Headline Internasional   2020/06/06 01:27 WIB

Tingkat Kesembuhan Membaik, Tapi Tetap Pakai Masker

Tingkat Kesembuhan Membaik, Tapi Tetap Pakai Masker

PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Pemerintah menerapkan anjuran tentang jarak yang dianggap aman di antara orang-orang untuk mencegah penularan virus corona. Walupun saat ini disebutkan tingkat kesembuhan Covid-19 sudah mulai membaik.

Pemerintah Riau menilai tingkat kesembuhan Covid-19 sudah terlihat baik, namun tetap menganjurkan jarak minimal 1 meter dengan orang lain. Seperti dimuat di situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, meminta warga untuk menjaga jarak sekitar satu meter ketika beraktivitas di luar ruangan atau tempat umum, seperti anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, semakin dekat seseorang dengan orang lain, makin besar kemungkinan terkena virus.

Para ahli mengatakan kemungkinan kita terkena virus corona tidak seluruhnya tergantung dengan faktor jarak. Waktu juga memegang peran kunci. Semakin lama kita dekat dengan orang lain yang terinfeksi, semakin tinggi pula risiko yang kita hadapi untuk tertular. Enam detik bersama seseorang dengan jarak satu meter sama dengan satu menit bersama seseorang dengan jarak dua meter.

Berada di dekat orang batuk-batuk meningkatkan risiko terkena virus

Gambarannya, risiko tertular virus dari orang yang batuk yang berjarak dua meter sama dengan risiko yang kita dapat dari berbicara dengan seseorang selama setengah jam dengan jarak dua meter.

Sejumlah ilmuwan mengevaluasi penelitian belum lama ini tentang bagaimana virus corona menyebar. Mereka menyimpulkan bahwa menjaga jarak minimal satu meter bisa menjadi cara terbaik untuk menekan kemungkinan terkena infeksi. Dalam perhitungan para ilmuwan, risiko terkena virus adalah 13% jika kita berada dalam jarak satu meter atau kurang dari satu meter. Jika kita berada lebih dari satu meter, risiko tertular hanya 3%. Kajian ini menyimpulkan, setiap kali kita menambah jarak menjadi satu meter lebih panjang, risiko tertular berkurang setengah.

Tingkat kesembuhan di Riau membaik

Gubernur Riau Syamsuar mengakui saat ini tingkat kesembuhan pasien positif Corona mencapai 84 persen. Dia berharap kondisi tersebut terus membaik. Alhamdulillah Provinsi Riau peringkat dua nasional dalam percepatan penangan COVID-19. Saat ini tingkat kesembuhan pasien positif COVID-19, sudah mencapai 84 persen. Mudah-mudahan ini kondisinya terus membaik, kata Syamsuar kepada wartawan, Jumat (5/6/2020).

Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 Riau, terdapat 117 pasien positif Corona di Riau hingga 4 Juni 2020. Dari jumlah tersebut, ada 99 orang pasien yang dinyatakan sembuh dan 6 orang meninggal dunia. Dia menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis yang merawat para pasien. Dia juga berterima kasih kepada warga yang patuh mengikuti anjuran pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona. Terima kasih dan penghargaan kepada tenaga medis yang telah menunjukkan dedikasi pengabdiannya dalam merawat pasien COVID-19 di Riau, kata Syamsuar.

Syamsuar meminta warganya tetap mengikuti protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus Corona. Dia mengingatkan semua orang untuk menggunakan masker saat berada di luar rumah. Saya mengharapkan, semua masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan, walau kondisi penyebaran virus di Riau terus menurun. Setiap aktivitas terutama di luar rumah, tetap menggunakan masker, dan jaga jarak, tutur Syamsuar.

Kasus baru corona di Pekanbaru nihil

Sementara angka penyebaran kasus positif Virus Corona atau Covid-19 di Kota Pekanbaru sudah nihil. Sejak dua minggu terakhir, tidak ada lagi penambahan kasus positif baru di ibukota provinsi Riau.

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru pun kini kembali merancang pengembalian anggaran ke rencana awal, sebelum Covid-19. Namun, pemerintah belum bisa memastikan seperti apa Pendapatan Asli Daerah (PAD) setelah diterjang pandemi Covid-19. Kita persiapan. Ini juga belum bisa kita prediksi. Ancang-ancangnya sudah. Saya sudah perintahkan ancang-ancang. Bila kondisi ini Alhamdulillah turun terus, berarti untuk biaya penanganan Covid-19 bisa dikurangi, kata Walikota Pekanbaru Firdaus.

Dia mengaku sejak pandemi Covid-19, pendapatan sudah hancur lebur, jadi APBD yang sudah disusun juga dinilai kosong. PAD Kota Pekanbaru belum bisa prediksi. Pemko masih berharap bisa lakukan penerimaan-penerimaan. Maka dari itu, Pemko saat ini melonggarkan ekonomi. Jika ekonomi bergerak, pajak akan masuk dan PAD juga bertambah.

Kita dapat saja 60 persen dari yang kemarin, sudah bagus. Rp2,6 triliun kemarin yang kita sahkan APBD. Kalau hari ini kita dapat 60 persen saja, sudah bagus. Yang kita sebutkan kemarin lebih dari Rp100 miliar, itu pada saat kita punya 100 persen. Sekarang saya belum tahu berapa bisa kita dapat. Kalau DKI cuma bisa 50 persen, terangnya.

Jika ekonomi tidak dilonggarkan, kata dia, masyarakat dan Pemko Pekanbaru sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Kalau kita ketat terus, ekonomi nggak bergerak, rakyat sengsara, Pemko juga nggak dapat apa-apa, jelasnya.

Masih banyak melanggar protokol kesehatan

Walau tingkat kesembuhan di Riau membaik namun Juru Bicara (Jubir) penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi menyebut bahwa masyarakat Riau masih banyak yang melanggar protokol kesehatan.

Masyarakat Riau masih banyak yang acuh dan seolah tidak mau tau dengan wabah covid-19 ini. Sebab itu kalau diliat masih banyak masyarakat Riau yang tidak menerapkan protokol kesehatan (melanggar), baik masyarakat di Kota Pekanbaru maupun yang di daerah masih belum kuat kedisiplinannya, terutama dalam penggunaan masker dan menjaga jarak, katanya.

Menurutnya, situasi pandemi sekarang, semua sangat penting dan wajib melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Selain dapat melindungi diri sendiri, juga dapat melindungi orang lain supaya tidak terkena virus. Masih banyak masyarakat kita yang tidak patuh memakai masker dan berkerumun, kalau diliat masih rendah kesadaran masyarakat kita dalam melaksanakan protokol kesehatan, ujarnya.

Selain itu, ia juga tidak bosan-bosannya untuk mengimbau dan mengingatkan seluruh masyarakat Riau untuk terus berhati-hati. Pasalnya, tidak ada sejarahnya pandemi itu hanya satu gelombang. Disebutkannya, saat ini total angka kematian karena covid-19 untuk Asia Tenggara kurang lebih 1.800 per hari termasuk di India. Sedangkan untuk Indonesia, angka kematian juga cukup tinggi, yakni mencapai 5 persen.

Dan data tersebut dari WHO langsung, makanya kita harus hati-hati, dan jangan berfikir dengan akan diterapkannya new normal serta angka kasus positif covid-19 Riaupun menurun, kita sudah terbebas dari corona. Justru malah sebaliknya, kedisiplinan dan kewaspadaan kita harus dua kali lipat ditingkatkan dari yang sebelumnya, jelasnya.

Kita jangan bersenang hati dulu atau bereuforia berlebihan terhadap angka-angka yang ada di Riau saat ini, karena itu tidak jaminan.

Dia menerangkan, beberapa provinsi tetangga Riau seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat sudah mencapai angka di atas 600 pasien positif Covid-19, sedangkan Sumatera Selatan sudah di atas angka seribu pasien positifnya. Jambi dan Riau itu dikepung, makanya kita harus berhati-hati kalau terjadi lonjakan, pemerintah provinsi sudah mempersiapkan, cuma bagaimana kepatuhan masyarakatnya, terangnya.

Kita tidak akan kembali ke sedia kala sebelum ditemukan vaksinnya. Jadi sebelum ditemukan vaksinnya kita akan tetap hidup seperti ini, memakai masker, sering cuci tangan, dan hindari kerumunan, pungkasnya. (surya dharma)

Tags : -,