan korps zeni di Indonesia, kurang tepat. Padahal pada 1971 hingga 1976, sebutannya sudah benar yakni Komandan Pusat Zeni, berada di bawah Kobangdiklatad. Di negara lain, umumnya menggunakan istilah danjen zeni atau dankorps zeni, bukan kepala pusat zeni.

Sebab Korps Zeni memiliki banyak satuan lapangan, seperti resimen atau brigade, serta sejumlah batalyon lapangan maupun detasemen lapangan bantuan tempur. Bukan bantuan administrasi yang dipimpin kepala pusat atau direktur korps. Di Inggris sebutannya tentara sapeer atau kesenjataan pencari ranjau.

Satuan bantuan tempur penerbangan Angkatan Darat, misalnya, sebutannya Komandan Puspenerbad. Bukan Kepala Puspenerbad. Tugasnya sama seperti Zeni, mendukung mobilitas tempur Angkatan Darat. Bahkan bantuan administrasi, seperti polisi militer, sebutannya malah Komandan Puspomad.

Zeni TNI-AD kini memiliki satu resimen, 16 batalyon, tujuh denzipur, 45 denzibang, dua kompi khusus (jihandak dan nubika), serta detasemen deteksi Paspampres. Prajurit bantuan tempur korps zeni terbanyak kedua, setelah infanteri sebagai satuan tempur utama.

Sebagai satuan bantuan tempur, zeni setara dengan kesenjataan kavaleri, artileri medan, dan artileri pertahanan udara. Namun sebutan pimpinannya adalah komandan pusat kesenjataan.

Di tingkat Kodam sebutannya juga rancu, kepala zeni Kodam. Padahal di kodam ada komandan yonzipur, komandan yonzikon, komandan denzibang, serta komandan denzipur. Sehingga lebih pas menggunakan istilah komandan zeni kodam (zidam), seperti komandan polisi militer kodam.

Layaknya infanteri
Selain melaksanakan tugas bantuan zeni dalam pertempuran, kini pasukan zeni dituntut bisa bertempur selayaknya pasukan infanteri. Sejalan dengan penempatan regu senjata bantuan dalam organisasinya. Terdiri dari regu senapan mesin ringan, sedang, dan berat, regu senjata roket anti-tank, regu peluncur granat.

Sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) lapis baja, misalnya tank tempur utama, Leopard kini menjadi bagian dari TNI. Tank berat buatan Jerman dengan bobot 50 ton itu, tentu tidak bisa melewati sungai yang panjang. Satuan kavaleri harus bersinergi dengan satuan zeni dalam pertempuran.

Untuk mendukung hal tersebut, kini sudah ada zeni berlapis baja (ziberba) di bawah yonzipur atau denzipur. Kini istilahnya zeni tempur mekanis. Korps ini antara lain memiliki alutsista M3 Amphibious Ponthon berbobot sekitar 70 ton.

Alutsista ini juga berasal dari Jerman. Menjadi jembatan mobil bagi tank Leopard atau kendaraan lapis baja lainnya. Juga memiliki Bozena 4, robot penghancur ranjau anti-personel, dan anti-tank. Bahkan dahulu Kostrad memiliki Yonzipur 10 Amfibi di bawah Resimen Zipur bersama Yonzipur 9 Para dan Yonzipur 7 Limed (lintas medan). Namun dalam reorganisasi unsur amfibi dihapuskan dari Yonzipur 10. Sedangkan Yonzipur 7 Limed Kostrad pun ikut dilikuidasi.

M3 Amphibious Ponthon idealnya ada di seluruh pulau besar di Indonesia untuk mendukung satuan tempur dan bantuan tempur lainnya. Tiap yonzipur atau denzipur nantinya akan dilengkapi alutsista ini, ujar mantan Komandan Kodim Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.

Sat Nubika TNI
Di sisi lain, untuk mengantisipasi kekurangan satuan nubika, lanjut Mayjen Munib, maka di tiap yonzipur dan denzipur telah dibentuk satu peleton nubika. Jadi peleton nubika ini sebagai embrio kompi nubika seperti diinginkan Mabesad. Sehingga TNI AD kini memiliki satu kompi dan 22 peleton nubika. Setara dengan delapan kompi atau dua batalyon.

Peleton nubika inilah yang kini membantu komando tugas gabungan terpadu (kogasgabpad) di seluruh wilayah Indonesia. Dengan peralatan yang minim dan pasukan peleton sekitar 30-40 orang, mereka ada di garis depan, ujar Munib, alumni Akmil 1987.

Kogasgabpad merupakan subgugus tugas percepatan penanganan covid-19. Pasukan Zeni Nubika antara lain ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat, Pulau Sebaru Kepulauan Seribu, Pulau Galang, dan Pulau Natuna.

Mereka menjadi tim penjemput dan penerima warga negara Indonesia dari Wuhan, Republik Rakyat Cina, serta dari negara-negara lain, termasuk tenaga kerja Indonesia dari luar negeri. Ketika belum ada yang berani memakamkan korban akibat positif corona, maka satuan ini menjadi tim pionir pemakaman pertama di seluruh Indonesia sesuai protokol badan kesehatan dunia.

Proyeksi ke depan, menurut Mayjen Munib, Mabesad memiliki konsep rencana strategis membangun pusat pertahanan nubika TNI-AD. Komandannya berpangkat bintang satu dan wakilnya kolonel. Bertanggung jawab kepada komandan atau kepala Pusziad. Memiliki pusat data pengendalian operasi nubika, pusdik nubika, pusat laboratorium analisis nubika, dan fasilitas uji material atau alat khusus nubika.

Untuk satuan lapangan, lanjut jenderal bintang dua itu, akan dibentuk satu batalyon zeni (yonzi) reaksi cepat nubika, satu kompi reaksi cepat kesehatan nubika, pusat logistik nubika, dan rumah sakit korban nubika. Untuk tingkat wilayah atau Kodam, akan membentuk satu kompi zeni nubika (berdiri sendiri), satu peleton kesehatan nubika, dan gudang regional logistik nubika di tiap Kogabwilhan.

Dikemukakan, kemampuan teknis nubika Angkatan Darat diharapkan memiliki kemampuan penyelidikan nubika, serta peringatan dan pemberitaan sebaran bahaya kontra nubika. Selain itu, dekontaminasi nubika, berupa netralisasi racun kimia, disienfeksi biologi, dan pembersihan radioaktif.

Sedangkan di tingkat Mabes TNI, dalam konsepnya akan membentuk Satuan Nubika TNI (gabungan tiga matra). Terdiri dari tiga kompi zeni nubika dan satu kompi kesehatan nubika. Semacam satu batalyon atau satu grup khusus. Komandannya berpangkat brigjen (korps zeni) dan wakilnya berpangkat kolonel. Berada di bawah Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI.

Di sejumlah negara juga dipimpin komandan berpangkat brigjen. Sedangkan di Amerika Serikat, komandannya berpangkat mayjen.

Koopssus TNI terdiri dari prajurit yang berasal dari pasukan khusus tiga matra, yakni: kopassus, korps marinir, dan korps pasukan gerak cepat (kopasgat), nama pengganti korps pasukan khas TNI AU. Korps Zeni juga memiliki personel berkualifikasi komando (Kopassus).

Pusziad atas persetujuan Mabesad mempersiapkan diri untuk menyerahkan personelnya dalam satuan nubika TNI. Termasuk memberikan pelatihan bagi satuan dari matra laut dan udara untuk belajar nubika di Pusdik Zeni Angkatan Darat maupun Kompi Zeni Nubika, ujar Munib. Saat wawancara, ia didampingi Kolonel (Zeni) Aji Jaya, dan Mayor (Zeni) Robert Tumanggor, perwira spesialis nubika.

Kerja Sama

Pusziad beberapa kali meminta ke Mabes TNI agar menerima sarjana dengan latar belakang nuklir, biologi, fisika dan kimia. Hal itu untuk penerimaan sekolah perwira prajurit karier TNI yang akan ditempatkan di satuan zeni nubika. Namun belum diberikan sesuai permintaan. Masih menunggu kebutuhan lainnya.

Zeni Nubika bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapetan), Badan Penelitian Venteliner (Balivet), dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Rutin mengadakan latihan bersama mengantisipasi bahaya nubika.

Dalam dua tahun belakangan, TNI AL dan TNI AU bergelombang mengirimkan personelnya untuk belajar nubika di pusdik zeni Angkatan Darat maupun kompi zeni nubika, Bogor. Rencananya korps marinir TNI AL segera membentuk satu kompi zeni nubika marinir. Korps Pelaut TNI AL pun serius mengantisipasi penyelamatan ancaman nubika di kapal perang.

Mengapa mereka belajar di Pusdik Zeni? Karena Zeni Angkatan Darat memiliki sembilan tugas pokok, yakni: konstruksi (pembangunan), destruksi (perusakan), rintangan, samaran, penyeberangan, penyelidikan zeni, perkubuan, penjinakan bahan peledak (jihandak), serta nubika pasif.

Senjata pemusnah massal
Mereka juga rutin mewakili TNI mengikuti konferensi militer dunia tentang nubika. Konferensi antara lain membahas tentang senjata pemusnah massal (SPM). Dalam bahasa Inggris disebut Weapons of Mass Destruction/WMD). Senjata yang dirancang membunuh manusia dalam skala besar. Biasanya menargetkan masyarakat awam dan personel militer di lokasi umum, seperti pasar, mall, stadion, rumah sakit dan lain-lain.

Dari konferensi mengenai perlindungan terhadap senjata pemusnah massal Kimia, Biologi, Radiologi dan Nuklir (CBRN), Pusziad melaporkan. Ada sejumlah senjata biologi yang paling mematikan, seperti: antrax, botulism, plague, cacar (small pox), tularemia, dan viral hemorrhagic fever (VHF).

Anthrax adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan bakteri berbentuk spora Bacillus Anthracis. Spora tersebut menghasilkan racun yang fatal. Dapat menyebar melalui udara, pencernaan makananan atau kontak dengan kulit yang lecet.

Botulism dihasilkan bakteri Clostridium Botulinum. Penyebaran melalui udara atau pencernaan akibat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kematian dapat disebabkan kelumpuhan otot pernapasan hanya dalam 24 jam.

Plague disebabkan oleh Yersinia pestis yang ditemukan pada binatang pengerat dan kutunya. Penyebaranya melalui udara akibat ludah dari mereka yang terinfeksi. Plague dapat mengakibatkan kematian dalam dua hingga empat hari.

Cacar atau small pox penyebabnya adalah virus Variola yang telah dianggap musnah di dunia sejak 1977. Cacar air muncul dalam dua bentuk yaitu Variola minor dan Variola Mayor yang lebih mematikan. Penyebaranya melalui udara dan percikan ludah dari mereka yang terinfeksi. Kematian dapat terjadi dalam dua minggu pertama.

Tularemia disebabkan oleh Francisella tularensis yang dianggap sebagai bakteri patogen dengan penularan tercepat. Manusia dapat terinfeksi Tularemia melalui gigitan anthropods yang terinfeksi, kontak dengan makanan atau air yang terkontaminasi, serta melalui udara. Kematian dapat terjadi dalam dua pekan.

VHF sebagian virus ini diketahui menetap dalam binatang atau serangga. Namun beberapa inang virus VHF lainya masih belum diketahui, termasuk ebola dan virus marburg. Beberapa virus VHF dapat disebarkan cairan tubuh mereka yang terinfeksi. Beberapa tipe VHF dapat mengakibatkan kegagalan ginjal.

Lindungi masyarakat
Komandan tertinggi NATO Jenderal William Puttmann mengungkapkan, konflik militer besar di Eropa diduga tidak akan terjadi. Namun semua negara tidak boleh mengendurkan upaya dalam mendidik prajurit spesialis nubika. Hal ini untuk melindungi masyarakat terhadap senjata pemusnah massal dalam perkembangan teknololgi militer.

Karena itu pula, pasukan beladiri Jepang, mempersiapkan pasukan Nubika menghadapi Olimpiade Tokyo. Ahli militer Jepang Utsonomiya Shoei mengatakan negaranya menganggap serangan teror dengan senjata biologi dan kimia sebagai yang paling berbahaya. Tokyo memperkuat peran pasukan bela diri nubika dalam perlindungan warga sipil saat olimpiade.

Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, sudah lebih dahulu menyiapkan pasukan nubika. Jika Indonesia baru memiliki sekitar dua batalyon, maka Malaysia dan Singapura telah memiliki satu divisi pertahanan nubika.

Kini ada sekitar 40 militer negara di dunia yang sudah mempersiapkan diri menghadapi perang biologi. Termasuk Filipina dan Myanmar dari Asia Tenggara.

Ya, perang masa datang tidak lagi menggunakan biaya mahal dan pasukan yang banyak. Cukup menggunakan kemajuan teknologi dan personel militer yang mampu mengawakinya. TNI harus adaptif menghadapi perubahan tersebut.

Sumber: Republika.co.id

Tags : -,