Headline Sorotan   2020/06/04 21:02 WIB

Virus Corona: Pariwisata Riau Anjlok karena Covid-19

Virus Corona: Pariwisata Riau Anjlok karena Covid-19

PARIWISATA - Dalam beberapa bulan terakhir, pariwisata Riau telah mengalami anjlok selama ditengah pandemi covid-19

Sektor pariwisata dipandang sangat menguntungkan, Provinsi Riau sendiri dikenal beragam lokasi wisata yang menjanjikan, bahkan selama ini mampu menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena daerah ini dikenal beragam budaya dan kekayaan alam yang terus dilestarikan.

Dinas Pariwisata Riau menyatakan sebanyak 117 destinasi wisata terpaksa ditutup guna mencegah penyebaran wabah virus corona baru (Covid-19). Ada 117 destinasi telah ditutup jam operasionalnya, dan sebanyak 18 destinasi wisata masih tetap buka dengan menjalankan protokol kesehatan seperti telah melaksanakan disinfektan, menyediakan tempat cuci tangan dan melakukan pembatasan sosial, kata Pelaksana Tugas Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal Zen pada media belum lama ini.

Menurutnya, untuk di Kabupaten Siak saja jumlah destinasi yang tutup sebanyak 12 titik, salah satunya Istana Siak yang selama ini jadi ikon pariwisata daerah. Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak 13 destinasi, di Kabupaten Kuantan Singingi ada delapan destinasi, Kota Dumai sebanyak 12 destinasi. Selanjutnya, di Kabupaten Pelalawan ada 3 destinasi, di Kabupaten Kampar menutup seluruh destinasi wisata jumlahnya sebanyak 34 destinasi, di Kabupaten Bengkalis juga menutup seluruh destinasi wisata sebanyak 57 destinasi, Kabupaten Indragiri Hilir (4), Kota Pekanbaru (9), Kabupaten Rokan Hulu (5), Rokan Hilir (10), dan Kepulauan Meranti (10), terang Raja Yoserizal.

Begitpun destinasi wisata di Kota Pekanbaru yang ditutup sementara antara lain Alam Mayang, Kampung Rabbit, Asia Farm, Agrowisata Tenayan, Bandar Khayangan, Danau Buatan, Taman Impian Bunga Okura, Rumah Singgah Tuan Kadi dan Agrowisata Rumbai. Di Kabupaten Siak jumlah destinasi ditutup sebanyak 10 destinasi meliputi, Istana Siak, Rumah Datuk Pesisir, Tangsi Belanda, Balai Kerapatan Tinggi, Kafe Sepeda Gantung, Sakabura, Queen Water Park, Taman Harmoni Raya. Destinasi wisata yang masih dibuka yakni Masjid Syahabuddin dan Masjid Islamic Center destinasi wisata religi ini dibuka untuk ibadah dilakukan social distancing.

Di Kabupaten Indragiri Hulu jumlah destinasi yang tutup sebanyak 13 yaitu, Danau Raja, Danau Menduyan, Air Terjun Berasap, Air Terjun Denalo, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Wisata Camping Ground, Air Terjun Sei Arang, Air Terjun Sesirih, Waterpark Alif Adam, Wa Pertamina Lirik, Citra Waterpark, Croco Lytirepark, Taman Wisata Buah Jeruk. Di Kabupaten Kuantan Singingi ada delapan destinasi wisata yang juga ditutup yaitu, Kawasan Pacu Jalur, Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban, Waterpark Pelangi, Danau Masjid Koto Kari, Panorma Danau Kebun Nopi, Danau Sungai Sorik, Embung Anggel's Park Perhentian Luas dan Air Terjun Guruh Gemurai.

Di Dumai sebanyak 12 destinasi juga ditutup yaitu, Pantai Puak Teluk Makmur, Pantai Purnama, Wisata Bandar Bakau, Pantai Koneng, Pantai Bahtera, Pantai Lagenda, Pantai Panorama, Taman Putri Zara, Kampung Teratai, Kampung Lamo Pulau Bungkuk, Kampung Wisata Pesisir. Di Kabupaten Pelalawan ada 3 destinasi ditutup, adalah, Istana Sayap, Taman Nasional Tesso Nilo dan Danau Betung. Sementara di Kabupaten Kampar menutup seluruh destinasi wisata jumlahnya sebanyak 34 destinasi. Di Kabupaten Bengkalis juga menutup seluruh destinasi wisata sebanyak 57 destinasi dan di Kabupaten Indragiri Hilir 4 destinasi wisata.

Destinasi wisata di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 5 destinasi ditutup yaitu Menara 99, Makam Raja-Raja Rambah, Benteng 7 Lapis, Puncak Ranah dan Suligi Hill. Sementara destinasi wisata yang masi dibuka adalah Danau Sipogas, Air Hapanasan, Air Panas Suaman dengan menyediakan tempat cuci tangan mini dan telah diberi disinfektan. Di Kabupaten Rokan Hilir ada 10 destinasi ditutup yaitu, Parit Bay Park, Danau Janda Gatal, Pulau Tilan, Danau Napangga, Kampung Jati, Pulau Jemur, Air Panas, Makam Syech Zainudin, Pantai Subang, Candi Sedinginan, Candi Sintong, Batu Belah, Makam Datuk Raja Hitam.

Di Kabupaten Kepulauan Meranti sedikitnya ada 10 destinasi ditutup, Pantai Tanjung Motong, Pantai Beting Beras, Pantai Dara Sembilan, Alai Pesisi, Ekowisata Mangrove Bokor, Ekowisata Mangrove Anak Setatah, Ekowisata Mangrove Lemang, Ekowisata Mangrove Sungai Tohor Tasik Nambus, Wisata Mangrove Jembatan Pelangi.

Semnetara sejak dilakukan PSBB Gubernur Riau dalam imbauannya Nomor 96 Tahun 2020 tentang penggunaan masker untuk mencegah penularan Corona Virus Disease 2019. Rutin mencuci tangan (lebih efektif mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dibandingkan hand sanitizer).

Daerah dijuluki kaya wisata

Provinsi Riau kaya akan tempat dan lokasi wisata yang menajubkan, sebelum adanya corona, jumlah kunjungan wisatawan ke Riau dalam hitungan tahun bisa jutaan. Ketika pemerintah Riau memberlakukan sebagian daerah PSBB dan menghentikan semua lawatan wisatawan ke dalam negeri, pengaruhnya langsung terasa. Pusat belanja, danau, pantai dan candi tiba-tiba menjadi lebih sepi dan tidak ramai.

Saat semakin banyak penerbangan ke Riau yang dibatalkan, bandara menjadi sepi. Seseorang tentunya sedikit melewati pemeriksaan paspor.

Kehancuran pariwisata merupakan sebuah bencana

Para penjual bunga, penari tradisional dan sopir bus kecil dan penggait dilaporkan pemasukannya turun setengahnya dalam sebulan terakhir. Organisasi tidak resmi pemandu wisata di Riau memperkirakan ratusan orang menganggur.

Salah satu yang pertama kali mencatat keberhasilan lonjakan pariwisata seperti Riau yang telah berlangsung selama tahun-tahun belakangan ini adalah istana Sultan Siak, yang dijuluki Mutiaranya Riau karena memiliki sejarah penting. Wisatawan asing yang datang selama ini ke Riau selain kebanyakan adalah warga Melayau (Malaysia, Singapura, Thailand) juga sebagiannya Eropa dan Australia, disamping itu juga turis China.

Hutan bakau membentang di bagian timur pulau yang ada di Riau, dimana juga ada para usaha kecil seperti penyewa perahu yang membawa wisatawan ke pulau-pulau lain seperti diobjek wisata Pantai Puak Teluk Makmur, Dumai.

Ada wisatawan yang datang ke Riau harus menaiki perahu ke darat, ada juga menggunakan boat sewaan. Pantai Puak Teluk Makmur nan kecil yang biasanya ramai suara motor, sekarang sunyi. Yang terdengar hanyalah suara burung dan ombak. Pada puncaknya dua tahun lalu kami membawa puluhan penumpang setiap harinya. Sekarang jika kami memperoleh orang, itu sudah bisa dipandang sebagai sangat baik - kami akan sangat gembira, kata Naili, salah satu pemandu wisatawan di Dumai dalam bincang-bincangnya via telepon.

Dia meminjam dana bank untuk memelihara perahunya. Jika krisis terus berlanjut sampai setelah akhir tahun ini, Naili harus memperkecil usaha perahu dan mulai memberhentikan karyawannya. Saya bertanya apakah keadaan ini bisa bertahan selama bulan depan. Sekarang pun wisatawan sudah sepi.

Pemerintah harus segera membantu kami, kata Naili.

Kami tidak banyak menuntut. Tetapi jika mereka ingin kami tidak mem-PHK pekerja, mereka juga harus membantu kami memotong atau menunda pembayaran pajak, tunjangan sosial dan memberikan pinjaman lunak kepada pengusaha kecil disini.

Salah satu usaha kecil berupa penyedia jasa kapal pompong ini juga meyakini Otorita Pariwisata Dumai perlu mulai mempromosikan Phuket dengan agresif ke pasar. Jika mereka dapat mengendalikan virus dalam tiga bulan, katanya, kami dapat bertahan dan kembali berusaha.

Tetapi menurutnya lagi, tidak seorangpun mengetahui akan berapa lama krisis berlangsung, ataupun akan menjadi seberapa serius. Saat ini masih terdapat cukup banyak warga mengenal berbagai pantai terkenal seperti Pantai Puak Teluk Makmur. Tetapi akan sampai kapan?.

Pemerintah di sini mengontrol dan mengawasi infeksi dengan baik, terutama jika memperhitungkan seberapa pekanya mereka karena besarnya jumlah wisatawan asing yang datang sebelum pembatasan perjalanan diterapkan. Tetapi daerah tersebut malahan menempatkan sejumlah wilayah ke dalam daftar tempat yang dihindari karena risiko virus corona.

Sementara orang biasanya memesan liburan untuk masa kemudian, termasuk musim yang biasanya ramai pada bulan Juli-Agustus, kata Naili.

Lokasi wisata menurun drastis dalam kunjungan

Sekarang, keluarga yang memiliki anak dari negara-negara tetangga (Malaysia dan Singapura) kemungkinan akan bepikir dua kali untuk melakukan perjalanan jauh. Dan Malaysia sekarang juga menerapkan pembatasan, dengan mewajibkan karantina 14 hari bagi pengunjung dari sejumlah negara. Daftar ini kemungkinan akan terus bertambah.

Siapa yang akan mengambil risiko berlibur di daerah tropis, jika pada akhirnya mereka akan terkurung di kamar hotel atau rumah sakit? Setidaknya pernyataan itu yang dikhawatirkan banyak orang karena semakin banyak penerbangan yang dibatalkan setiap minggu, jumlah wisatawan kemungkinan besar akan anjlok tahun ini, bergantung pada seberapa cepatnya pengendalian virus.

Pukulan terhadap sektor penting ekonomi Riau secara menyeluruh sudah terjadi ini terjadi saat pemerintah menghadapi masalah. Dua sektor ekonomi, seperti sektor manufaktur dan pertanian juga mengalami masalah. Hal ini juga membuat penanam modal pindah ke negara tetangga. Akhirnya, bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi Riau yang sebelumnya adalah harimau ekonomi di Asia Tenggara juga telah bermasalah selama beberapa tahun terakhir dan kemungkinan akan sama sekali terhenti. Bukankah ini adalah sebuah gambaran bencana yang tidak mampu diatasi dan sudah didepan mata?.

Penjualan di Pasar turun drastis

Sebagai contoh akibat pandemi corona, bisa kita melihat pada penjualan di Pasar Bawah yang selama ini dikenal sebagai pasar wisata di Kota Pekanbaru, Riau, juga mengalami penuurun drastis terkena imbas wabah Covid-19 ini.

Jumlah pembeli terus tidak banyak seperti biasanya. Ini terjadi sejak masa menjelang bulan puasa Ramadan, kata Indera salah seorang pedagang di Pasar Bawah.

Jumlah pembeli turun drastis sampai 50 persen, karena tidak ada lagi wisatawan datang. Biasanya sebelum bulan puasa ramai, ada yang datang dari Jakarta, Malaysia dan Singapura dan kita kirim ke berbagai daerah. Tapi sekarang sangat sepi, katanya.

Ini membuktikan hasil pantauan dilapangan parkir mobil juga tampak lengang dan tidak ada lagi wisatawan datang yang biasanya ramai menggunakan bus. Penjualan ikan asin di dalam bangunan lantai dasar Pasar Bawah itu semula merupakan komoditas andalan yang kerap dicari warga dan wisatawan yang berkunjung ke sana juga sepi. Namun, setelah Pekanbaru ditetapkan sebagai zona merah Covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jumlah pengunjung yang biasanya datang pada akhir pekan terlihat sepi.

Penerapan PSBB selama 14 hari

Penerapan PSBB juga menjadi dasar penyebab sepinya beberapa lokasi wisata di kota itu, meski pasar tradisional tetap diperbolehkan buka terutama pedagang yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pokok, namun pembelian tetap menurun karena permintaan dari penyedia jasa kuliner nyaris tidak ada. Yang beli hanya warga sekitar saja, kata Indera lagi yang menjual ikan asin itu.

Para pedagang di Pasar Bawah yang mengandalkan penjualan secara tradisional, mayoritas tidak menerapkan penjualan lewat jaringan atau online. Kondisi ini membuat bisnis mereka langsung terdampak saat warga lebih memilih di rumah untuk menjaga jarak. Sepinya penjualan juga dirasakan oleh pedagang ayam potong, kata Bali, yang mengatakan jelang bulan Ramadan ini harga ayam justru turun sekitar hingga 20 persen.

Sebelumnya, harga ayam sebesar Rp20.000 per kilogram, kini berkisar Rp15.000 hingga Rp17.000 per kilogram. Biasanya saya mengirim sampai 500 ekor ayam tiga kali dalam seminggu ke Selatpanjang, sekarang tidak ada lagi. Karena banyak kedai makanan dan restoran tutup, tidak ada yang pesan, katanya. (*)

Tags : -,